Penurunan penjualan mobil wholesale pada September 2024 menjadi perhatian bagi pelaku industri otomotif. Pada semester pertama 2024, industri otomotif telah menghadapi tekanan berat akibat ketatnya kredit kendaraan dan pemilihan presiden, menyebabkan banyak konsumen menunda pembelian mobil baru.
Namun, meski penjualan Agustus 2024 stabil, tetapi adanya tantangan ekonomi global dan suku bunga tinggi memperketat pembiayaan di September yang akhirnya memengaruhi daya beli konsumen.
Direktur Sales dan Marketing PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy, mengatakan bahwa pasar otomotif pada September 2024 cenderung melesu terutama akibat kondisi ekonomi global dan domestik yang memengaruhi daya beli masyarakat.
Selain itu, tingginya suku bunga bank turut memperketat persyaratan kredit kendaraan yang berdampak pada kemampuan konsumen untuk membeli mobil.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menyatakan bahwa terdapat faktor yang menyebabkan kinerja produksi mobil di Indonesia menurun hingga September 2024. Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur tercatat di level 49,2, menunjukkan adanya kontraksi.
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto, menjelaskan bahwa penurunan daya beli masyarakat, pelemahan nilai tukar rupiah dan tingginya suku bunga adalah penyebab utama melemahnya PMI, meskipun BI rate sudah dipangkas menjadi 6% pada September.
"Memang daya beli masyarakatnya saja yang menurun. Nah, akibatnya tentunya kan kalau penjualannya tidak bisa sebagus tahun lalu, ya produksinya juga tidak sehebat tahun lalu. Terlihat angka penjualan maupun angka produksi menurun," ujar Jongkie kepada Bisnis.
Laporan Penjualan Mobil Periode Januari-September 2024
Berdasarkan data dari Gaikindo periode Januari-September 2024, total penjualan dari pabrik ke dealer (wholesale) sebanyak 633.218 unit. Jika dilihat dari grafik penjualan, terjadinya fluktuasi signifikan sepanjang 2024.
Pada Januari, penjualan mobil tercatat sebanyak 69.758 unit, kemudian meningkat pada Februari menjadi 70.772 unit. Penjualan terus mengalami kenaikan pada Maret mencapai 74.720 unit.
Namun, pada April, penjualan mengalami penurunan signifikan dengan hanya 48.762 unit terjual. Situasi ini mulai membaik pada Mei, di mana penjualan mencapai 71.391 unit, dan berlanjut meningkat menjadi 74.615 unit pada Juni dibandingkan bulan sebelumnya.
Di Juli, penjualan sedikit menurun menjadi 74.229 unit, tetapi kembali naik pada Agustus menjadi 76.304 unit. Sayangnya, penjualan di September mengalami penurunan, mencatat angka 72.667 unit.
Optimisme Gaikindo dalam Meningkatkan Penjualan Mobil
Jongkie Sugiarto menyatakan bahwa pihaknya belum merevisi target penjualan mobil sebesar 1,1 juta unit hingga akhir tahun, karena masih menunggu masukan dari Agen Pemegang Merek (APM) anggota Gaikindo.
Ia juga menambahkan bahwa Gaikindo tetap optimis untuk meningkatkan penjualan mobil dalam tiga bulan tersisa tahun ini dengan menyelenggarakan berbagai pameran otomotif
Beberapa pameran yang direncanakan meliputi GIIAS Bandung pada 25-29 September 2024, dan Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 akan diadakan pada 22 November hingga 1 Desember 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang.
"Makanya Gaikindo mengadakan pameran-pameran seperti di GIIAS Bandung, dan sebentar lagi nanti ada Gaikindo Jakarta Auto Week dan lain-lain. Ini semua kan stimulus-stimulus untuk bisa menaikkan angka penjualan," jelasnya.
Tak hanya itu, Gaikindo telah mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan insentif fiskal berupa diskon Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP).
Program PPnBM DTP sebelumnya berhasil menyelamatkan sektor otomotif, khususnya untuk mobil dengan kapasitas mesin 1.500 cc dan kandungan dalam negeri (TKDN) minimal 60%.
Jongkie menekankan pentingnya mempertimbangkan kembali insentif PPnBM untuk meningkatkan penjualan, sehingga produksi dapat meningkat, dan pada gilirannya, Purchasing Manager's Index (PMI) juga akan membaik.
Baca Juga: Indonesia Puncaki Penjualan Mobil di Asia Tenggara
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Editor