Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah?

Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 48,9% responden tercatat selalu buang sampah di tempatnya, 67,6% responden juga sudah inisiatif mengelola sampah mandiri.

Survei GoodStats: Benarkah Kesadaran Masyarakat Akan Isu Sampah Masih Rendah? Ilustrasi Timbulan Sampah | Pexels

Persoalan sampah masih menjadi masalah yang mengkhawatirkan di Indonesia. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebanyak 38,38% sampah di 2023 tidak terkelola, setara dengan 14,7 juta ton sampah.

Timbulan sampah plastik Indonesia juga diproyeksi akan meningkat terus hingga tahun 2025 mendatang, mencapai 9,9 juta ton atau setara dengan 13,98% dari total timbulan sampah di periode tersebut. Sudah sejak lama, Indonesia memang dikenal sebagai penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Lantas, apa benar kesadaran masyarakat Indonesia akan isu sampah ini masih rendah?

Berangkat dari fenomena tersebut, GoodStats melakukan survei bertajuk Perilaku Pengelolaan Sampah Masyarakat Indonesia di 2024. Survei ini bertujuan untuk memahami lebih dalam terkait kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengelola sampah dan pandangannya terhadap isu tersebut.

48,9% Responden Selalu Buang Sampah di Tempatnya

48,9% responden selalu buang sampah pada tempatnya | GoodStats
48,9% responden selalu buang sampah pada tempatnya | GoodStats

Menurut survei GoodStats, sebanyak 48,9% responden mengaku selalu membuang sampah di tempatnya dalam kondisi apapun. Hal ini mencerminkan komitmen masyarakat Indonesia dalam membantu menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Kendati demikian, 42,9% responden menyatakan tidak selalu membuang sampah pada tempatnya, tergantung kondisi. Sebanyak 1,2% responden bahkan tidak pernah membuang sampah di tempatnya, menunjukkan tantangan signifikan dalam menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.

Adapun alasan utama masih adanya kebiasaan membuang sampah sembarangan adalah minimnya fasilitas tempat sampah.

“Di beberapa lokasi memang kadang sulit menemukan tempat sampah. Alhasil, banyak yang masih buang sampahnya sembarang. Selain itu, banyak juga yang malas buat mencari tempat sampah,” ungkap Managing Editor GoodStats, Iip M. Aditya, Kamis (21/11/2024).

Bagaimana dengan Sampah Makanan?

Selain sampah pada umumnya, jumlah sampah makanan atau food waste di Indonesia juga cukup tinggi. Pasalnya, Kementerian Lingkungan Hidup mencatat bahwa sampah sisa makanan menyumbang kontribusi terbesar terhadap komposisi sampah di 2023. Proporsinya mencapai 41,4%, lebih tinggi ketimbang sampah plastik di angka 18,6%.

Food waste adalah sampah yang berasal dari makanan layak konsumsi yang terbuang. Survei GoodStats mengungkapkan bahwa 31,5% responden kadang-kadang membuang makanan sisa, sekitar 2-3 hari pasti ada makananan yang tidak habis dan dibuang. Sementara itu, 21,1% tercatat sering membuang makanannya, yang berarti selalu ada makanan yang terbuang setiap harinya. Hanya 30,3% responden yang tidak pernah membuang-buang makanan dan selalu menghabiskannya.

Kebiasaan membuang makanan masih banyak ditemukan di kalangan masyarakat Indonesia | GoodStats
Kebiasaan membuang makanan masih banyak ditemukan di kalangan masyarakat Indonesia | GoodStats

Ada ragam alasan di balik kebiasaan membuang-buang makanan ini. Makanan yang sudah basi dan tidak segar jadi alasan utamanya.

“Ada 47% responden yang membuang makanan karena sudah tidak lagi segar. Selain itu, 25% mengaku gak terlalu suka makanannya dan ada juga yang dibuang karena porsinya terlalu banyak. Semua ini merujuk pada rencana belanja makanan yang kurang baik,” lanjut Iip lagi.

Riset dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menunjukkan bahwa sampah sisa makanan di Indonesia mencapai 115-184 kilogram (kg) per kapita per tahun dalam periode 2000-2019. Kerugian yang ditimbulkan bahkan diproyeksi mencapai Rp231 triliun sampai Rp551 triliun per tahun, yang harusnya bisa digunakan untuk memberi makan 30%-40% populasi Indonesia.

Pengelolaan Sampah di Indonesia

Salah satu langkah awal dalam mengelola sampah adalah dengan memilahnya, paling tidak memisahkan antara sampah basah dan sampah kering. Sebanyak 31,4% responden mengaku selalu memilah sampah saat membuangnya untuk mempermudah proses pengelolaan sampah dan agar bisa didaur ulang, meski masih ada 20,5% yang menyatakan tidak pernah memilahnya.

