Mahasiswa Universitas Trunojoyo Jadi Korban Kekerasan oleh Pasangannya

Nyatanya, ada 659 kasus kekerasan dalam hubungan pacaran di Indonesia pada 2024 ini.

Mahasiswa Universitas Trunojoyo Jadi Korban Kekerasan oleh Pasangannya Ilustrasi Kekerasan dalam Hubungan Pacaran | zinkevych/Freepik

Baru-baru ini, Universitas Trunojoyo dikejutkan dengan insiden kekerasan yang melibatkan seorang mahasiswa. Dalam laporannya, ia mengungkapkan bahwa kasus kekerasan yang dialaminya tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga emosional yang berlangsung selama beberapa bulan terakhir.

“Berdasarkan pengakuan korban, penganiayaan ini dilakukan sejak bulan April dan sudah terjadi sekitar 4 kali,” ujar Ibnu Fajar, anggota Klinik Konsultasi Bantuan Hukum UTM pada Minggu (22/9), dikutip Detik Jatim.

Dalam sebuah video yang telah beredar di media sosial, terlihat seorang mahasiswa yang berinisial F sebagai pelaku dan D menjadi korban tengah duduk di depan pagar berwarna coklat. Keduanya tampak sedang bercakap-cakap, namun situasi tiba-tiba berubah. Pelaku menjadi sangat marah dan langsung memukul wajah korban.

Jumlah Kasus Kekerasan Berdasarkan Hubungan 

Data Kekerasan Hubungan Berdarkan KemenPPPA | GoodStats
Kekerasan dalam ubungan dalam pacaran menjadi kedua tertinggi dengan total 659 korban di 2024 | GoodStats

Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) pada 2024, kekerasan dalam rumah tangga mendominasi kekerasan di Indonesia dengan jumlah korban mencapai 2.791 orang.

Selain itu, kekerasan dalam hubungan pacaran menempati posisi kedua tertinggi dengan 659 kasus dilaporkan. Angka ini menyoroti pentingnya meningkatkan kesadaran tentang bahayanya kekerasan dalam hubungan pacaran yang sering kali dianggap remeh. 

Penyebab Utama Kekerasan dalam Hubungan Pacaran

Menurut Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), kekerasan dalam berpacaran sering kali dimulai dengan kekerasan emosional dan verbal, kemudian dapat berkembang menjadi kekerasan fisik atau seksual.

Hal ini biasanya dipicu karena ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi hingga dapat berujung kekerasan dalam hubungan.

Walaupun laki-laki maupun perempuan dapat menjadi korban, perempuan lebih rentan mengalami kekerasan. Dalam jangka panjang, kekerasan membuat korban mengalami trauma untuk menjalin hubungan yang sehat di masa depan.

Situasi ini menekankan pentingnya dukungan sosial bagi korban kekerasan, serta perlunya kesadaran untuk dapat mengenali pertanda awal dari hubungan yang tidak sehat.

Adanya dukungan dari teman dan keluarga menjadi krusial dalam membantu korban mendapatkan bantuan yang diperlukan.

Dengan begitu, tingginya kasus kekerasan ini kembali menegaskan bahwa setiap orang harus bisa menciptakan lingkungan yang aman dan kekerasan dalam bentuk apapun di hubungan harus segera dilawan. Setiap orang berhak merasa aman dan dihargai dalam hubungan mereka.

Baca Juga: Kasus Kekerasan Seksual Capai 6 Ribu Per Tahun, Bagaimana Peran Pemerintah?

Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor

Konten Terkait

“Anak Abah” Lebih Pilih Pram-Doel daripada RK-Suswono?

Mayoritas pendukung Anies lebih memilih pasangan Pram-Doel daripada RK-Suswono untuk pilkada mendatang.

Deretan Kecamatan Penghasil Susu Sapi di Boyolali

Boyolali, sebagai sentra penghasil susu, memiliki potensi besar yang sayangnya belum sepenuhnya terwadahi dengan baik.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook