Mayoritas masyarakat di dunia lebih memilih untuk bertempat tinggal di kota. Selain sebagai pusat perdagangan dan produktivitas, peluang pekerjaan yang lebih banyak, pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik, standar hidup yang lebih tinggi, fasilitas dan transportasi yang lebih memadai, hingga perpaduan budaya yang lebih beragam juga menjadi alasan urbanisasi semakin meningkat di berbagai negara.
Bahkan, data dari Resource Watch memaparkan bahwa secara global, perkotaan menyumbang 55% populasi dunia dan mencangkup 80% aktivitas ekonomi.
Di Indonesia sendiri, menurut laporan World Bank bertajuk Realizing Indonesia’s Urban Potential, ledakan urbanisasi di Indonesia terjadi pada tahun 1980-1990. Sepanjang periode tersebut, kota-kota di Indonesia mengalami pertumbuhan urbanisasi sebesar tiga persen tiap tahun, lebih pesat dari Cina.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan populasi penduduk Indonesia di perkotaan konsisten mengalami kenaikan.
Diperkirakan pula jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah perkotaan akan terus meningkat menjadi 66,6 persen pada 2035.
Data dari World Bank juga memperkirakan sebanyak 220 juta penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan pada 2045. Jumlah itu setara dengan 70 persen dari total populasi Indonesia pada 2023 yang yang diperkirakan sebanyak 273 juta jiwa.
Adapun menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 terdapat total 98 kota di Indonesia yang tersebar di berbagai daerah.
Jawa Barat dan Jawa timur menjadi provinsi yang memiliki sebaran kota terbanyak mencapai jumlah 9 kota pada 2022.
Kemudian Kalimantan Utara, DI Yogyakarta, Bali, hingga Papua menjadi provinsi dengan jumlah kota paling sedikit, yaitu 1 kota.
Sementara itu, Sulawesi Barat menjadi satu-satunya provinsi yang tidak memiliki kota di Indonesia.
Penulis: Anissa Kinaya Maharani
Editor: Iip M Aditiya