“Mayoritas responden tidak memilah sampah karena terlalu repot, tidak ada waktu, dan juga kurang paham caranya,” ungkap Iip.

Banyak responden yang membuang sampah tanpa dipilah dahulu | GoodStats
Banyak responden yang membuang sampah tanpa dipilah dahulu | GoodStats

Dengan demikian, sebanyak 37% responden tercatat membuang sampah tanpa dipilah dahulu, sedangkan 25% membuangnya setelah dipilah. Adapun 11% responden menimbun sampahnya, 6,7% memilih untuk membakar sampah, dan 5,2% dikelola secara mandiri, seperti dibuat kompos atau daur ulang.

Mayoritas responden juga tidak mengelola sampah makanan terlebih dahulu | GoodStats
Mayoritas responden juga tidak mengelola sampah makanan terlebih dahulu | GoodStats

Sementara itu, untuk pengelolaan food waste, kebanyakan responden memilih untuk langsung membuang sisa makanan mereka. Hanya 16,4% yang mengolahnya menjadi pakan ternak dan 7,2% untuk kompos.

Tanggung Jawab Pengelolaan Sampah

Kesadaran akan dampak buruk dari kebiasaan membuang sampah sembarangan sangat tinggi di kalangan masyarakat Indonesia. Terdapat 83% responden yang mengaku tahu dampak buruk dari membuang sampah sembarangan, bahkan 95,4% responden setuju untuk memberikan hukuman tegas bagi mereka yang melakukannya.

“Hal ini menggambarkan kalau warga Indonesia sebenarnya peduli dan mau tanggung jawab terhadap lingkungan,” ujar Iip.

Mayoritas responden sudah berinisiatif untuk mengelola sampahnya | GoodStats
Mayoritas responden sudah berinisiatif untuk mengelola sampahnya | GoodStats

Menanggapi isu sampah, sebanyak 67,6% responden tercatat telah mulai berinisiatif untuk mengelola sampah semampunya. Terdapat pula 7% responden yang mulai menerapkan prinsip reduce, reuse, dan recycle untuk mengurangi timbulan sampah. Tidak hanya itu, 5,2% responden mengaku mulai menerapkan gaya hidup yang lebih sederhana, berusaha mengurangi sampah yang dihasilkan sehari-hari.

Pada akhirnya, tanggung jawab pengelolaan sampah datang dari dalam diri masing-masing. Lingkungan yang bersih dan sehat hanya akan terwujud jika setiap lapisan masyarakatnya mau berusaha menjaga kebersihan mulai dari membuang sampah pada tempatnya dan mengelola sampah dengan baik.

Tanggung jawab mengelola sampah adalah tanggung jawab masing-masing individu | GoodStats
Tanggung jawab mengelola sampah adalah tanggung jawab masing-masing individu | GoodStats

“Mayoritas responden percaya kalau setiap individu memegang peran penting dalam pengelolaan sampah, bukan semata-mata hanya tanggung jawab pemerintah atau orang lain,” ungkap Iip.

Tentang Survei

Survei Perilaku Pengelolaan Sampah Masyarakat Indonesia di 2024 ini dilakukan pada 7-16 November 2024 dengan metodologi online melibatkan 1.000 responden dengan profil tersegmentasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Mayoritas responden merupakan anak muda dengan 43,4% berusia 25-35 tahun, 35,1% berusia 18-24 tahun, 15% berusia 36-45 tahun, 5,3% berusia 46-55 tahun, dan 5,3% sisanya berusia di atas 55 tahun.

Sebanyak 68,1% responden berasal dari Pulau Jawa dan 32,9% lain berasal dari luar Jawa dengan rincian Sumatra (13,5%), Bali dan Nusa Tenggara (6,9%), Sulawesi (6,4%), Kalimantan (4%), hingga Maluku dan Papua (2,1%).

Secara keseluruhan, survei ini memberikan gambaran terkait kebiasaan masyarakat Indonesia dalam mengelola sampah, baik sampah secara umum maupun sampah makanan. 

Simak survei selengkapnya di sini.

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Berbagai Liputan Berisiko yang Pernah Dilakukan Para Jurnalis, Apa Saja?

Meski demikian, banyak jurnalis tetap menjalankan tugasnya dengan dedikasi tinggi, demi memastikan publik mendapatkan informasi yang transparan dan faktual.

Benarkah 'Kota Hujan' Bogor Adalah Kota dengan Curah Hujan Tertinggi?

Umumnya, daerah-daerah dengan curah hujan tertinggi berada di kawasan dengan topografi tertentu yang mendukung terbentuknya awan hujan secara lebih intens.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook