Idul Fitri dan mudik bisa dibilang merupakan dua hal yang tidak bisa terpisahkan. Selesai berpuasa selama satu bulan, umat Muslim di seluruh dunia merayakan hari raya Idul Fitri, hari yang disebut sebagai ‘hari kemenangan’.
Untuk bisa bertemu keluarga di hari raya tersebut, masyarakat Indonesia berbondong-bondong pulang ke kampung halamannya yang biasa disebut sebagai tradisi mudik.
Rupanya, terdapat perbedaan tradisi Idul Fitri dan mudik dari masing-masing negara ASEAN. Bagaimana perayaan dari masing-masing negara tersebut?
1. Indonesia
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, perayaan Idul Fitri dan mudik di Indonesia merupakan hari yang dinanti-nanti. Di tahun 2024, pemerintah menyediakan kurang lebih 10 hari cuti bersama untuk merayakan Lebaran.
Umumnya, masyarakat Indonesia akan melakukan mudik jauh-jauh hari sebelum hari raya Idul Fitri. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan dan berniat untuk sampai di kampung halaman sebelum hari raya.
Banyak tradisi dari masing-masing daerah yang dilakukan pada saat Idul Fitri. Namun secara garis besar, pemeluk Muslim di Indonesia akan melaksanakan shalat Ied terlebih dahulu. Selepas itu, diadakan tradisi bermaaf-maafan antar anggota keluarga. Hari raya lantas ditutup dengan menyantap makanan khas Idul Fitri, seperti ketupat, opor, sambal goreng kentang dan rendang.
2. Malaysia
Sama seperti Indonesia, Negeri Jiran ini juga mempunyai tradisi mudik. Umumnya di Malaysia, mudik kerap disebut sebagai “balik kampung”. Untuk menyambut Idul Fitri, masyarakat Malaysia mengunjungi sanak keluarga di daerah asalnya serta mengunjungi makam keluarga.
Uniknya, pemerintah Malaysia memberikan sejumlah keringanan untuk pemudik di hari raya, khususnya pemudik yang menggunakan jalur darat atau mobil. Perdana Menteri Anwar Ibrahim memberlakukan pembebasan biaya tol selama empat hari jelang tradisi mudik di Idul Fitri. Kebijakan yang berlaku di tahun 2023 ini bertujuan untuk meringkankan beban perekonomian serta memperlancar arus lalu lintas.
Tidak hanya itu, terdapat pula ‘diskon’ denda khusus yang diberlakukan untuk pelanggar lalu lintas. PM Anwar Ibrahim memberlakukan ini berdasarkan ketentuan pada tahun 2022 dan sebelumnya, di mana denda akan dikurangi menjadi RM50.
3. Singapura
Warga negara Indonesia (WNI) dan Malaysia yang menetap di Singapura turut melakukan tradisi mudik. Saat masa mudik, ribuan WNI mudik dengan kapal feri tujuan Batam atau menggunakan pesawat menuju daerah masing-masing. Sementara itu, warga Malaysia yang tinggal di Singapura umumnya menaiki transportasi darat dan menyebrangi perbatasan Johor Baru untuk bisa pulang ke daerah tujuan.
Rupanya, perayaan mudik dan Idul Fitri di Singapura tidak jauh berbeda dengan Indonesia dan Malaysia. Usai shalat Ied, penganut Muslim di Singapura akan mengunjungi rumah orang tua serta kerabat untuk bermaafan.
Masakan tradisional khas juga disajikan untuk merayakan Idul Fitri dan mudik. Masyarakat di Singapura akan mengadakan open house (mengundang orang lain untuk mengunjungi rumah) dan menyediakan hidangan seperti ketupat, rendang, lemang, dan kue lebaran (kuih raya). Selain itu, mereka juga akan memberikan uang kepada anak-anak.
4. Vietnam
Meski jumlah penganut Muslim di Vietnam sedikit, pemerintah tetap mengakomodasi kebutuhan libur hari raya dengan sangat hormat. Seluruh umat Muslim di Vietnam berhak untuk merayakan Idul Fitri, termasuk WNI yang sedang menetap di Vietnam.
Meski pemerintah Vietnam memperbolehkan perayaan Idul Fitri, akan sulit bagi warga Muslim untuk mendapatkan cuti hari raya atau mudik. Pasalnya, tidak ada libur panjang di Vietnam saat Idul Fitri dan mudik. Libur panjang biasanya diberikan pada saat perayaan Tahun Baru Imlek atau Hari Raya Tet (Tahun Baru Vietnam).
5. Thailand
Sama seperti Vietnam, penganut Muslim di Thailand adalah minoritas sehingga tidak banyak yang merayakan hari kemenangan pada saat Idul Fitri.
Hal ini terlihat dari suasana Bangkok, ibu kota Thailand yang tidak semeriah negara-negara Asia Tenggara lainnya pada saat Idul Fitri. Saat hari raya, tidak ada takbir yang berkumandang dan hanya ada pesta sederhana setelah salat Idul Fitri. Salat Idul Fitri umumnya dilaksanakan di Masjid The Foundation of the Islamic Centre of Thailand yang terletak di Suanluang, Bangkok.
Apabila perayaan Idul Fitri di Indonesia dirayakan pada hari-H, rupanya umat Muslim di Thailand tidak seperti itu. Mereka merayakannya pada hari ketujuh setelah Idul Fitri yang disebut Rayo 6. Tradisi ini merupakan perayaan setelah berpuasa selama enam hari di bulan Syawal (bulan ke-10 kalender Islam). Pada perayaan ini, umat Muslim Thailand menyantap ketupat dan kari ayam serta mengunjungi makam keluarga.
Penulis: Almas Taqiyya
Editor: Iip M Aditiya