Israel Berpotensi Kacaukan Kondisi Ramadan di Palestina, PBB Serukan Gencatan Senjata

Jelang Ramadan 2024, warga Palestina terancam tidak bisa menjalankan puasa seperti yang seharusnya. Israel bahkan meminta agar Ramadan di Palestina dihapuskan.

Israel Berpotensi Kacaukan Kondisi Ramadan di Palestina, PBB Serukan Gencatan Senjata Seruan masyarakat dunia untuk perdamaian di Palestina | Yara Nardi/Reuters

Datangnya Bulan Suci Ramadan tinggal menghitung hari. Bulan mulia yang sangat dinanti-nanti seluruh umat muslim di dunia ini seharusnya disambut dengan gembira. 

Namun, tidak dengan warga Palestina. Tidak ada suka cita menyambut Ramadan bagi mereka. Yang ada justru kekhawatiran besar bahwa mereka tidak dapat menjalankan Bulan Suci ini seperti seharusnya.

Setelah sebelumnya mengancam Palestina dengan “Ramadan Berdarah”, kini Israel semakin berulah dengan menyerukan agar Ramadan di Palestina dihapuskan. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Warisan Israel Amichai Eliyahu yang ingin menghapus Bulan Ramadan agar tidak mengganggu perang.

"Apa yang disebut Bulan Ramadan ini harus dihapuskan, maka ketakutan kami atas bulan ini juga akan hilang," kata Eliyahu kepada Israel Army Radio via New Arab, Jumat 1 Maret 2024.

Pertanyaan Eliyahu ini menuai kecaman dari banyak pihak, salah satunya Council on Muslim-American Relations (CAIR). Wakil Direktur Eksekutif CAIR Edward Ahmad Mitchel terus mendesak agar Presiden Amerika mengecam Eliyahu. 

"Sekali lagi, seorang pejabat pemerintah Israel secara terbuka menyuarakan pernyataan genosidal yang luput dikutuk oleh pemerintahan Biden," kata Mitchell.

Melihat situasi di Palestina yang semakin mengerikan, seruan untuk melakukan gencatan senjata di Gaza datang dari seluruh dunia. Seruan tersebut misalnya seperti yang dilakukan oleh Partai Nasional Skotlandia (SNP) melalui mosi yang mereka ajukan dalam rapat parlemen Inggris pada 15 November 2023 dan 21 Februari 2024 lalu.

Negara-negara Persemakmuran, yakni Australia, Kanada, dan Selandia Baru pada 15 Februari serta 26 dari 27 anggota Uni-Eropa (kecuali Hungaria) pada Senin, 19 Februari 2024 dan juga mendukung adanya gencatan senjata ini. 

Bahkan, baru-baru ini Amerika Serikat (AS) yang banyak diketahui berada di pihak Israel pun menyeru Israel untuk melakukan gencatan senjata selama enam pekan di Gaza.

Wakil Presiden AS Kamala Harris mengungkapkan bahwa warga Palestina yang tidak bersalah sudah menderita akibat perang. Menurutnya, kondisi di Gaza, Palestina saat ini tidaklah manusiawi. Banyak rakyat di sana yang mengalami kelaparan sehingga Pemerintah Israel seharusnya berbuat lebih banyak untuk meningkatkan pengiriman bantuan ke Gaza

“Dan mengingat besarnya skala penderitaan di Gaza, harus ada gencatan senjata segera, setidaknya untuk enam pekan mendatang, dan itulah yang sekarang ini sedang dibahas," ujar Harris.

Namun, pernyataan Wakil Presiden AS ini juga cukup menuai kontroversi karena beberapa pihak menilai bahwa gencatan senjata seharusnya dilakukan secara penuh, bukan hanya enam pekan seperti yang disebutkan Harris.

Tidak hanya negara, masyarakat dari seluruh dunia pun kerap melakukan demo untuk menghentikan genosida di Palestina. Mulai dari awareness yang dibagikan di sosial media hingga aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel atau negara-negara yang berpihak pada Israel.

Hal ini menjadi secercah harapan bagi kemanusiaan di seluruh dunia untuk mewujudkan perdamaian di Gaza dan mengakhiri konflik antara Israel-Palestina yang sudah banyak memakan korban jiwa.

Penulis: Wiena Amalia Salsabilla
Editor: Editor

Konten Terkait

Melihat Tren Rivalitas Demokrat vs Republik pada Pemilu AS

Tahun ini, Partai Republik mendominasi kursi Presiden, Senat, dan DPR AS. Tren naik ini dapat dilihat di perolehan suara elektoral sejak Pemilu 2008.

Trump Menang Pemilu AS 2024, Unggul di Negara Bagian Mana Saja?

Beberapa negara bagian yang dulunya 'biru,' kini menjadi 'merah'. Donald Trump telah mengamankan kursi Presiden Amerika Serikat 2024.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook