Persaingan Sengit Megawati vs Jokowi Sang ‘Mantan Anak Didik’ di Pilkada Jateng 2024

Pilkada Jateng 2024 merupakan persaingan sengit antara dua kubu besar: PDIP yang mengusung Andika-Hendi dan KIM Plus yang mengusung Luthfi-Yasin.

Persaingan Sengit Megawati vs Jokowi Sang ‘Mantan Anak Didik’ di Pilkada Jateng 2024 Potret Megawati dan Jokowi | Pinterest dan Laman Presiden RI

Jawa Tengah disebut-sebut merupakan daerah yang menjadi battleground perseteruan panas antara dua kekuatan besar: kubu Megawati bersama Partai Indonesia Perjuangan (PDIP) serta kubu Jokowi bersama antek-antek Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

Seperti yang kita ketahui, Jokowi dulunya merupakan kader PDIP yang diusung oleh partai besutan Megawati tersebut untuk menjadi Walikota Solo, Gubernur Jakarta, serta Presiden RI selama dua periode. Namun, kini sosok "ibu" dan "anak" tersebut terlihat pisah jalan. Beberapa pihak bahkan menyebut bahwa Jokowi telah berkhianat pada Megawati dan PDIP.

Pada Pilkada 2024 ini, persaingan antara Megawati versus Jokowi tampak terlihat jelas, Persaingan tersebut direpresentasikan oleh dua kandidat yang berlaga di Jawa Tengah: Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen (Luthfi-Yasin) yang diusung oleh KIM Plus serta Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Andika-Hendi) yang diusung oleh PDIP seorang diri. Lantas, bagaimana upaya masing-masing kubu tersebut dalam merebut hati pemilih di Jawa Tengah?

Prabowo, Jokowi, dan Megawati Terlihat “Turun Gunung”

Para tokoh nasional tampak “turun gunung” untuk melakukan endorsement terhadap para kandidat yang berkontestasi. Beberapa waktu yang lalu, ramai unggahan video di media sosial mengenai Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto yang secara gamblang mengajak masyarakat untuk memilih Luthfi-Yasin. Unggahan tersebut lantas menuai kontroversi publik.

Tak hanya Prabowo, Jokowi juga terlihat ikut berkampanye untuk pasangan Luthfi-Yasin pada 16 November 2024 kemarin di Purwokerto dan Banyumas. Presiden RI ke-7 ini mengatakan bahwa kedatangannya tersebut bertujuan untuk mendukung pasangan kandidat.

“Saya datang karena saya dukung,” ungkap Jokowi, melansir Tempo. Ia menambahkan bahwa dirinya memang diundang oleh tim Luthfi-Yasin sehingga ia datang untuk melihat antusiasme warga Jawa Tengah yang luar biasa.

Jokowi turut menyinggung unggahan video yang memperlihatkan Prabowo yang sedang meng-endorse pasangan Luthfi-Yasin. Jokowi menyebutkan Pasal 299 UU Nomor 7 Tahun 2017 yang menyatakan bahwa presiden dan wakil presiden memiliki hak untuk kampanye.

“Kita tahu Pak Prabowo itu Ketua Umum Partai Gerindra, beliau yang merekomendasikan calon-calon yang ada di daerah-daerah. Jadi, kalau beliau berkampanye, saya kira sah-sah saja. Akan tetapi, ada aturan mainnya,” kata Jokowi, mengutip Tempo.

Sementara itu, pada kesempatan lain yang lebih awal, Megawati tercatat juga telah melakukan kampanye untuk pasangan Andika-Hendi di Semarang. Hal ini seperti yang disampaikan oleh calon wakil gubernur (cawagub) Hendi.

“Bu Mega sudah turun ke Semarang dua minggu lalu, tepatnya tanggal berapa saya lupa,” ungkap Hendi pada Kamis (7/11/2024), seperti yang dikutip dari Merdeka.com. Hendi menambahkan bahwa menjelang pencoblosan nanti, Megawati juga akan turun ke Solo untuk memastikan kekompakan serta kesolidan struktur dan relawan.

“Rencananya tanggal 21 (November) ke Solo, jadi setelah Semarang beliau direncanakan ke Solo,” ucap Hendi, melansir Merdeka.com.

Mantan Walikota Semarang tersebut membantah isu yang menyatakan bahwa turunnya Megawati secara langsung di Jawa Tengah disebabkan karena pasangan lain (Luthfi-Yasin) mendapat dukungan dari Prabowo dan Jokowi.

Enggak, semua mempunyai anak masing-masing. Bu Mega punya anak-anak di Jateng yang harus ditengok, kemudian juga pak pasangan sebelah punya kewajiban bersilaturahmi ke beliau nggak papa, sah-sah saja. Kita juga lakukan audiensi dengan para tokoh dan anak muda,” ujar Hendi, mengutip Merdeka.com.

