Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, total ada 14.246 perpustakaan terakreditasi di Indonesia pada 2024. Jumlah ini mencakup perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, serta perpustakaan perguruan tinggi. Jawa Timur memimpin dengan total 3.129 perpustakaan.
Dari jumlah tersebut, Jawa Timur memiliki ratusan perpustakaan terakreditasi A, yaitu 7 perpustakaan khusus, 460 perpustakaan sekolah, 40 perpustakaan perguruan tinggi, dan 21 perpustakaan umum.
Sementara itu, secara nasional ada 89 perpustakaan khusus terakreditasi A. Kemudian, ada 1.767 perpustakaan sekolah, 263 perpustakaan perguruan tinggi, dan 137 perpustakaan umum terakreditasi A.
Apa Itu Perpustakaan Terakreditasi?
Menurut Direktur Standarisasi dan Akreditasi Perpustakaan Nasional, Supriyanto, akreditasi perpustakaan bertujuan untuk menjaga kepercayaan masyarakat atas kinerja perpustakaan dan menjamin kualitas aktivitas perpustakaan.
Prinsip tersebut juga dinilai dapat memberi dorongan lembaga perpustakaan untuk memberi layanan prima.
Dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, perpustakaan nasional wajib menyusun standar koleksi perpustakaan, standar sarana dan prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar penyelenggaraan, dan standar pengelolaan.
Menilik Tingkat Kegemaran Baca Masyarakat Indonesia
Data BPS juga menunjukkan, Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) masyarakat Indonesia mencapai 72,44% pada 2024. Kali ini dipimpin oleh Daerah Istimewa Yogyakarta dengan TGM mencapai 79,99%.
TGM disusun oleh indikator frekuensi membaca, durasi membaca per hari, jumlah buku yang dibaca dalam triwulan, frekuensi akses internet per minggu, serta durasi akses internet per hari.
Secara nasional, rata-rata frekuensi membaca adalah 5-6 kali per minggu. Kemudian, rata-rata durasi membaca 1-2 jam dalam sehari, jumlah buku dibaca 3-4 buku dalam triwulan, frekuensi akses internet 5-6 kali per minggu, dan durasi akses internet 1-2 jam per hari.
Lalu, Apa Keberadaan Perpustakaan dapat Meningkatkan Minat Baca?
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dede Mardiah (2023) berjudul Systematic Literature Review Terhadap Minat Baca di Indonesia, ada sejumlah faktor yang memengaruhi minat baca, yaitu pendidikan keluarga, ekonomi keluarga, teknologi bacaan, sarana, motivasi, dan pembelajaran membaca.
Perpustakaan menjadi salah satu sarana baca bagi masyarakat. Jumlah ideal perpustakaan bergantung pada jumlah penduduk dan luas wilayahnya. Sembari memperluas jangkauan, peningkatan kualitas pun dibutuhkan.
Penelitian ini juga menyampaikan beberapa hal yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan minat baca. Di antaranya adalah menciptakan program berkelanjutan, perbaikan fasilitas sarana dan prasarana, inovasi media dan teknologi, serta strategi dan modifikasi pembelajaran.
Oleh karena itu, keluarga sebagai lingkup terkecil berperan besar menumbuhkan motivasi anak untuk membaca. Pihak sekolah juga menjadi tempat strategis untuk memenuhi kebutuhan membaca.
Selain itu, perguruan tinggi bersama ahli dapat berperan untuk membantu menciptakan strategi pembelajaran yang tepat.
Baca Juga: Angka Partisipasi Sekolah di Indonesia 2024: Tren dan Tantangan
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor