Satelit merupakan benda langit atau alat buatan manusia yang mengorbit planet atau bintang lain yang jauh lebih besar. Selain itu, satelit juga memiliki periode revolusi dan rotasi sendiri. Satelit terbagi menjadi dua macam, yakni satelit alami dan satelit buatan.
Satelit buatan difungsikan untuk berbagai keperluan umat manusia di bumi, mulai dari kepentingan penelitian, militer, navigasi, hingga komunikasi. Satelit melayani fungsi vital bagi umat manusia dan merupakan bagian integral dari fungsi masyarakat modern. Setiap tahunnya, banyak satelit baru yang diluncurkan untuk mengorbit bumi.
Berdasarkan laman Statista, terdapat sekitar 5.500 satelit aktif yang terdaftar per Mei 2022. Adapun, satelit komersil menyumbang jumlah terbanyak mencapai 4.047 satelit. Disusul oleh 527 satelit pemerintah, 424 satelit militer, dan 306 satelit dengan ragam kegunaan. Sedangkan, satelit yang digunakan untuk sipil menyumbang angka paling sedikit, yakni 152 satelit.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) tercatat sebagai negara dengan jumlah satelit buatan terbanyak menurut data Statista dengan 3.415 satelit per Mei 2022. Satelit pertama yang dibuat oleh Amerika Serikat adalah Explorer 1 yang diluncurkan pada 31 Januari 1958.
China berada di peringkat kedua dengan jumlah 535 satelit pada periode yang sama. Selanjutnya, ada Inggris dengan 486 satelit dan multinasional dengan 180 satelit. Rusia menyusul dengan jumlah mencapai 170 satelit. Diikuti oleh Jepang, India, dan Kanada dengan jumlah masing-masing 88, 59, dan 56 satelit.
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Mengutip situs pelacak satelit N2YO, Indonesia memiliki 18 satelit yang mengorbit bumi per 8 Mei 2023. Palapa menjadi satelit pertama Indonesia yang diluncurkan pada 9 Juli 1976 untuk meningkatkan sistem komunikasi, seperti telegram, telepon, dan televisi.
Sementara, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) memastikan bahwa Satelit Republik Indonesia (Satria) telah memasuki tahap finalisasi dan bakal diluncurkan pada Juni 2023. Adapun, nilai kontrak konstruksi satelit Satria atau Proyek Satelit Nusantara Tiga diproyeksi mencapai US$550 juta atau sekitar Rp8 triliun.
Melansir Bisnis.com, Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Andorra, Monaco, dan UNESCO, Mohamed Oemar menjelaskan bahwa satelit tersebut adalah program prioritas nasional untuk memberikan layanan internet terbaik bagi masyarakat Indonesia. Keberadaan satelit ini nantinya akan melengkapi jaringan internet nasional.
“Saya percaya ini momen bersejarah karena kita menyiapkan infrastruktur masa depan bagi seluruh rakyat Indonesia secara merata di seluruh pelosok negeri,” kata Oemar dalam siaran pers, Senin (8/5).
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya