Mi instan menjadi pilihan makanan favorit bagi mereka yang membutuhkan hidangan yang relatif murah dan praktis dalam pengolahannya. Berdasarkan jumlah konsumsi per tahun di 2024, Indonesia termasuk negara dengan konsumsi mi instan tertinggi.
Dilansir dari survei oleh World Instant Noodles Association 2024, Indonesia berada di urutan kedua dengan jumlah konsumsi mencapai 14.540 juta porsi di 2024.
Setiap negara mempunyai selera yang berbeda-beda untuk mi instan, mulai dari rasa, tekstur mi, hingga jenis kuah yang diminati. Berikut adalah gambaran singkat pola konsumsi mi instan di tiga negara dengan konsumsi tertinggi.
China dan Hong Kong
Di China, mi instan yang populer adalah yang menggunakan perasa dari kuah daging dan bubuk five-spice atau ngohiong. Masyarakat China juga lebih memilih untuk mengonsumsi mi instan dalam kemasan cup yang besar.
Lain halnya dengan masyarakat Hong Kong yang cenderung menyukai kuah sup yang kuat akan cita rasa seafood, seperti udang dan ikan. Bahkan South China Morning Post menyebut bahwa berbagai inovasi terbaru dilakukan untuk menyesuaikan cita rasa masyarakat Hong Kong, seperti rasa saus XO pedas dan daging five-spice.
Indonesia
World Instant Noodles Association menyebut bahwa jenis mi yang sangat disukai oleh konsumen Indonesia adalah mi goreng. Menurut survei yang dilakukan oleh Jakpat tahun 2023, terdapat tujuh merek mi instan yang paling populer, yaitu Indomie (86,5%), Mie Sedaap (59,1%), Mie Gaga 100 (34,5%), Mie Sukses’s (26,8%), Supermi (24,9%), Lemonilo (24,8%), dan Samyang (22,9%).
Di tengah banyaknya merek mi instan, Indomie tetap menjadi pilihan utama konsumen, bahkan mendapatkan penghargaan The Most Chosen Instant Noodle Brand in the World dari Kantar Brand Footprint Report Edisi 2024.
Adapun tujuh rasa Indomie yang paling disukai berdasarkan survei Jakpat yaitu mi goreng original (60,9%), ayam bawang (40,2%), kari ayam (38,9%), soto mie (38,0%), mi goreng rasa rendang (30%), ayam spesial (29,5%), dan soto spesial (23,5%).
Meskipun mi instan menawarkan cita rasa yang gurih dan kepraktisan, konsumsi mi instan berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Hal tersebut disampaikan oleh Ahli Gizi UM Surabaya Tri Kurniawati
“Konsumsi mi instan lebih dari dua bungkus dalam seminggu dikaitkan dengan tingginya peningkatan sindrom metabolik, terutama pada wanita,” tuturnya mengutip DetikJogja.
India
India menempati urutan ketiga dengan konsumsi mi instan terbanyak. Rasa yang paling favorit di negara anak benua ini adalah kari dan chicken tikka.
“Masyarakat India sangat menyukai rasa masala, yang mencakup lebih dari 90% industri ini,” kata COO Divisi Makanan ITC Kavita Chaturvedi mengutip Financial Express.
Konsumen mi instan di India saat ini lebih memilih inovasi rasa Asia versi India, yang mana sudah disesuaikan dengan lidah masyarakat lokal. Selain itu, saat ini masyarakat sudah sangat paham tentang kesehatan, sehingga cenderung lebih mencari pilihan makanan instan yang lebih sehat.
Popularitas mi instan yang tinggi menunjukkan bahwa makanan ini memberikan solusi yang praktis bagi masyarakat di seluruh dunia. Meskipun demikian, konsumsi mi instan yang berlebihan juga dapat menimbulkan risiko kesehatan, sehingga perlu dikonsumsi dengan bijak.
Baca Juga: Orang Indonesia Makan Mi Instan 1-6 Kali per Minggu
Penulis: Ni Komang Yuli Trihandani
Editor: Editor