Tolok ukur kesejahteraan di suatu negara tak hanya bisa dilakukan dengan indikator GDP, GNI, maupun pendapatan per kapita. Lebih luas, masyarakat di suatu negara bisa dikatakan sejahtera jika pembangunan sosial ekonomi di negaranya mumpuni.
Indeks Pembangunan Manusia atau IPM (Human Development Index/HDI) merupakan metrik yang disusun oleh United Nations Development Programme (UNDP) untuk mengukur perkembangan kualitas hidup masyarakat di sebuah negara melalui empat dimensi dasar pembangunan manusia, yakni hidup sehat dan umur panjang, angka harapan sekolah, rata-rata lama sekolah, dan pendapatan nasional bruto per kapita.
IPM pertama kali diluncurkan pada tahun 1990 dan dirilis tiap tahun sejak saat itu. Skor IPM suatu negara ditentukan dengan menggabungkan skor dari berbagai macam indikator, termasuk angka harapan hidup, tingkat melek huruf, akses penduduk pedesaan terhadap listrik, nilai ekspor dan impor, indeks kemiskinan multidimensi, ketimpangan pendapatan, akses internet, dan sebagainya.
UNDP menggunakan skala dari 0-1, yang menunjukkan semakin tinggi skor maka semakin baik indeks pembangunannya. Hasilnya, sebagian besar negara maju memiliki skor IPM 0,8 atau lebih. Berdasarkan laporan UNDP, negara-negara tersebut memiliki pemerintahan yang stabil, pendidikan dan kesehatan yang terjangkau dan tersebar merata, kualitas hidup yang tinggi, serta ekonomi yang kuat.
Swiss menjadi negara yang memiliki skor indeks pembangunan manusia tertinggi pada 2021, yaitu sebesar 0,962 poin. Selanjutnya, ada Norwegia di posisi kedua dengan skor IPM sebesar 0,961 poin di tahun 2021. Disusul oleh Islandia dan Hong Kong dengan skor IPM masing-masing mencapai 0,959 poin dan 0,952 poin pada 2021.
Lalu, Australia menempati peringkat kelima dengan skor 0,951. Sementara, Denmark dan Swedia memperoleh skor IPM masing-masing sebesar 0,948 dan 0,947. Kemudian, skor IPM di Irlandia, Jerman, dan Belanda berturut-turut sebesar 0,945, 0,942, dan 0,941.
Adapun, terdapat sejumlah negara yang memiliki skor IPM terendah bahkan kurang dari 0,5 poin. Mengutip UNDP, skor IPM terendah di dunia pada 2021 didapat oleh Sudan Selatan dengan nilai yang hanya mencapai 0,385 poin.
Lebih lanjut, laporan IPM 2021/22 menunjukkan bahwa dunia tengah menghadapi situasi ketidakpastian, di mana tiga faktor utama muncul: polarisasi politik dan sosial yang meluas, perubahan iklim, dan transformasi industri sosial, sehingga menghasilkan ketidakpastian dan tidak dapat diprediksi.
Penulis: Nada Naurah
Editor: Iip M Aditiya