Program sekolah gratis untuk swasta di DKI Jakarta akan direalisasikan di 2025 untuk tingkatan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta telah menyetujui adanya program ini.
“Sekolah gratis dimulai tahun 2025 pada tahun ajaran baru. Pemprov DKI sudah menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) untuk pelaksanaan sekolah gratis,” tutur Ima Mahdiah, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, dikutip dari Kompas.
Ima juga menjelaskan bahwa prioritas dari program ini diperuntukan sekolah yang padat penduduk serta memiliki tingkat perekonomian yang rendah.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jakarta, Purwosusilo, menambahkan bahwa program ini akan masuk ke dalam beberapa klaster dalam pembagian. Program sekolah gratis dibagi menjadi lima klaster, dari 1 hingga 5 berfokus pada sekolah dengan kebutuhan dan kondisi yang beragam.
Menurutnya, klaster 4 dan klaster 5 bukan sasarannya karena termasuk ke dalam sekolah high class dan berasal dari keluarga mampu, hal ini tidak termasuk kategori sasarannya.
Manfaat Program Sekolah Gratis 2025 Bagi Masyarakat
Program sekolah gratis di tahun 2025 mendatang dapat digunakan untuk menanggung biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang pangkal, dan biaya awal pendaftaran masuk sekolah. Selain itu, penerapan biaya kegiatan pembelajaran akan disesuaikan berdasarkan dengan hasil kajian yang disepakati.
“Pembiayaan oleh pemerintah bagi anak-anak yang bersekolah di swasta terdiri dari SPP, uang pangkal, atau uang pada saat awal masuk ke jenjang tertentu. Lalu pemenuhan dasar pendidikan untuk peserta didik berupa seragam, sepatu, tas, dan alat tulis yang diperlukan,” ucap Purwosusilo, dalam Detik.
Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan melibatkan 2.900 sekolah swasta dalam program ini, sementara 495 sekolah swasta lainnya tidak diikutsertakan karena sekolahnya tidak menerima dana BOS atau masuk ke dalam kategori elite.
“Hanya sekolah swasta yang telah menerima dana BOS selama tiga tahun berturut-turut yang dapat mengikuti program ini,” kata Purwosusilo.
DPRD Jakarta telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp2,3 triliun untuk mendukung program sekolah gratis, di mana Rp1,6 triliun ditujukan untuk pembiayaan sekolah swasta gratis dan Rp700 miliar digunakan untuk bantuan perlengkapan sekolah, diharapkan dapat menampung lebih dari 238.000 siswa dari keluarga tidak mampu.
Data Angka Putus Sekolah dan Pentingnya Pendidikan
Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), angka putus sekolah pada jenjang SD menunjukkan fluktuasi dari 2021-2023.
Pada jenjang SD, angka putus sekolah di DKI Jakarta masih tinggi meski mengalami fluktuasi. Terdapat 1.491 siswa yang putus sekolah pada 2021, menurun menjadi 815 pada 2022, tetapi kembali naik menjadi 869 pada 2023. Namun, tingkat SD tercatat sebagai angka putus sekolah tertinggi dibanding jenjang lainnya.
Menurut Seto Mulyadi, M.Si, lebih dari 70% penyebab anak putus sekolah di Indonesia dapat disebabkan karena faktor ekonomi, ini masih menjadi permasalahan utama bagi banyak anak dalam mengakses sebuah pendidikan.
Adanya usulan program sekolah gratis ditujukan pada masyarakat yang kurang mampu. Tidak hanya itu, program ini juga ditujukan untuk siswa yang gagal masuk sekolah negeri akibat dari dampak sistem zonasi hingga batasan usia. Banyak siswa yang terbebani biaya pendidikan, yang berujung putus sekolah.
Pendidikan merupakan pondasi penting untuk anak di masa depan. Harapannya, adanya program sekolah gratis yang direncanakan oleh DPRD DKI bersama Pemprov DKI Jakarta akan mampu memperluas akses pendidikan masyarakat yang kurang mampu.
Baca Juga: Ridwan Kamil Akan Beri Pendidikan Gratis di 1.100 Sekolah Swasta Jakarta
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor