Pada 17 September lalu, perusahaan produsen wadah penyimpanan makanan dan minuman ternama Tupperware, mengajukan perlindungan kebangkrutan. Perusahaan asal Amerika Serikat itu telah berdiri selama 78 tahun dan diandalkan oleh banyak generasi.
Kondisi keuangan perusahaan menjadi salah satu faktor yang menyudutkan Tupperware Brands Corporation. Penjualan kian menurun sejak Pandemi Covid-19. Kemunculan ragam merek kompetitor yang dinilai lebih canggih dan praktis berkontribusi terhadap penurunan pamor Tupperware.
Tupperware terlilit utang hingga US$700 juta atau setara dengan Rp10,7 triliun. Peningkatan permintaan saat Pandemi Covid-19 hanya berlangsung sementara. Setelahnya, Tupperware kesulitan menyeimbangkan aset dengan kebutuhan biaya produksi yang terus meningkat.
Pamor Tupperware di Indonesia
Tupperware berdiri pada 1946 di Massachusetts, Amerika Serikat. Merek ini mulai masuk ke Indonesia pada 1991 melalui distributor di Jakarta.
Laporan Top Brand Indonesia masih menempatkan Tupperware sebagai merek botol minum atau tumbler teratas selama beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, skor indeksnya cenderung menurun.
Untuk kategori plastic container makanan, Tupperware juga masih masuk ke dalam top 3 brand. Namun, situasinya serupa, performanya terus menurun.
Dalam laporan tersebut, Lion Star terlihat berpotensi menyalip posisi Tupperware. Lion Star merupakan produk dari PT Cahaya Perdana Plastics yang berdiri pada 1972 di Jakarta Utara. Merek ini telah diekspor ke berbagai negara.
Claris juga berasal dari perusahaan Indonesia. Claris hadir sejak 1996 dan menjadi salah satu perusahaan dengan standar internasional.
Sementara itu, merek Lock & Lock berasal dari Korea Selatan. Berdiri pada 1978, merk ini menawarkan produk dengan kualitas anti bocor, tahan suhu tinggi, dan tahan udara.
Penjualan Global Tupperware
Penjualan Tupperware secara global menurun setidaknya sejak 2017. Pada Kuartal IV 2017, Tupperware mencatat penurunan penjualan sebesar 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun 2018, penurunan penjualan semakin signifikan, yaitu mencapai 14%. Penjualan bersih hanya mencapai US$505,9 juta.
Memasuki 2019, Tupperware masih mengalami penurunan penjualan hingga 13%. Barulah saat pandemi Covid-19, tren penggunaan container makanan dan minuman meningkat sehingga berdampak positif pada perusahaan.
Penjualan Tupperware meningkat hingga 17% pada 2020. Akan tetapi, situasi kembali memburuk pada 2021. Di Kuartal IV 2021, penjualan Tupperware hanya mencapai US$394,9 juta, turun 12% dari tahun sebelumnya.
Dalam laporan triwulan Tupperware, data terakhir menunjukkan bahwa penjualan pada Kuartal IV 2022 kembali menurun ke angka US$313,7 juta.
Baca Juga: Brand-brand Lokal yang Go Internasional
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor