Digitalisasi telah menjadi kekuatan transformasional yang memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan modern, dari cara manusia bekerja hingga berinteraksi satu sama lain. Pada intinya, digitalisasi adalah proses mengadopsi teknologi digital untuk mengubah sistem, layanan, dan proses konvensional menjadi lebih efisien, cepat, dan mudah diakses.
Dengan meningkatnya penggunaan internet, komputasi awan, kecerdasan buatan, dan teknologi lainnya, digitalisasi telah membuka peluang baru di berbagai sektor, mulai dari bisnis, pendidikan, hingga pemerintahan.
Namun, proses digitalisasi tidak berlangsung seragam di seluruh dunia. Setiap negara memiliki tingkat adopsi teknologi yang berbeda, tergantung pada berbagai faktor yang memengaruhi perkembangan digitalnya.
Perbedaan infrastruktur teknologi, tingkat pendidikan masyarakat, kebijakan pemerintah, serta akses ke sumber daya digital memainkan peran penting dalam menentukan seberapa cepat dan efektif digitalisasi diterapkan.
Beberapa faktor yang memengaruhi perbedaan tersebut termasuk kesiapan infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi. Negara yang memiliki akses luas terhadap jaringan internet berkecepatan tinggi dan infrastruktur pendukung lainnya akan lebih mudah melakukan transformasi digital.
Selain itu, faktor sosial dan ekonomi seperti tingkat literasi digital dan aksesibilitas teknologi di kalangan masyarakat juga menjadi penentu utama dalam proses digitalisasi di berbagai negara.
Perbedaan kebijakan pemerintah, terutama dalam hal regulasi dan insentif untuk adopsi teknologi, juga memengaruhi seberapa cepat sebuah negara mampu bertransformasi ke ranah digital.
Indeks Digitalisasi Global di ASEAN tahun 2024 menunjukkan bahwa Singapura berada di posisi teratas dengan skor 76,1. Hal ini mencerminkan tingginya tingkat adopsi teknologi dan infrastruktur digital yang sangat maju di negara tersebut.
Singapura telah lama dikenal sebagai pusat teknologi di kawasan Asia Tenggara, dengan kebijakan pemerintah yang mendukung inovasi, ekosistem startup yang berkembang pesat, serta jaringan internet yang sangat andal dan cepat.
Di posisi kedua, Malaysia mencatat skor 49,9, menunjukkan komitmen negara ini dalam mendorong transformasi digital. Meskipun berada di bawah Singapura, Malaysia telah membuat langkah signifikan dalam memperkuat infrastruktur digital dan meningkatkan akses teknologi di berbagai sektor.
Pemerintah Malaysia juga terus mendorong pengembangan keterampilan digital di kalangan masyarakat untuk menghadapi ekonomi digital yang semakin kompleks.
Thailand, dengan indeks 47,2, mengikuti Malaysia dengan perbedaan yang tipis. Negara ini telah menunjukkan komitmen kuat dalam digitalisasi, terutama dalam sektor e-commerce dan layanan publik digital. Meskipun infrastruktur digitalnya masih dalam pengembangan, Thailand terus berusaha mengejar ketertinggalannya melalui berbagai inisiatif teknologi.
Vietnam berada di posisi berikutnya dengan skor 36,7, yang menandakan proses digitalisasi yang sedang berkembang. Ekonomi Vietnam yang terus tumbuh menjadi pendorong utama adopsi teknologi di negara ini.
Meski masih tertinggal dari beberapa negara tetangga, Vietnam terus menunjukkan potensi besar untuk mempercepat transformasi digitalnya, terutama di sektor manufaktur dan teknologi informasi.
Filipina dengan skor 34,9 memperlihatkan kemajuan yang stabil dalam proses digitalisasinya. Negara ini menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur, namun terdapat peningkatan yang signifikan dalam adopsi teknologi digital di kalangan masyarakat, terutama dengan penggunaan internet yang terus meningkat.
Indonesia, dengan indeks 33,1, berada di peringkat terakhir dalam daftar ini. Meskipun digitalisasi di Indonesia berkembang pesat, terutama dengan populasi yang sangat besar dan tingkat penggunaan teknologi yang meningkat, negara ini masih menghadapi tantangan terkait infrastruktur digital, konektivitas internet, serta literasi digital di kalangan masyarakat.
Namun, dengan potensi pasar digital yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk mempercepat transformasi digitalnya dalam beberapa tahun ke depan.
Secara keseluruhan, indeks digitalisasi tahun 2024 ini menggambarkan kesiapan yang berbeda dari setiap negara ASEAN dalam menghadapi era digital.
Baca Juga: Investasi Digital Semakin Populer, Apa yang Membuat Masyarakat Tertarik?
Penulis: Brilliant Ayang Iswenda
Editor: Editor