Belakangan ramai karena sejumlah pabriknya dikabarkan tutup, industri manufaktur nyatanya cukup diandalkan dalam perekonomian Indonesia. Pada 2024, kontribusinya mencapai 18,98% terhadap PDB.
Hal ini menjadikan sektor manufaktur sebagai salah satu penyokong utama perekonomian Indonesia. Peningkatan jumlah produksi dan jumlah ekspor jadi daya kuatnya.
Pertumbuhan PDB sektor industri manufaktur sempat negatif pada masa Covid-19. Angkanya mencapai -2,93%. Kini, grafiknya mulai stagnan di angka 4,63% pada 2023.
PDB industri manufaktur pada 2021 menunjukkan peningkatan performa yang sangat signifikan. Angkanya dikembalikan hingga 3,39%, hampir menyamai pencapaian sebelum pandemi Covid-19.
Nilai Ekspor dan Investasi Industri Manufaktur
Pada 2023, industri pengolahan nonmigas menyumbang nilai ekspor hingga 72,24% dari total nilai ekspor nasional. Angkanya kemudian naik pada 2024, yaitu mencapai 74,25%. Kala itu, total nilai ekspor nasional mencapai US$264,70 miliar.
Selain itu, sektor ini juga berkontribusi hingga 39,84% terhadap total nilai investasi nasional pada 2023. Peningkatan juga terjadi pada 2024, di mana sektor ini berkontribusi 42,1% atau senilai Rp721,3 triliun. Angka tersebut membawa sektor ini sebagai sektor dengan sumbangsih investasi tertinggi.
Besarnya peran sektor ini terhadap perekonomian, cukup menarik perhatian investor. Indonesia juga dinilai memiliki "daya tarik" karena biaya produksi yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain.
Dosen Teknik Industri Universitas Airlangga (Unair), Rizky Astari Rahmania, dalam situs resmi Unair, menyampaikan bahwa dengan biaya tenaga kerja yang murah, investor global dapat memperoleh produk kemudian menjualnya kembali di Indonesia dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Selain itu, kelonggaran regulasi di Indonesia juga berpengaruh pada banyaknya investor global. Birokrasi yang mudah menjadi nilai tambah.
Menurut Rizky, pemerintah harus melindungi sektor ini lebih kuat dan mengencangkan regulasinya.
Sektor Lainnya Juga Dulang Kekuatan Ekonomi Indonesia
Selain industri pengolahan atau manufaktur, sektor perdagangan besar dan eceran juga mencatat pertumbuhan cukup tinggi pada 2024, yaitu hingga 4,8% dibandingkan tahun 2023. Konsumsi domestik mengalami peningkatan, dibarengi dengan daya beli masyarakat yang cukup kuat.
Kementerian Keuangan juga mencatat, sektor informasi dan komunikasi tumbuh hingga 9,3%. Digitalisasi dan penetrasi internet yang makin luas mendorong sektor ini. Selain itu, sektor pengeluaran dan konsumsi juga memberi dukungan kuat ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Sejumlah Pabrik Manufaktur Tutup di Paruh I 2025, 12 Ribu Pekerja Ter-PHK
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor