Perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di sektor keuangan. Industri finansial yang dulunya bergantung pada sistem tradisional kini mengalami transformasi pesat berkat hadirnya teknologi finansial atau biasa dikenal sebagai fintech.
Dengan memanfaatkan teknologi, fintech mampu memberikan layanan yang lebih cepat, efisien, dan inklusif, sehingga semakin banyak orang dapat mengakses layanan keuangan tanpa harus bergantung pada institusi keuangan konvensional.
Industri fintech sering kali membutuhkan berbagai jenis teknologi untuk mendukung operasional dan inovasinya. Setiap teknologi ini memiliki peran penting dalam memastikan bahwa layanan keuangan digital dapat berjalan dengan aman, efisien, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Data dari survei Annual Members Survey (AMS) 2024 yang dilakukan oleh Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) mengungkapkan bahwa industri fintech membutuhkan berbagai teknologi untuk mendukung operasionalnya.
Dari survei yang dilakukan pada 16 April hingga 10 Mei 2024 dengan melibatkan 131 anggota Aftech, terlihat bahwa e-KYC (electronic Know Your Customer) menjadi teknologi yang paling dibutuhkan, dengan 64,1% pelaku industri mengandalkannya.
Hal ini menunjukkan bahwa verifikasi identitas digital menjadi aspek krusial dalam layanan fintech, terutama untuk memastikan keamanan transaksi dan mematuhi regulasi anti-pencucian uang (AML) serta pencegahan pendanaan terorisme (CFT).
Selain e-KYC, infrastruktur cloud juga menjadi kebutuhan utama dengan 60,3% responden menyatakan bahwa teknologi ini penting bagi operasional mereka. Cloud computing memungkinkan penyimpanan dan pengolahan data dalam skala besar secara efisien, sehingga perusahaan fintech dapat meningkatkan skalabilitas layanan mereka tanpa harus mengandalkan server fisik yang mahal dan kurang fleksibel.
Selain itu, big data (48,9%) juga menjadi teknologi yang sangat dibutuhkan, mengingat fintech mengelola data dalam jumlah besar untuk menganalisis perilaku pengguna, meningkatkan personalisasi layanan, serta mendeteksi potensi risiko keuangan.
Kemudahan transaksi menjadi faktor utama dalam adopsi teknologi payment gateway (44,3%) dan tanda tangan elektronik (42,8%), yang memfasilitasi proses pembayaran dan validasi dokumen secara digital.
Dengan adanya payment gateway, transaksi dapat dilakukan lebih cepat dan aman, sementara tanda tangan elektronik memastikan keabsahan dokumen tanpa perlu pertemuan tatap muka.
Selain itu, sistem berbasis AI (39,7%) juga mulai banyak digunakan untuk meningkatkan efisiensi layanan, seperti dalam mendeteksi fraud, memberikan rekomendasi investasi, serta mengotomatisasi layanan pelanggan melalui chatbot cerdas.
Dari sisi keamanan dan pengelolaan data, teknologi penyimpanan data (28,2%) dan biometrik (26%) juga menjadi perhatian utama.
Penyimpanan data yang aman sangat penting untuk menjaga privasi dan integritas informasi pelanggan, sementara biometrik seperti sidik jari atau pengenalan wajah semakin banyak digunakan dalam proses autentikasi untuk meningkatkan keamanan akun pengguna.
Selain itu, kode QR (19,1%) dan layanan berbasis lokasi (15,3%) semakin populer dalam mendukung transaksi digital, terutama dalam ekosistem pembayaran nontunai yang semakin berkembang.
Teknologi lainnya seperti O2O (Online-to-Offline) dan IoT (Internet of Things) masing-masing dibutuhkan oleh 9,2% pelaku industri, yang menunjukkan bahwa integrasi antara dunia digital dan fisik masih memiliki peran dalam industri fintech.
Sementara itu, blockchain (7,6%) meskipun belum menjadi kebutuhan utama, tetap dianggap penting terutama untuk meningkatkan transparansi dan keamanan transaksi digital. Adopsi teknologi ini masih berkembang, terutama dalam pengembangan kontrak pintar (smart contract) dan transaksi lintas negara.
Secara keseluruhan, data ini mencerminkan bagaimana perkembangan teknologi memainkan peran penting dalam industri fintech, dengan berbagai inovasi yang terus diadopsi untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kemudahan akses layanan keuangan bagi masyarakat.
Dengan meningkatnya permintaan terhadap teknologi-teknologi ini, dapat dipastikan bahwa transformasi digital di sektor keuangan akan terus berkembang pesat di masa depan.
Baca Juga: Melihat Peluang dan Tantangan Fintech Untuk Capai Pemerataan di Indonesia
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor