Tentara Nasional Indonesia (TNI) baru saja menginjak usia yang ke-79 tahun pada 5 Oktober lalu. Berdasarkan data International Institute for Strategic Studies (IISS) dalam The Military Balance 2024, terdapat 404.500 personel TNI aktif di Indonesia pada 2023.
TNI melalui proses yang panjang dalam pembentukannya. Awalnya, lembaga untuk pengamanan rakyat ini disebut sebagai Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945.
Setelahnya, TKR sempat berubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) untuk menyesuaikan dasar militer internasional. Akan tetapi, Presiden Soekarno akhirnya menyatukan TRI dengan badan-badan perjuangan rakyat lainnya sebagai Tentara Nasional Indonesia pada 3 Juni 1947.
Seiring perubahan bentuk pemerintahan, TNI juga mengalami goncangan hingga sempat harus digabungkan bersama KNIL. Pada 1962, TNI pun sempat digabung dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan disebut sebagai Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Sejak 1999 hingga sekarang, ABRI sudah dibubarkan dan masing-masing instansi berdiri terpisah.
Personel TNI
Data IISS menunjukkan peningkatan jumlah personel TNI dalam setahun terakhir. Pada 2022, TNI aktif berjumlah 395.500 orang. Jumlahnya meningkat pada 2023, menjadi 404.500 orang.
Selain tentara aktif, ada pula paramiliter atau organisasi non militer yang telah dilatih dan dipersenjatai. Paramiliter akan dikerahkan dalam rangka mendukung maupun menggantikan tentara aktif.
Ada pula personel cadangan atau Komponen Cadangan (Komcad) yang berperan membantu TNI dalam kondisi darurat. Komcad dikerahkan atas izin Presiden dan persetujuan DPR.
Dengan jumlah personel tersebut, kekuatan militer Indonesia menempati posisi ke-13 di dunia dengan skor 0,2251 berdasarkan laporan Global Firepower. Posisi pertama ditempati oleh Amerika Serikat, disusul oleh Rusia, China, India, dan Korea Selatan.
Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara setidaknya dalam 20 besar militer terkuat di dunia.
Dalam laporan yang sama, SDM militer Indonesia mencapai skor 130,3 dari skor sempurna 140. Kekuatan Angkatan Udara meraih skor 121,9; kemudian kekuatan Angkatan Darat mencapai skor 107; dan kekuatan Angkatan Laut mencapai skor 91,4.
Anggaran Pertahanan Indonesia
Dalam catatan Global Firepower juga, tertulis kekuatan finansial militer Indonesia mencapai skor 113 dari 140. Laporan tersebut mempertimbangkan nilai paritas daya beli, valuta asing/emas, utang luar negeri, dan anggaran pertahanan.
Pada April lalu, Kementerian Keuangan bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas mendukung pagu anggaran Kemenhan sebesar Rp155,98 triliun. Jumlahnya meningkat pada surat keputusan yang rilis di bulan Juli. Dengan demikian, pagu anggaran Kementerian Pertahanan (Kemenhan) pada 2025 pun mencapai Rp165 triliun.
Dari anggaran tersebut, sebagian dialokasi untuk Markas Besar dan masing-masing matra TNI.
Berdasarkan nota keuangan APBN, sepanjang 2019 hingga 2020, TNI Angkatan Darat menghabiskan anggaran Rp112,14 triliun. Jauh lebih sedikit, penggunaan anggaran TNI Angkatan Laut Rp39,26 triliun dan Angkatan Udara hanya Rp30,38 triliun.
Sayangnya, nota keuangan APBN 2024 tidak memperlihatkan anggaran TNI pada masing-masing matra.
Menurut keterangan Juru Bicara Menhan, Dahnil Ahzar Simanjuntak, pagu anggaran tahun 2023 Kemenhan senilai Rp134,32 triliun dengan Rp30 triliun dialokasikan untuk alutsista. Sedikit meningkat pada 2024, anggaran Kemenhan menjadi Rp139,26 triliun.
Jika dijumlahkan, selama 2020-2024, jumlah anggaran Kemenhan mencapai Rp692,92 triliun. Anggaran ini dialokasikan untuk alutsista, pemeliharaan dan perawatan, hingga memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di lingkup pertahanan.
Baca Juga: TNI Konstan Jadi Lembaga Negara Paling Dipercaya Publik
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor