Negara dengan Bahasa Daerah Terbanyak 2024, Ada Indonesia!

Indonesia masuk jajaran negara dengan bahasa terbanyak di dunia, mencapai 720 bahasa per 2024.

Negara dengan Bahasa Daerah Terbanyak 2024, Ada Indonesia! Ilustrasi Bahasa di Dunia | Freepik

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17 ribu pulau membentang dari Sabang sampai Merauke, Indonesia diberkati dengan kekayaan budaya yang tak ada habisnya. Mulai dari upacara adat, pakaian adat, rumah tradisional, makanan khas, hingga bahasa daerah, masing-masing wilayah memiliki karakteristik unik yang membedakannya satu sama lain. 

Keberagaman inilah yang memberikan warna berbeda bagi Indonesia di panggung internasional. Tidak sedikit wisatawan yang berkunjung ke tanah air untuk menikmati beragam budaya dan adat istiadat di dalamnya.

Menurut Ethnologue, Indonesia menjadi salah satu negara paling kaya dari segi bahasa daerahnya. Per tahun 2024 ini, Indonesia tercatat memiliki 720 bahasa daerah yang tersebar di seluruh wilayah, terbanyak kedua di dunia setelah Papua Nugini.

Indonesia masuk jajaran negara dengan bahasa terbanyak di dunia, mencapai 720 bahasa per 2024 | GoodStats
Indonesia masuk jajaran negara dengan bahasa terbanyak di dunia, mencapai 720 bahasa per 2024 | GoodStats

Bahasa merupakan alat komunikasi yang menghubungkan orang-orang di wilayah tertentu. Penggunaan bahasa daerah dapat memperketat kebersamaan sekaligus rasa solidaritas antar anggota masyarakat di wilayah tersebut. Di Indonesia sendiri, terdapat 720 bahasa daerah, meski memang belum semua dikaji vitalitasnya. Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, per tahun 2021, baru ada 115 bahasa daerah yang terkaji vitalitasnya.

Papua Nugini menjadi negara dengan jumlah bahasa daerah terbanyak di dunia, mencatatkan total 841 bahasa daerah. Sekitar 94 bahasa diucapkan per 1 juta penduduk di negara tersebut. Jumlah tersebut sangat fantastis jika dibandingkan dengan negara lain, di Amerika Serikat misal, di mana kurang dari 1 bahasa yang diucapkan per 1 juta penduduk.

Dengan 720 bahasa daerah, Indonesia duduk di urutan kedua sebagai negara dengan bahasa daerah terbanyak 2024. Nigeria berada di posisi ketiga dengan total 537 bahasa daerah, disusul India dengan 458 bahasa, Amerika Serikat dengan 355 bahasa, dan Australia dengan 318 bahasa. Sejauh ini, secara global terdapat sekitar 7.164 bahasa yang digunakan di seluruh dunia.

Bahasa Daerah Punah

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI menyatakan bahwa 11 bahasa daerah di Indonesia telah punah lantaran tidak ada lagi penutur bahasa tersebut.

"Kepunahan bahasa daerah ini karena para penuturnya tidak lagi menggunakan dan mewariskan bahasa daerah ke anak cucunya," tutur Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Hafidz Muksin (7/3/2024), mengutip Antara.

Mayoritas bahasa yang mengalami kepunahan berasal di wilayah timur Indonesia, seperti bahasa Tandia di Papua Barat, bahasa Mawes dari Papua, bahasa Kajeli, Piru, Palumata dan Moksela dari Maluku, bahasa Ternateno dari maluku Utara, dan masih banyak lagi.

"Situasi di wilayah Timur Indonesia ini, jumlah bahasa daerah banyak, namun penduduknya sedikit, sementara wilayah Barat Indonesia, jumlah bahasa daerahnya sedikit tetapi jumlah penduduknya padat," lanjutnya.

Tidak hanya di Indonesia, ancaman punahnya bahasa daerah juga dihadapi secara global. Sekitar 40% bahasa di dunia terancam punah dengan semakin sedikit penuturnya di kalangan generasi muda.

Kemendikbudristek menuturkan beberapa alasan dibalik kepunahan suatu bahasa, salah satu faktor utamanya adalah globalisasi dan modernisasi yang mendorong dominasi penggunaan bahasa-bahasa besar seperti Inggris dan Mandarin. Bahasa-bahasa global ini semakin banyak digunakan dalam perdagangan internasional, membuat bahasa daerah cenderung diabaikan.

Migrasi massal dan urbanisasi turut mengakibatkan punahnya suatu bahasa. Perpindahan penduduk ke kota-kota besar cenderung membuat pemakaian bahasa daerah semakin jarang. Generasi muda yang banyak mengadu nasib di kota-kota besar sering kali kesulitan mempertahankan penggunaan bahasa daerahnya, tergerus arus bahasa nasional yang lebih dominan.

Menariknya, asimilasi budaya juga dapat mengakibatkan hilangnya bahasa daerah. Percampuran kebudayaan antara kelompok tertentu mengakibatkan bahasa daerah asli semakin terlupakan dan jarang digunakan.

Mencegah kepunahan bahasa daerah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat selaku komunitas penutur bahasa daerah. Perlu dijaga penggunaan bahasa daerah sehari-hari agar tidak kalah saing dengan bahasa nasional bahkan bahasa internasional lainnya. Upaya pendokumentasian untuk pembelajaran juga dapat dilakukan. 

Masyarakat Indonesia dapat belajar menjadi multilingual, fasih berbahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, dan bahasa daerahnya sendiri sebagai wujud kontribusi dalam melestarikan budaya bangsa.

Baca Juga: 10 Bahasa Tersulit di Dunia, Mandarin Nomor Satu

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Negara dengan Kualitas HIdup Terbaik di ASEAN, Indonesia Nomor Berapa?

Skor kualitas hidup di Singapura menjadi yang tertinggi di kawasan ASEAN, mencapai 53,1. Sebaliknya, Myanmar jadi yang terendah dengan 6,1.

Angka Harapan Hidup ASEAN 2024

Angka harapan hidup Australia jadi yang tertinggi di kawasan ASEAN, mencapai 83,86 tahun. Indonesia ada di posisi tengah dengan 71,29 tahun.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook