Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melalui SiPongi, per September 2024, luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mencapai 283.620,48 hektar. Total luas ini lebih tinggi dibanding capaian 2022 yang sebesar 204.894 hektar, namun masih lebih rendah daripada tahun 2023, di mana kebakaran hutan dan lahan melanda 1.161.192,9 hektar lahan di Indonesia.
Berdasarkan provinsinya, maka kebakaran hutan terluas terjadi di Nusa Tenggara Timur, totalnya mencapai 93.572,19 hektar, setara dengan 32,99% dari total luas lahan yang mengalami kebakaran di tahun ini. Nusa Tenggara Barat menyusul di urutan kedua dengan 34.430,48 hektar lahan yang mengalami kebakaran.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kupang menginformasikan bahwa terdapat 24 titik panas di Nusa Tenggara Timur yang berpotensi menimbulkan karhutla. Titik tersebut tersebar di 6 kabupaten, yakni Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Sumba Barat, Sumba Timur, Alor, dan Lembata.
Meski begitu, karhutla ini tidak hanya disebabkan oleh alam, melainkan juga ulah manusia. Karhutla di Taman Nasional Gunung Rinjani pada Rabu (9/10) dipastikan 100% diakibatkan ulah manusia, seperti membuang puntung rokok sembarangan, pendaki yang tidak mematikan api dengan benar, hingga pemburu liar yang sengaja berburu dengan api. Api baru bisa dipadamkan keesokan harinya.
Provinsi dengan luas lahan karhutla terbesar berikutnya datang dari Pulau Jawa. Tercatat, sebanyak 18.822,62 hektar lahan dari Jawa Timur terbakar di 2024. Terbaru, karhutla dilaporkan terjadi di Kabupaten Bondowoso pada Rabu (9/10). Kebakaran ini terjadi di Gunung Roti, Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen.
Sebelumnya, kebakaran juga terjadi di Desa Sumbercanting, Kecamatan Wringin, di area perbatasan Bondowoso dan Situbondo. Angin kencang membuat kebakaran menyebar cepat. Namun sampai saat ini, belum diketahui penyebab pasti kebakaran tersebut.
Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat menyusul di posisi keempat dan kelima. KLHK mencatat, total luas lahan yang terbakar di Kalimantan Timur mencapai 18.449,44 hektar dan di Kalimantan Barat mencapai 17.155,71 hektar.
Curah hujan di area Kalimantan yang menurun akibat keberadaan Siklon Tropis Bebinca mengakibatkan risiko kebakaran hutan dan lahan semakin tinggi. Area Kalimantan lebih rentan mengalami kekeringan.
Sementara itu, provinsi dengan luas karhutla terkecil adalah di DKI Jakarta, yakni sebesar 0,51 hektar. Sejak 2018, provinsi ini tercatat tak pernah mengalami karhutla, dan baru tercatat di tahun ini. Selain itu, Papua Barat Daya juga menjadi salah satu yang terkecil, dengan total luas lahan yang mengalami karhutla sebesar 28,42 hektar, disusul Papua Tengah dengan 37,36 hektar.
Adapun luas karhutla di atas dihitung berdasarkan analisis citra satelit Landsat8 OLI/TIRS yang di-overlay dengan data sebaran hotspot, serta laporan hasil groundcheck hotspot dan laporan pemadaman yang dilaksanakan Manggala Agni.
Baca Juga: 5 Kebakaran Hutan Paling Mematikan Sepanjang Sejarah
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor