Kasus pinjaman online (pinjol) ilegal yang semakin merajalela, menuntut masyarakat untuk semakin melek terhadap literasi keuangan. Namun, ternyata perencanaan keuangan yang dilakukan oleh millenial dan gen Z sangat berbeda.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal atau Satgas PASTI telah menghentikan sebanyak 10.980 entitas keuangan ilegal, yang terdiri atas 1.459 entitas investasi ilegal, 9.180 entitas pinjaman online ilegal, dan 251 entitas gadai ilegal sejak tahun 2017 hingga 31 Juli 2024.
Tingginya modus kejahatan keuangan ini disebabkan oleh kurangnya literasi keuangan masyarakat, ditambah promosi yang gencar dilakukan oleh para influencer melalui media sosial mereka, terkesan makin menggiurkan bagi pengikutnya. Fenomena ini menyebabkan generasi muda semakin sulit dalam menata dan menjalankan masa depannya.
“Pinjol ilegal membuat generasi muda tidak bisa mengelola keuangannya, kemudian sulit hidupnya karena sudah masuk ke dalam catatan-catatan integritas keuangan yang akan menyulitkan masa depan mereka,” ujar Anggota Dewan Komisioner OJK, Friderica Widyasari Dewi, dikutip dari Metro TV.
Saat ini, milenial dan gen Z merupakan dua kelompok usia yang sedang mendominasi kehidupan sosial. Milenial adalah masyarakat yang lahir pada rentang tahun 1981-1996, sedangkan gen Z lahir pada tahun 1997-2012.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) RI, gen Z saat ini mendominasi dengan jumlah 27,94% populasi kependudukan di Indonesia, diikuti dengan milenial dengan 25,87%.
Ironisnya, selain kasus pinjol yang semakin marak, tantangan keuangan di era digital ini juga semakin meningkat. Biaya hidup yang semakin meningkat tidak sejalan dengan peningkatan upah, tentu menambah keresahan masyarakat, terutama generasi milenial dan gen Z yang sedang menata kehidupannya.
Menanggapi tantangan keuangan yang ada, milenial dan gen Z pun sudah mulai melakukan perencanaan keuangan dan menabung. Berdasarkan laporan Indonesia Millennial and Gen Z Report 2025 oleh IDN Research Institute, terdapat perbedaan dari tujuan menabung dan perencanaan keuangan yang dilakukan oleh kedua generasi ini.
Perencanaan Keuangan Versi Milenial
Menurut laporan tersebut, tujuan generasi milenial dalam menabung dan merencanakan keuangannya, yaitu untuk pendidikan anak (47%), dana darurat (27%), pensiun yang nyaman (11%), membeli rumah atau properti (10%), dan liburan serta mendapatkan pengalaman hidup baru (5%).
Prioritas utama dari generasi milenial adalah berfokus pada menyediakan pondasi yang stabil untuk keluarga mereka, mengingat sebagian besar generasi ini sudah berkeluarga. Generasi milenial juga dianggap sebagai generasi yang paling tangguh secara finansial berdasarkan laporan ketahanan finansial Sun Life.
Generasi milenial memiliki kecenderungan untuk membuat keputusan berdasarkan riset, yang ketika digabungkan dengan pemahaman teknologi yang baik akan membantu perencanaan keuangan mereka lebih baik.
“Ini menegaskan pentingnya bagi milenial untuk memprioritaskan perencanaan keuangan, mengingat perubahan yang dinamis dalam dunia investasi saat ini,” kata Presiden Direktur Sun Life Indonesia, Elin Waty, mengutip Kompas.
Perencanaan Keuangan Versi Gen Z
Berbeda dengan generasi milenial, tujuan gen Z menabung dan merencanakan keuangannya, yaitu untuk dana darurat (36%), membeli rumah atau properti (22%), liburan (19%), pendidikan anak (12%), pensiun yang nyaman (8%), dan lainnya (3%).
Prioritas dalam perencanaan keuangan yang cukup bervariasi menandakan bahwa generasi ini sedang mempersiapkan pondasi finansial dengan menyeimbangkan kebutuhan untuk keamanan keuangan dengan keinginan untuk menambah pengalaman hidup mereka.
Gen Z, dikenal juga sebagai digital natives, karena tumbuh dengan teknologi sebagai bagian penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Meskipun kemajuan teknologi banyak membuahkan manfaat terutama dalam perencanaan keuangan untuk masa depan, tidak bisa dipungkiri saat ini gen Z terbilang sering mengikuti tren yang konsumtif dan cenderung FOMO (fear of missing out).
Kecenderungan untuk FOMO terhadap tren yang ada justru menjadi tantangan bagi para gen Z yang sedang menata keuangannya untuk masa depan. Melihat kondisi ini, Viko Hadian, seorang Financial Advisor Community, mengimbau gen Z untuk lebih cermat mengelola keuangan.
“Selain pemahaman terkait risiko, teman-teman juga harus memahami kebutuhan keuangannya sendiri. Jangan ikut gaya dan tren yang dapat uang sedikit langsung digunakan untuk belanja agar mengikuti tren,” ujarrnya pada Capacity Building Kawan OJK dan Media Gathering (21/10/2024), mengutip Antara.
Menjaga literasi keuangan dan memahami tujuan finansial akan membantu milenial dan gen Z terhindar dari jeratan kejahatan finansial, seperti pinjaman online. Dengan langkah yang tepat, generasi muda dapat mewujudkan kebebasan finansial yang berkelanjutan.
Baca Juga: Pinjaman Macet 2024, Tren yang Mendominasi Generasi Muda
Penulis: Ni Komang Yuli Trihandani
Editor: Editor