Lantas, apa segala upaya endorsement yang telah dilakukan oleh para tokoh nasional tersebut memiliki dampak signifikan terhadap para pasangan calon (paslon) yang berlaga? Bagaimana elektabilitas dari kedua kandidat tersebut?

Baca Juga: Elektabilitas Terkini Pilkada Jateng 2024: Andika-Hendi dan Luthfi Yasin Bersaing Ketat

Tren Elektabilitas Kandidat Pilkada Jateng 2024 dari Masa ke Masa

Tren Elektabilitas Pilkada Jateng 2024
Menurut survei Indikator, pasangan Andika-Hendi tercatat belum pernah mampu menyalip Luthfi-Yasin, tetapi perbedaan keduanya sangat tipis | GoodStats

Indikator Politik Indonesia telah merilis survei terbaru pada 17 November 2024 mengenai elektabilitas terkini para kandidat Cagub-Cawagub Jateng 2024 yang bertarung. Survei tersebut turut memperlihatkan bagaimana tren elektabilitas kedua pasang kandidat dari masa ke masa.

Berdasarkan hasil survei, dapat diketahui bahwa hingga kini, pasangan Andika-Hendi belum sekalipun mampu menyalip pasangan Luthfi-Yasin (versi survei Indikator). Bahkan, di survei terakhir yang dilakukan pada 7-13 November 2024 ini, elektabilitasnya mengalami sedikit penurunan sebesar 0,54%.

Elektabilitas pasangan tersebut adalah 32,6% pada survei 8-14 September 2024. Selanjutnya, angkanya mengalami kenaikan yang cukup signifikan menjadi 44% pada survei 10-17 Oktober 2024. Pada survei terakhirnya (7-13 November 2024), elektabilitasnya menurun menjadi 43,46%.

Walaupun begitu, menurut survei lain seperti survei SMRC, selama dua bulan terakhir, elektabilitas Andika-Hendi memiliki kecenderungan naik sebesar 14%, sedangkan pasangan Luthfi-Yasin memiliki kecenderungan turun, yakni sebesar 10,9%.

Sementara itu, elektabilitas pasangan Luthfi-Yasin stagnan pada dua survei pertama, yakni pada 8-14 September 2024 dan 10-17 Oktober 2024, di mana elektabilitasnya di kedua waktu survei yang berbeda tersebut adalah 48,2%. Sementara itu, di survei terakhir pada 7-13 November ini, elektabilitasnya turun, sama seperti pasangan Andika-Hendi, menjadi 47,19%.

Survei terakhir Indikator yang dilakukan pada 7-13 November 2024 ini melibatkan 3.500 sampel dengan sampel basis sebanyak 1.900 responden. Responden yang terlibat berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah. Adapun tingkat kepercayaan survei ini adalah 95% dengan margin of error kurang lebih 2,3%.

Ambisi PDIP untuk Menang di Daerah Kunci ‘Kandang Banteng’

Sejak lama, Jawa Tengah sudah dikenal sebagai daerah yang penduduknya banyak memilih PDIP sehingga mendapat julukan “Kandang Banteng”. Dari masa ke masa, PDIP juga tercatat selalu menempati perolehan kursi teratas, khususnya di DPRD Jawa Tengah.

Akan tetapi, pada Pemilu 2024 lalu, perolehan kursi PDIP mengalami penurunan yang cukup signifikan, yakni dari 42 kursi pada 2019 menjadi 33 kursi pada 2024. Sementara itu, perolehan peningkatan kursi terbanyak diraih oleh Partai Gerindra (dari 13 menjadi 17 kursi) serta Partai Golkar (dari 12 menjadi 17 kursi).

Pada Pilpres 2024 lalu, PDIP pun mendapat pukulan yang sangat keras akibat kalahnya pasangan kandidat yang diusungnya, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, terhadap pasangan yang diusung oleh KIM Plus, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Terlebih, kekalahan Ganjar-Mahfud juga terjadi di Jawa Tengah yang digadang-gadang merupakan kandang banteng.

Dengan demikian, memenangkan pasangan kandidat Andika-Hendi menjadi hal yang krusial bagi PDIP untuk menyiapkan diri pada kontestasi Pemilu 2029 mendatang.

Baca Juga: Litbang Kompas: Hampir Setengah Warga Jateng Belum Tentukan Pilihannya di Pilkada 2024

Penulis: Elvira Chandra Dewi Ari Nanda
Editor: Editor

Konten Terkait

Terbaru! Simak Elektabilitas Pilkada Jabar 2024 Versi Litbang Kompas

Jelang Pilkada Jawa Barat 2024, mayoritas masyarakat lebih banyak memilih pasangan Dedi-Erwan dibanding paslon lain, dengan persentase elektabilitas 65%.

Elektabilitas Pramono-Rano Melambung di Survei SMRC

Dua minggu menjelang pemilihan Gubernur Jakarta, survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan pasangan Pramono-Rano unggul.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook