Ragam Tujuan Publik RI Pakai AI: Bantu Tugas Sekolah hingga Curhat

Selain untuk membantu pekerjaan, AI juga banyak dimanfaatkan sebagai teman curhat.

Ragam Tujuan Publik RI Pakai AI: Bantu Tugas Sekolah hingga Curhat Ilustrasi AI | Matheus Bertelli/Pexels
Ukuran Fon:

Tingkat kepercayaan publik Indonesia terhadap kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) semakin meningkat. Kini, AI tidak hanya digunakan untuk membantu pekerjaan dan tugas sehari-hari, melainkan juga dimanfaatkan sebagai teman curhat dan berbagi kisah.

Survei dari Snapcart menyebutkan bahwa sebanyak 43% responden Indonesia mengaku sering menggunakan AI, tertinggi dari kalangan Gen Z usia 13 sampai 28 tahun. Sementara itu, hanya 41% responden yang mengaku jarang namun pernah menggunakan AI, dan 16% responden ternyata tidak pernah memanfaatkan bantuan kecerdasan artifisial ini, menggambarkan hanya segelintir populasi yang belum tersentuh kecerdasan buatan. Adapun Gen X jadi kelompok tertinggi yang tidak pernah menggunakan AI, mencapai 33% responden.

Banyak Dipakai Curhat

Selain untuk membantu pekerjaan, AI juga banyak dimanfaatkan sebagai teman curhat | GoodStats
Selain untuk membantu pekerjaan, AI juga banyak dimanfaatkan sebagai teman curhat | GoodStats

Survei Snapcart juga menyebutkan bahwa mayoritas responden menggunakan AI untuk keperluan pekerjaan, seperti untuk membantu menyelesaikan tugas sekolah atau kampus (43%), untuk mencari data (26%), dan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan yang rumit (14%). Ada pula 9% responden yang memanfaatkan AI untuk hiburan.

Menariknya, sebanyak 6% responden menggunakan AI untuk teman bicara dan berbagi perasaan. Hal ini menunjukkan semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap AI. AI semakin dipandang sebagai sahabat, bukan lagi semata tools untuk menyelesaikan pekerjaan. Tak jarang, banyak warganet membagikan pengalamannya mengobrol dengan AI dan berakhir dengan motivasi baru karena saran-saran dan pengertian yang disampaikan kecerdasan buatan tersebut. Mereka juga bahkan mengaku lebih suka curhat dengan AI ketimbang manusia sungguhan.

Bahkan, dari responden yang menggunakan AI sebagai teman curhat, 58% mengaku pernah mempertimbangkan untuk menggantikan peran psikolog dengan AI. “Profesionalitas” AI dalam menangani curhatan yang masuk dibalas dengan respons yang tepat membuatnya lebih digemari ketimbang psikolog. Tidak hanya itu, AI juga bisa diakses dengan luas dan gratis, siapa pun dapat memanfaatkan kemajuan teknologi satu ini. Meski begitu, ada 42% responden yang hanya menganggap AI sebagai sahabat untuk curhat.

Perkembangan ini menunjukkan integrasi pemakaian AI yang semakin lekat dengan kehidupan manusia, baik dari segi profesionalitas maupun dalam kehidupan privasi.

Adapun survei Snapcart ini dilakukan secara daring pada April 2025, melibatkan 3.611 responden yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Ini Dia Situs AI Terpopuler 2025

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

10 Negara dengan Upah Minimum Terendah di Dunia, Ada Indonesia?

Dengan komitmen yang kuat dan kebijakan yang tepat sasaran, Indonesia memiliki peluang untuk keluar dari daftar negara dengan upah minimum terendah.

70% Publik Masih Belum Tahu Pemerintah Bahas RUU KUHAP

Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan survei terkait RUU KUHAP, 70,3% publik yang mengaku tidak mengetahui mengenai proses revisi tersebut.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook