Harga minyak goreng di Indonesia terus mengalami kenaikan hingga bulan Juli 2024. Berdasarkan data yang dirilis oleh Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), dua jenis minyak goreng utama yaitu minyak goreng kemasan bermerek 1 dan 2 masing-masing memiliki pola harga yang relatif konstan dengan sedikit kenaikan sepanjang tahun ini.
Sementara itu, harga minyak curah secara khusus menunjukkan kenaikan sejak awal tahun hingga kuartal dua 2024 ini. Untuk lebih jelasnya, simak ilustrasi statistik di bawah ini.
Grafik di atas memperlihatkan tren fluktuasi harga minyak selama Semester I 2024. Minyak curah menunjukkan peningkatan harga yang lebih nyata dibandingkan dengan dua jenis minyak goreng kemasan bermerek. Terhitung pada 15 Juli 2024, minyak goreng kemasan bermerek 1 dan 2 masing-masing dibandrol seharga Rp20.700 serta Rp19.500 per kilogram (kg) dengan fluktuasi selama 6 bulan hanya di kisaran Rp100-Rp150.
Sementara untuk minyak curah, harganya mengalami kenaikan hampir setiap bulannya. Pada bulan Januari (15/1), harganya berada di kisaran Rp15.400 per kg dan terus naik hingga mencapai Rp16.700 per kg pada Juli (15/7). Kenaikan ini mencerminkan adanya tekanan harga yang lebih tinggi pada minyak goreng jenis curah.
Kenapa Harga Minyak Naik?
Kenaikan harga bahan baku kelapa sawit serta biaya produksi dan distribusi yang meningkat dapat berkontribusi terhadap kenaikan harga minyak. Selain itu, fluktuasi nilai tukar mata uang juga dapat memengaruhi harga impor bahan baku dan produk jadi yang akhirnya berdampak pada harga minyak itu sendiri.
Dalam kasus tahun 2024 ini, fluktuasi nilai tukar tampaknya menjadi faktor pendorong yang paling utama. Pada Semester I 2024, nilai tukar rupiah mencapai Rp15.901 per dolar Amerika Serikat (AS). Melemahnya rupiah ini memengaruhi harga komoditas secara keseluruhan, termasuk minyak goreng.
Ketika nilai tukar mata uang lokal melemah terhadap mata uang asing, maka biaya impor bahan baku menjadi lebih mahal. Sebagai contoh, jika rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat, produsen minyak goreng harus membayar lebih banyak dalam mata uang lokal untuk mendapatkan sejumlah bahan baku yang sama dari luar negeri. Peningkatan biaya inilah yang membuat harga minyak goreng tidak kunjung turun.
Walaupun jenis minyak curah mengalami kenaikan harga, secara keseluruhan harga minyak goreng di Indonesia hingga Juli 2024 masih bisa dikatakan stabil. Sayangnya, sulit menemukan alternatif lain yang lebih murah dari minyak sawit, sehingga masyarakat cukup bergantung pada komoditas ini. Minyak sawit adalah salah satu minyak nabati yang paling efisien dan murah untuk diproduksi.
Meski begitu, masyarakat bisa beralih ke pilihan yang lebih sehat, misalnya dengan mengonsumsi olahan yang direbus. Memasak dengan merebus tidak memerlukan minyak, sehingga dapat mengurangi biaya sekaligus meningkatkan kesehatan.
Kenaikan harga minyak ini mendorong masyarakat untuk semakin bijak dalam konsumsi, mengingat harga minyak yang tidak menunjukkan tren penurunan dalam waktu dekat. Dalam situasi ini, kebijakan pemerintah dalam meningkatkan stabilitas pasokan minyak goreng menjadi faktor penting untuk menjaga keseimbangan harga di pasar.
Baca Juga: Rupiah Hari Ini Hampir Samai Nilai Terendahnya Di 1998
Penulis: Afra Hanifah Prasastisiwi
Editor: Editor