Mengapa Kendaraan Listrik di Indonesia Belum Banyak Diminati?

Sebanyak 53,9% masyarakat Indonesia tidak berminat untuk membeli kendaraan listrik, alasan utamanya adalah infrastrukturnya yang kurang memadai.

Mengapa Kendaraan Listrik di Indonesia Belum Banyak Diminati? Ilustrasi Mobil Listrik | Freepik

Kendaraan listrik masih belum menjadi pilihan utama bagi mayoritas masyarakat Indonesia. Meskipun ada peningkatan pengguna di kota besar, kebanyakan masih enggan untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan.

Berdasarkan survei nasional Litbang Kompas pada Juni 2024, hampir 53,9% responden menyatakan tidak tertarik untuk membeli kendaraan listrik, baik motor maupun mobil listrik.

Minat Masyarakat Indonesia Pada Kendaraan Listrik | GoodStats
53,9% masyarakat Indonesia tidak berminat membeli kendaraan listrik | GoodStats

Hanya 19,9% responden yang mengaku ingin membeli sepeda motor listrik, 5,5% menginginkan mobil listrik, dan 13,9% lainnya tertarik pada kedua jenis kendaraan tersebut.

Penyebab Kendaraan Listrik Minim Peminat 

Rendahnya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik, salah satunya disebabkan kurangnya pemahaman publik mengenai program pemerintah untuk mengakselerasi ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

Laporan data dari Litbang Kompas, hanya 36% responden yang mengetahui program ini, kebanyakan berasal dari Pulau Jawa (60%), sementara sisanya dari luar Jawa, seperti Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua.

Selain itu, banyak masyarakat Indonesia yang ragu untuk menggunakan kendaraan listrik karena minimnya stasiun pengisian daya listrik (EV charging station). Hal ini membuat mereka berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk membeli.

Meskipun tren penggunaan kendaraan listrik meningkat di kota besar, kekhawatiran tetap muncul saat bepergian ke daerah karena terbatasnya infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di luar kota.

"Kecenderungannya masih di kota ya, karena kalau kemudian mereka harus perjalanan ke luar kota mereka masih mempertanyakan mengenai charging stationnya. Untuk itu, infrastruktur SPKLU masih perlu diperbanyak," ujar Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Galkindo) Kukuh Kumara, dikutip dari CNBC.

Saat ini, jumlah pengisian kendaraan listrik masih sangat terbatas, hanya sekitar 300 unit yang tersebar di seluruh Indonesia dan mayoritas berada di wilayah Jabodetabek. Terdapat beberapa penyedia stasiun pengisian yang beroperasi di Indonesia, seperti PLN, Gojek, dan Pertamina.

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan beberapa regulasi untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai dan infrastruktur stasiun pengisian. Salah satunya adalah Perpres No. 55/2019 mengenai percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Selain itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan Permen ESDM No. 13/2020, menetapkan standar teknis dan prosedur operasional untuk stasiun pengisian di Indonesia. 

Dengan adanya dukungan dari pemerintah, akademisi, dan mitra industri, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik di Asia Tenggara. Pemakaian kendaraan listrik dapat turut menjaga kelestarian bumi dengan mengurangi emisi karbon.

Dengan begitu, harapannya minat masyarakat beralih ke kendaraan ramah lingkungan dapat meningkat, sehingga kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon dan pencapaian tujuan berkelanjutan dapat tercapai.

Baca Juga: Resmi! Indonesia Kini Punya Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Sendiri

Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor

Konten Terkait

Terbaru! Simak Elektabilitas Pilkada Jabar 2024 Versi Litbang Kompas

Jelang Pilkada Jawa Barat 2024, mayoritas masyarakat lebih banyak memilih pasangan Dedi-Erwan dibanding paslon lain, dengan persentase elektabilitas 65%.

Elektabilitas Pramono-Rano Melambung di Survei SMRC

Dua minggu menjelang pemilihan Gubernur Jakarta, survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan pasangan Pramono-Rano unggul.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook