Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2007, Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. Opsi ini diberikan kepada investor luar negeri yang tertarik untuk mengembangkan usaha di Indonesia.
Dengan aliran modal dari investor luar negeri, pertumbuhan lapangan kerja dapat terjadi. Selain itu, kedatangan perusahaan luar negeri juga bakal meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pekerja lokal.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi investasi PMA terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Dimulai dari nilai US$31,09 miliar pada tahun 2021, PMA di Indonesia mengalami kenaikan pada tahun berikutnya, yakni menjadi US$45,6 miliar. Kemudian, pada tahun 2023, sebesar US$50,26 miliar PMA terealisasikan di Indonesia.
Besaran PMA dari tahun ke tahun tersebut tidak lepas dari konsistensi beberapa negara yang paling banyak menggelontorkan modal di Indonesia. Mereka adalah Singapura, Hong Kong, dan China. Berikut adalah penjabaran nilai investasi dari masing-masing negara sejak 2021 hingga Juni 2024.
Singapura
Singapura konsisten menjadi investor asing terbesar di Indonesia sejak 2021. Demikian pula dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau negara, memang Singapura ini sudah 10 tahun terakhir selalu menjadi investor nomor satu di Indonesia,” ungkap Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), seperti dilansir dari Merdeka.
Realisasi investasi PMA asal Singapura mencapai US$9,39 miliar pada tahun 2021. Angkanya meningkat pada 2022, menjadi US$13,28 miliar. Sementara itu, pada tahun 2023, realisasi PMA dari Singapura kembali meroket menjadi US$15,36 miliar. Untuk tahun 2024, hingga triwulan ketiga atau September, investasi Singapura di Indonesia bernilai US$14,35 miliar.
Hong Kong
Negara selanjutnya selaku investor PMA terbesar di Indonesia adalah Hong Kong. Pada tahun 2021, PMA asal Hong Kong bernilai US$4,6 miliar. Sementara itu, pada tahun selanjutnya, realisasi investasi PMA Hong Kong di Indonesia melonjak pada angka US$5,51 miliar. Berikutnya, pada 2023, investasi kembali naik sampai US$6,06 miliar.
Hingga triwulan ketiga atau bulan September 2024, besaran investasi dari salah satu negara kawasan Asia Timur itu mencapai US$6 miliar.
Ketertarikan Hong Kong untuk berinvestasi di Indonesia didasarkan pada beberapa hal. Menurut pernyataan dari Kevin Chiu, Direktur untuk Indonesia dalam Hong Kong Trade Development Council, pelaku bisnis Hong Kong telah melirik kawasan Asia Tenggara untuk mengembangkan bisnisnya, termasuk di Indonesia.
"Ada yang berasal dari sektor energi. Misalnya, satu perusahaan sangat menonjol dalam pembuatan panel surya dan produk kaca. Ada juga banyak perusahaan jasa seperti firma hukum dan akuntansi yang ingin membantu investor asing untuk datang ke Indonesia,” jelasnya, seperti yang dilansir dari Jakarta Globe.
China
Selain Singapura dan Hong Kong, China juga menjadi salah satu penyumbang investasi asing terbesar bagi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, PMA asal China berjumlah US$3,16 miliar. Melambung cukup tinggi pada tahun berikutnya, China menggelontorkan US$8,23 miliar sebagai PMA di Indonesia. Masih berlanjut pada tahun 2023, PMA dari China bernilai US$7,44 miliar.
Sementara itu, hingga triwulan ketiga atau September 2024, nilai investasi asing asal China mencapai US$5,78 miliar.
China berinvestasi di Indonesia dalam berbagai sektor industri. Beberapa di antaranya adalah industri konstruksi dan kelautan. Sebanyak 464 proyek konstruksi di Indonesia mendapat suntikan modal asal China.
Baca Juga: China Jadi Negara Tujuan Ekspor Indonesia Terbesar Tahun 2023
Penulis: Florensia Marsa
Editor: Editor