Salah satu wilayah di Bali yang secara administratif berupa kecamatan namun populer disebut kota bagi media asing, Ubud, masuk daftar dengan menempati peringkat ke-2.
Pengukuran yang digunakan dalam riset ini adalah perhitungan terhadap restoran vegan per kapita. The Vegan World mengumpulkan data jumlah restoran vegan yang terdaftar dalam Happycow per 100.000 penduduk di kota tersebut.
Ubud menjadi salah satu kota paling ramah vegan di dunia dengan 19 restoran vegan per 100.000 penduduk. Ubud sendiri merupakan kota kecil yang hanya memiliki kurang dari 50.000 penduduk.
Sudah sangat familiar bahwa Ubud merupakan salah satu kawasan tujuan wisata populer di Bali. Selama puluhan tahun, kawasan Ubud dan sekitarnya telah mengangkat citra Bali di dunia pariwisata internasional melalui keindahan alam dan ragam budaya unik, tanpa terkecuali kulinernya.
Destinasi wisata yang terletak di Kabupaten Gianyar itu selama ini dikenal sebagai pusat kegiatan bagi para turis dan nomad digital. Menurut The Vegan Word, lokasinya yang berada di surga tropis Bali membuat buah-buahan tropis melimpah ruah di wilayah itu, dan orang-orang dapat menemukan restoran ramah vegan yang beragam.
The Vegan Word juga merekomendasikan para vegan untuk tinggal di Being Sattvaa, sebuah resort retret khusus kaum vegetarian di Ubud. Resort ini cukup populer bagi kaum vegetarian terutama dari kalangan turis asing.
Adapun beberapa restoran vegan yang terkenal di Ubud di antaranya Seeds of Life Vegan Restaurant yang terletak di Jalan Gautama No.2, Ubud, Bali. Kemudian ada Sayuri Healing Food dengan ragam pilihan menu seperti Big Boy Breaky, Breakfast Burrito, Bread & “Butter” Breaky, dan Vegan Omelette.
Adapun peringkat pertama kota paling ramah vegan sedunia adalah Chiang Mai, Thailand. Berdasarkan penelusuran The Vegan Word, terdapat 30 restoran khusus vegan di Chiang Mai berbanding 100 ribu penduduk. Kemudian di peringkat ketiga adalah Phuket, Thailand, dengan jumlah restoran vegan sebanyak 13 restoran berbanding 100 ribu penduduk.
Ubud Vegan Festival
Ubud semakin bersolek seiring dengan membajirnya kunjungan turis baik lokal maupun mancanegara. Kini Ubud yang tadinya tenang, asri, dan sederhana berubah menjadi kawasan yang sibuk dengan segala pernak-pernik pariwisata.
Sebagai salah satu kota yang dilabeli ramah vegan, beberapa event yang berkaitan dengan wisata digelar di Ubud, salah satunya Ubud Vegan Festival yang rutin digelar tiap tahun sejak 2016.
Tahun ini (2021), Ubud Vegan Festival digelar dalam rangka memperingati hari vegan yang jatuh pada tanggal 1 November. Festival tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Giri Adnyani Jumat (29/10/2021).
Festival ini digelar untuk mengembangkan Wellness (mendapatkan hasil kesehatan fisik dan mental yang lebih baik) sebagai wisata alternatif pasca-pandemi Covid-19. Sebagaimana diketahui, Bali memiliki potensi sebagai wisata Wellness karena pasar yang diniliai cukup meyakinkan.
Alam Bali pun menyediakan semua yang dibutuhkan untuk program Wellness dan terutama bagi penggemar makanan vegan yang sekarang banyak menjadi pilihan masyarakat dunia.
Tujuan lain dari pelaksaan festival ini sebagai bentuk upaya untuk lebih mengenalkan Ubud sebagai destinasi aman, nyaman dan sehat untuk dikunjungan wisatawan.
Dalam pelaksaannya, Ubud Vegan Festival 2021 ini melibatkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang turut ambil bagian di bazar kuliner. Bazar tersebut menampilkan ragam produk makanan berbahan sayur dan buah-buahan yang tentunya lebih sehat.
Selain itu, Ubud Vegan Festival 2021 kembali mengenalkan dan memasyarakatkan yoga di tengah-tengah masyarakat. Hal ini mengingat yoga adalah salah satu kegiatan yang sangat positif dan dinilai efektif untuk menjaga kesehatan fisik dan mental di tengah pandemi covid 19.
Ubud Vegan Festival 2021 yang digelar mulai 29 Oktober hingga 1 November sukses menyita perhatian wisatawan, baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Dengan diadakannya festival ini, maka semakin mengukuhkan Ubud sebagai salah satu kiblat vegan dunia.
Penulis: Iip M Aditiya