Pemerintah berencana menambah pembangkit listrik di Indonesia hingga 100 GW. Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi hingga US$235 miliar. Dari target tersebut, 75% pembangkit di antaranya bersumber dari energi baru terbarukan.
Proyek ini rencananya dikembangkan hingga 15 tahun mendatang. Selain energi terbarukan, terdapat rencana membangun 5 GW Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Ada pula pembangkit listrik yang berasal dari gas.
“Sampai 2040 kita akan membangun tambahan 75 Giga Watt (GW) listrik berbasis energi terbarukan, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), geotermal, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Ditambah, 5 GW energi nuklir dan 70.000 km sirkuit jaringan transmisi,” ujar Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, (13/11), dilansir dari CNBC.
Sementara itu, dalam data PLN, kapasitas pembangkit listrik yang sudah terpasang di Indonesia mencapai 72.976,30 Mega Watt (MW) pada akhir 2023.
Sepanjang 2023, PLN telah mengadakan 41 gardu induk dengan kapasitas hingga 5.660 Mega Volt Ampere (MVA). Totalnya, gardu induk dengan 166.727 MVA telah beroperasi.
Catatan Badan Pusat Statistik menunjukkan adanya peningkatan kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia. Semula, baru ada 66.514,31 MW kapasitas terpasang pada 2022, kemudian meningkat hingga mencapai 73.343,76 MW pada 2023, sedikit meningkat dari catatan akhir PLN.
Seberapa Besar Energi Listrik yang Dibutuhkan Masyarakat?
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat kenaikan konsumsi listrik per kapita. Konsumsi listrik terus mengalami peningkatan setidaknya sejak 2017. Pada 2023 lalu, realisasi konsumsi listrik tiap orang mencapai 1.285 kWh/kapita.
Angka tersebut menunjukkan kenaikan dari 2022 yang mencapai 1.173 kWh. Pada tahun ini, konsumsi listrik Indonesia ditargetkan mencapai 1.408 kWh.
Pembangkit Listrik Energi Terbarukan di Indonesia
Pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan sudah dikembangkan di Indonesia. Salah satu yang “ikonik” adalah PLTS Cirata di Jawa Barat yang mendapat predikat sebagai PLTS terbesar di Asia Tenggara.
Setidaknya terdapat 340 panel surya pada lahan seluas kurang lebih 200 hektare yang dapat menghasilkan 192 Mega Watt peak.
Pembangkit listrik energi terbarukan lainnya di Jawa Barat adalah PLTA Saguling. PLTA ini mampu mengeluarkan kapasitas listrik hingga 700 MW. Setiap tahun, PLTA ini dapat menghasilkan 2.156 GWh.
Pembangkit listrik dengan tenaga surya lainnya terdapat di Likupang, Sulawesi Utara. PLTS Likupang berperan besar dalam menyuplai listrik PLN Sulutgo (Sulawesi Utara-Gorontalo).
Kemudian, ada pula pembangkit listrik tenaga angin di PLTB Sidrap, Sulawesi Selatan. Dilansir dari situs resmi Yayasan Indonesia Cerah, PLTB Sidrap dapat menghasilkan kapasitas listrik sebesar 75 MW. Menjadi salah satu pembangkit listrik terbesar di Indonesia, PLTB Sidrap mampu mengalirkan listrik kepada 70.000 pelanggan dengan daya 900 Volt Ampere.
Baca Juga: Indonesia Ekspor Listrik EBT ke Singapura Mulai 2028, Potensi Investasi Rp775 Triliun
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor