Harga dan Permintaan Emas di Indonesia Naik Sepanjang 2024: Bukti Invetasi Emas Semakin Diminati

Harga dan permintaan emas di Indonesia meningkat signifikan pada 2024, menjadikannya pilihan investasi aman di tengah ketidakpastian ekonomi.

Harga dan Permintaan Emas di Indonesia Naik Sepanjang 2024: Bukti Invetasi Emas Semakin Diminati ilustrasi Seorang Wanita Membeli Emas | Galeri 24

Dalam dunia investasi, emas selalu menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat Indonesia. Sepanjang tahun 2024, harga emas di Indonesia menunjukkan tren peningkatan yang konsisten. Dari bulan Januari hingga November, harga emas mengalami kenaikan sebesar 36%, menjadikannya instrumen investasi yang semakin diminati.

Di sisi lain, sejak tahun 2020 permintaan emas dalam bentuk fisik di Indonesia juga mengalami peningkatan yang stabil dalam lima tahun terakhir.

Kenaikan Harga Emas Sepanjang Tahun 2024

Berdasarkan data pergerakan harga emas yang tercatat oleh Logam Mulia, harga emas di Indonesia pada awal tahun 2024 berada di angka Rp1,13 juta per gram. Angka ini terus meningkat secara stabil hingga mencapai Rp1,54 juta per gram pada bulan November ini (05/11). Dalam kurun waktu 11 bulan, harga emas mencatatkan kenaikan sekitar 36%. 

Sepanjang 2024, Harga Emas mengalami Kenaikan Harga | GoodStats

"Risiko geopolitik yang meningkat jadi tantangan prospek ekonomi dan instabilitas Timur Tengah menyebabkan harga komoditas safe haven seperti emas meningkat tajam," ujar Mahendra Siregar selaku Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Oktober 2024 dilansir CNBC Indonesia.

Disisi lain Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha menjelaskan beberapa faktor yang mendukung harga emas saat ini.,

"Kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank sentral juga diperkirakan dapat mendukung harga emas, karena tingkat suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan dolar AS dan mendukung permintaan emas," tegasnya dikutip dari Kontan.

Permintaan Emas di Indonesia Semakin Meningkat

Tidak hanya harga, permintaan emas di Indonesia juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam lima tahun terakhir. Dalam data World Gold Council, terekam permintaan emas di Indonesia pada kuartal-I 2020 berada di angka 8 ton, dan mengalami fluktuasi sepanjang tahun.

Namun, mulai tahun 2021 hingga 2024, permintaan emas terus menunjukkan tren naik. Pada kuartal ketiga 2024, permintaan emas mencapai angka 12,7 ton, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Kenaikan akan Emas mengalami kenaikan selama 5 tahun terakhir | GoodStats

“Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan dan minat masyarakat yang tinggi terhadap emas sebagai instrumen investasi masih sangat tinggi. Emas tetap menjadi pilihan investasi yang diminati masyarakat karena sifatnya yang safe haven dan kemampuannya untuk melindungi nilai aset dari inflasi,” jelas Direktur Sales and Distribution Bank Syariah Indonesia (BSI), Anton Sukarna dikutip dari BSI News Update.

Melalui angka permintaan yang relatif stabil di kisaran 12 hingga 15 ton per kuartal dalam beberapa tahun terakhir, emas telah menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia dalam menjaga stabilitas aset mereka.

Mengapa Emas Semakin Menjadi Pilihan Utama?

Peningkatan harga dan permintaan emas ini menandakan bahwa emas telah menjadi pilihan utama dalam diversifikasi portofolio investasi masyarakat. Dalam unggahan artikelnya, Indy Tazkia Aulia menjelaskan beberapa hal yang berkaitan emas memiliki nilai yang berharga:

  1. Logam mulia yang masih sangat langka. Emas merupakan logam mulia yang langka dibandingkan dengan jenis logam lainnya, seperti perak, tembaga, dan lain-lain. Hal itu disebabkan oleh emas yang terletak di dalam bumi dan perkembangannya tidak begitu banyak. Sekitar 45 negara yang mempunyai tambang emas, termasuk Indonesia.
  2. Ketahanan emas yang luar biasa. Harga emas semakin tinggi karena keunggulannya sebagai logam mulia yang sangat tahan terhadap korosi dan karat. Tentunya berbeda dengan logam lain seperti perak, tembaga, dan besi yang cenderung terdegradasi seiring waktu. Penting untuk diketahui bahwa kualitas emas berbeda dengan jenis lainnya, emas tidak mengalami penurunan kualitas walaupun disimpan bertahun-tahun.
  3. Emas tidak bisa dicetak. Emas adalah sumber daya alam yang tidak dapat diproduksi secara massal. Emas tidak seperti mata uang kertas yang bisa dicetak dengan mudah. Proses penambangan dan pengolahan emas memakan waktu dan biaya sehingga pihak berwenang tidak dapat memproduksi dan mendistribusikan emas seenaknya. Saat inflasi terjadi, nilai emas justru meningkat sehingga menjadikannya salah satu instrumen investasi yang sangat diandalkan saat resesi ekonomi.

Proyeksi Emas sebagai Instrumen Investasi yang Berkelanjutan

Melihat tren kenaikan harga dan permintaan emas, emas diperkirakan akan terus menjadi pilihan investasi yang diminati. Meskipun terdapat fluktuasi harga, emas menawarkan kestabilan jangka panjang yang menarik, terutama bagi masyarakat yang ingin melindungi kekayaan mereka dari efek inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Dengan adanya data yang menunjukkan peningkatan permintaan dan harga emas, investasi dalam bentuk emas di Indonesia tampaknya akan semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan.

Dukungan data yang akurat dari World Gold Council dan Logam Mulia memperkuat pandangan bahwa emas tetap menjadi aset berharga yang diminati. Untuk masyarakat Indonesia yang ingin memastikan keamanan asetnya, investasi emas bisa menjadi pilihan tepat di tengah berbagai ketidakpastian ekonomi global. Emas bukan sekadar logam mulia, namun juga simbol kestabilan finansial di tengah ketidakpastian ekonomi.

Baca Juga: Indonesia Masuk Jajaran Negara dengan Cadangan Emas Terbanyak di Dunia

Penulis: Jannatul L. Mustain
Editor: Editor

Konten Terkait

Peternak Sapi Perah Buang Susu Segar, Menteri Pertanian Ambil Langkah Tegas

Pengepul sapi dari Pasuruan dan Boyolali mengalami kekecewaan hingga membuang hasil panen susu akibat Industri Pengolah Susu (IPS) memilih impor.

Menilik Ketimpangan Ekonomi di 'Daerah Istimewa' yang Tak Kunjung Reda

Meskipun PDRB dan sektor pariwisata DIY meningkat signifikan, akan tetapi ketimpangan ekonomi tetap tinggi. Kemiskinan beralih dari desa ke kota.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook