Selama beberapa dekade, Victoria’s Secret dikenal sebagai ikon industri mode dengan peragaan busana tahunan yang menarik perhatian global. Dikenal dengan model “Angels” yang berwajah sempurna dan bertubuh langsing, merek ini pernah menjadi simbol standar kecantikan ideal.
Namun, seiring dengan berkembangnya tuntutan konsumen terhadap keragaman dan inklusivitas, citra tersebut dianggap terlalu sempit dan kurang mewakili keragaman kecantikan yang ada di dunia nyata. Kini, melalui kampanye inklusivitas dan kembalinya peragaan busana Victoria’s Secret Fashion Show 2024, merek ini berupaya mengubah citra dan kembali relevan dengan audiens masa kini.
Masa Kejayaan Victoria’s Secret
Menurut Fashionista, Victoria’s Secret berada di puncak kejayaannya dengan pangsa pasar yang dominan dan peragaan busana tahunan yang menjadi acara fesyen terpopuler pada era 1990-an hingga 2000-an. Acara ini disiarkan di televisi dan menarik jutaan pemirsa di seluruh dunia. Pada puncaknya, Victoria's Secret memiliki ribuan toko di seluruh dunia dan memegang pangsa pasar terbesar di sektor pakaian dalam di Amerika Serikat.
Para "Angels" seperti Gisele Bündchen, Heidi Klum, dan Adriana Lima menghidupkan citra kecantikan ikonik yang sangat digemari publik. Namun, seiring waktu, masyarakat mulai mempertanyakan relevansi standar kecantikan yang sempit ini di tengah tuntutan sosial untuk representasi yang lebih beragam.
Victoria’s Secret mulai menghadapi tantangan besar ketika konsumen semakin mengutamakan nilai-nilai inklusivitas dan representasi dalam dunia mode. Pada periode 2016 hingga 2020, penjualan Victoria's Secret menurun hingga 30% dan perusahaan terpaksa menutup banyak tokonya.
Entertainment Weekly menyatakan bahwa pada tahun 2018, peragaan busana tahunan mereka memperoleh rating terendah sepanjang masa. Dengan jumlah penonton sebanyak 3,3 juta orang pada acara tahun 2018 (dibandingkan dengan 5 juta orang pada tahun lalu), acara tersebut akhirnya dihentikan pada tahun 2019.
Penurunan pangsa pasar menunjukkan bahwa konsumen kini lebih tertarik pada merek-merek yang menampilkan berbagai ukuran tubuh dan ketidaksempurnaan alami dalam kampanye mereka.
Kritik terhadap standar kecantikan sempit Victoria’s Secret juga mengemuka, salah satunya karena tekanan sosial yang dianggap dapat mempengaruhi kesehatan mental, terutama bagi generasi muda yang mengidolakan model-model dengan bentuk tubuh ideal.
Kebangkitan dengan Kampanye "VS Collective" dan Victoria’s Secret Fashion Show 2024
Dalam menghadapi tekanan ini, pada 2021 Victoria's Secret luncurkan kampanye "VS Collective," sebuah inisiatif yang menampilkan tokoh inspiratif dari berbagai latar belakang: atlet, aktivis, dan figur publik dengan berbagai ukuran tubuh, usia, dan etnis. Kampanye ini bertujuan untuk merayakan keberagaman dan memperluas definisi kecantikan.
“Manekin dengan berbagai bentuk dan ukuran akan dipajang di seluruh toko, pencahayaan yang lebih terang, serta dinding berwarna merah muda pucat dipilih untuk menciptakan ruang yang terasa lebih mengundang bagi wanita untuk dimasuki” ujar Raul Martinez selaku Direktur Kreatif Victoria’s Secret pada Minggu (18/07/2021), mengutip New York Post.
Toko-toko Victoria's Secret kini menampilkan manekin dalam berbagai ukuran tubuh dan menciptakan pengalaman berbelanja yang lebih inklusif bagi semua pelanggan. Tidak hanya sebagai strategi pemasaran, langkah ini juga merupakan komitmen merek untuk menanggapi tuntutan zaman dan meningkatkan relevansi di mata konsumen.
Saat ini, Victoria’s Secret Fashion Show kembali hadir pada 2024 dengan pendekatan yang berbeda. Acara yang dulu terkenal dengan kemewahan dan glamor para "Angels" kini menghadirkan beragam model dari berbagai latar belakang, bentuk tubuh, usia, dan etnis. Fokus acara ini tidak hanya pada penampilan, tetapi juga pada cerita pribadi para model yang mencerminkan perjalanan hidup dan keunikan individu mereka.
Peragaan busana tahun ini mengirimkan pesan bahwa kecantikan tidak terbatas pada satu tipe tubuh atau warna kulit. Melalui acara ini, Victoria’s Secret berusaha menunjukkan komitmennya dalam meredefinisikan kecantikan dan memperkuat pesan bahwa setiap wanita layak merasa cantik dan percaya diri.
Dampak Kampanye Inklusivitas Terhadap Pemulihan Merek
Kampanye "VS Collective" dan kembalinya peragaan busana tahunan yang inklusif ini mendapat sambutan positif dari publik dan berhasil meningkatkan engagement di media sosial. Victoria's Secret Fashion Show 2024 memiliki waktu tayang sekitar dua jam dan tercatat memiliki 2,67 juta Peak Viewers (PV).
Saluran resmi di YouTube menyumbang 2,13 juta PV untuk angka ini, membuatnya berada di antara lima siaran terpopuler tahun ini dari seluruh platform dan di posisi nomor satu di antara streaming hiburan di platform merah tersebut.
Banyak konsumen merasa lebih terhubung dengan merek ini, yang kini lebih inklusif dan mendukung keberagaman. Meskipun data finansial jangka panjang dari perubahan ini belum sepenuhnya terlihat, respons positif yang diterima menunjukkan potensi besar dalam mengembalikan kepercayaan dan loyalitas konsumen.
Baca juga: Menggali Perusahaan Fashion dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Dunia 2023
Penulis: Rowena Sofia Z
Editor: Editor