Sebagai negara yang dapat dikategorikan maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dari daratan, tentu produksi ikan di Indonesia sangatlah melimpah ruah. Hingga tak jarang kita menemukan kasus penangkapan kapal-kapal nelayan asing yang juga sering kali masuk ke teritorial laut Indonesia hanya untuk mengambil ikan.Tentu kekayaan sektor perikanan ini tak hanya terjadi di sektor air asin, melainkan juga air tawar.
Sehingga, tak jarang untuk terus hidup dan memenuhi kebutuhan gizi, masyarakat memilih makan atau mengonsumsi ikan. Selain lebih mudah dijangkau gizi yang terkandung dalam ikan sangat baik untuk tubuh. Mulai dari protein, zat besi hingga beberapa vitamin bisa diperoleh oleh tubuh dengan mengkonsumsi ikan.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik, konsumsi ikan Indonesia sejak 2017 bisa dikatakan terus meningkat hingga tahun 2022, meski sempat sedikit turun di tahun 2020. Di tahun 2017, konsumsi ikan berada di angka 98,59 kkal (kilokalori). Pada tahun tersebut tercatat bahwa konsumsi ikan masyarakat desa lebih tinggi ketimbang masyarakat kota, dengan total konsumsi di angka 51,36 kkal untuk masyarakat desa dan 47,23 kkal untuk masyarakat kota.
Sementara itu, konsumsi ikan perkapita berhasil melewati angka 100 kkal atau persisnya angka konsumsi ikan Indonesia berada di angka 101,49 di tahun 2019. Kondisi tersebut tetap dalam tren yang sama pula, yakni tingginya konsumsi ikan oleh masyarakat desa ketimbang masyarakat kota.
Tren tersebut terus terjadi di tengah peningkatan konsumsi ikan nasional hingga tahun 2022. Pada tahun 2022 konsumsi ikan nasional berhasil meningkat hingga menyentuh angka 106,77 kkal. Jumlah tersebut masih didominasi masyarakat desa dengan angka konsumsi ikan di angka 55,3 kkal sedangkan 51,47 kkal pada masyarakat kota.
Penulis: Puja Pratama Ridwan
Editor: Iip M Aditiya