Makin Malas Beli Baju, Bagaimana Nasib Industri Tekstil Indonesia?

Prioritas pengeluaran mencerminkan perubahan gaya hidup, tingkat pendapatan, dan kebutuhan masyarakat modern.

Makin Malas Beli Baju, Bagaimana Nasib Industri Tekstil Indonesia? Ilustrasi Belanja Pakaian | Shutterstock

Pengeluaran konsumsi rumah tangga telah menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan sehari-hari, mencerminkan pola hidup, kebutuhan, dan prioritas keluarga di berbagai tingkat ekonomi.

Dalam dunia modern yang semakin kompleks, jenis pengeluaran rumah tangga pun terus bertambah, tidak hanya mencakup kebutuhan dasar seperti pangan, sandang, dan papan, tetapi juga kebutuhan sekunder dan tersier yang berkaitan dengan gaya hidup, pendidikan, hiburan, hingga teknologi. Perubahan ini menunjukkan bagaimana dinamika sosial dan ekonomi memengaruhi perilaku konsumsi masyarakat.

Saat ini, pengeluaran rumah tangga tidak lagi sekadar memenuhi kebutuhan pokok. Keberadaan teknologi, seperti gadget dan internet, telah memunculkan kategori pengeluaran baru yang dianggap esensial, khususnya bagi keluarga di perkotaan.

Ditambah lagi, akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan berkualitas, dan transportasi yang lebih nyaman seringkali memerlukan alokasi anggaran yang signifikan.

Di sisi lain, gaya hidup modern juga membawa keinginan untuk konsumsi barang-barang bermerek, liburan, atau aktivitas rekreasi yang meningkatkan kualitas hidup. Semua ini menciptakan tantangan tersendiri bagi rumah tangga untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan.

Pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya jadi jenis pengeluaran dengan persentase terendah | GoodStats

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa transportasi dan komunikasi menempati porsi terbesar dalam pengeluaran konsumsi rumah tangga di Indonesia dengan pertumbuhan sebesar 6,56%. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mobilitas dan akses komunikasi bagi masyarakat modern.

Pengeluaran untuk restoran dan hotel mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,53% berada sedikit di bawah transportasi dan komunikasi, mencerminkan tingginya permintaan akan layanan makanan siap saji dan tempat penginapan.

Biaya untuk perumahan dan perlengkapan rumah tangga sebesar 4,34% tetap menjadi komponen penting dalam pengeluaran rumah tangga.

Kategori ini mencakup kebutuhan dasar seperti sewa, cicilan rumah, dan perawatan perabotan rumah tangga. Peningkatan kebutuhan akan hunian layak dan modernisasi perabot rumah tangga juga mendorong persentase ini tetap tinggi.

Pengeluaran untuk makanan dan minuman, selain restoran sebesar 4,25%, masih signifikan, mengingat kebutuhan pangan adalah kebutuhan pokok.

Kesehatan dan pendidikan menunjukkan alokasi yang relatif besar sebesar 4,02%, mencerminkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kualitas hidup dan investasi pada sumber daya manusia.

Pengeluaran ini mencakup biaya sekolah, kuliah, pengobatan, hingga asuransi kesehatan. Angka ini juga dipengaruhi oleh kenaikan biaya layanan kesehatan dan pendidikan di Indonesia.

Kategori pakaian, alas kaki, dan jasa perawatannya memiliki pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan kategori lainnya yaitu sebesar 2,55%.

Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya hidup di mana masyarakat cenderung tidak sering membeli pakaian baru, tetapi lebih memilih barang yang tahan lama atau menggunakan jasa perawatan untuk memperpanjang usia pakaian.

Pengeluaran pada kategori lainnya sebesar 3,47% mencakup berbagai kebutuhan yang tidak tercakup dalam kategori utama, seperti hiburan, hobi, dan kebutuhan pribadi lainnya.

Bagaimana Nasib Industri Tekstil?

Persentase pertumbuhan industri tekstil lebih tinggi dari persentase pertumbuhan konsumsi pakaian dan alas kaki masyarakat pada akhir 2024 | GoodStats

Tren konsumsi pakaian dan alas kaki menunjukkan tren fluktuatif sejak 2018 hingga 2024. Pada 2018, konsumsi pakaian dan alas kaki stabil dengan rata-rata pertumbuhan di atas 4%, tetapi mulai melemah di 2019 dengan beberapa kuartal menunjukkan pertumbuhan lebih rendah, seperti pada Kuartal IV 2019 (3,73%).

Dampak signifikan terlihat pada 2020, di mana pertumbuhan mencatat penurunan tajam, khususnya Kuartal II 2020 (-5,14%), akibat pembatasan aktivitas selama pandemi COVID-19.

Meskipun ada pemulihan bertahap sejak 2021, pertumbuhan konsumsi masih di bawah potensi, dengan angka seperti 1,73% pada Kuartal I 2024. Hal ini menunjukkan tantangan dalam mendorong daya beli masyarakat di sektor ini.

Di sisi lain, tren pertumbuhan industri tekstil selama periode yang sama menunjukkan pola yang lebih ekstrem dibandingkan konsumsi pakaian dan alas kaki. Pada 2018, industri tekstil tumbuh signifikan, terutama pada Kuartal IV 2018 (10,82%). Pertumbuhan berlanjut ke 2019, dengan puncaknya di Kuartal II 2019 (20,71%).

Namun, pada 2020, industri ini mengalami kontraksi tajam akibat penurunan permintaan domestik dan global, terutama pada Kuartal II 2020 (-14,23%).

Pemulihan yang lambat terlihat pada 2021, dengan angka tertinggi pada Kuartal IV 2021 (5,94%). Namun, hingga 2024, industri ini terus berjuang untuk mencapai stabilitas, dengan pertumbuhan mencapai 7,17% pada Kuartal IV 2024.

Kecilnya konsumsi pakaian dan alas kaki berdampak langsung pada kinerja industri tekstil. Penurunan permintaan menyebabkan penumpukan stok, berkurangnya pendapatan perusahaan, dan pada akhirnya memaksa produsen untuk melakukan pengurangan tenaga kerja secara besar-besaran.

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) ini mencerminkan dampak ganda, di mana krisis pada industri tekstil tidak hanya berdampak pada ekonomi sektor tersebut tetapi juga pada kesejahteraan pekerja yang kehilangan mata pencaharian.

Baca Juga: Gen Z Utamakan Kenyamanan dalam Berpakaian

Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor

Konten Terkait

Berbagai Liputan Berisiko yang Pernah Dilakukan Para Jurnalis, Apa Saja?

Meski demikian, banyak jurnalis tetap menjalankan tugasnya dengan dedikasi tinggi, demi memastikan publik mendapatkan informasi yang transparan dan faktual.

Benarkah 'Kota Hujan' Bogor Adalah Kota dengan Curah Hujan Tertinggi?

Umumnya, daerah-daerah dengan curah hujan tertinggi berada di kawasan dengan topografi tertentu yang mendukung terbentuknya awan hujan secara lebih intens.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook