Sepeda, Lebih dari Sekedar Moda Transportasi di Belanda

Belanda memiliki tingkat budaya penggunaan sepeda yang paling tinggi di dunia. Lebih dari setengah populasi negara ini hobi bersepeda, apa alasannya?

Sepeda, Lebih dari Sekedar Moda Transportasi di Belanda Budaya bersepeda di Belanda bukan hanya dianggap sebagai alat olahraga, tetapi juga moda transportasi (Coen Van De Broek/Unsplash)

Belanda terkenal dengan ikon kincir angin, bunga tulip, sepatu kayu, dan budaya bersepeda.

Di negara ini, sepeda tidak hanya dianggap sebagai alat olahraga oleh masyarakat, tetapi juga moda transportasi yang sangat populer. Lebih dari 50% orang Belanda menggunakan sepeda mereka dua kali atau lebih dalam seminggu untuk mencapai tujuan pekerjaan mereka.

Menurut data Statista Consumer Insights 2024, Belanda memiliki tingkat budaya penggunaan sepeda yang paling tinggi di dunia, bahkan menjangkau lebih dari setengah populasi penduduknya.

Negara dengan penduduk hobi bersepeda (Statista Consumer Insights 2024/GoodStats)

Di Jerman, Polandia, India, dan Brasil, hanya sekitar 34-36% penduduk yang menggunakan sepeda secara teratur. Sedangkan di Korea Selatan dan Amerika Serikat, angkanya bahkan lebih rendah, yaitu 12% dan 16%.

Kurangnya infrastruktur yang memadai dan budaya bersepeda yang lemah adalah dua faktor utama yang menyebabkan rendahnya tingkat penggunaan sepeda di negara-negara tersebut.

Banyak kota-kota di Amerika Serikat yang memiliki infrastruktur yang tidak ramah bagi pengendara sepeda, dengan jalur yang sempit dan berbahaya. Selain itu, budaya menggunakan mobil yang kuat di Negeri Paman Sam membuat banyak orang enggan memanfaatkan sepeda untuk bepergian.

Belanda menunjukkan bahwa dengan infrastruktur yang tepat dan budaya bersepeda yang kuat, bersepeda dapat menjadi moda transportasi yang praktis, sehat, dan ramah lingkungan.

Terdapat beberapa alasan di balik popularitas bersepeda di Belanda banyak sekali. Negara ini memiliki iklim yang sejuk dan dataran yang landai, yang membuatnya ideal untuk bersepeda.

Belanda juga memiliki infrastruktur jalur sepeda yang luar biasa, dengan jalur khusus yang terpisah dari lalu lintas mobil di kota-kota dan pedesaan. Jalur-jalur ini aman dan nyaman bagi pengendara sepeda dari segala usia dan kemampuan.

Budaya bersepeda di Belanda bisa dikatakan sangat kuat. Orang-orang dari segala usia dan latar belakang menggunakan sepeda untuk beraktivitas sehari-hari, mulai dari pergi ke sekolah atau tempat kerja hingga berbelanja dan bersantai.

"Bagi banyak orang Belanda, bersepeda bukan hanya alat transportasi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, budaya ini telah menjadi gaya hidup. Sebagian besar anak-anak Belanda diajari cara bersepeda sejak mereka bisa berjalan, jadi tidak mengherankan melihat betapa mudahnya orang Belanda bersepeda saat mereka sudah beranjak dewasa," tulis situs AboutNL.com.

Meningkatkan infrastruktur dan budaya bersepeda di era peradaban modern negara-negara yang telah terekspos oleh teknologi membutuhkan waktu dan usaha. Namun, dengan komitmen dan perencanaan yang tepat dari Pemerintah, hal ini tentu dapat dicapai.

Negara lain dapat belajar dari Belanda untuk meningkatkan tingkat penggunaan sepeda di negara mereka masing-masing dengan mempromosikan budaya tersebut sebagai ikon gaya hidup masyarakat.

Dengan demikian, lebih banyak orang dapat merasakan manfaat bersepeda dan menikmati gaya hidup yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

Penulis: Christian Noven Harjadi
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Negara dengan Kualitas HIdup Terbaik di ASEAN, Indonesia Nomor Berapa?

Skor kualitas hidup di Singapura menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN, mencapai 53,1. Sebaliknya, Myanmar jadi yang terendah dengan 6,1.

Angka Harapan Hidup ASEAN 2024

Angka harapan hidup Australia jadi yang tertinggi di kawasan ASEAN, mencapai 83,86 tahun. Indonesia ada di posisi tengah dengan 71,29 tahun.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook