Kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2024 tidak kalah menarik untuk diikuti. Keempat pasangan calon (paslon) yang akan saling bertanding memperebutkan kursi pemimpin di Jawa Barat adalah paslon nomor urut 1 Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina, nomor urut 2 Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, nomor urut 3 Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, dan nomor urut 4 Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan.
Menurut survei Indikator Politik Indonesia, Dedi Mulyadi meraih elektabilitas tertinggi, jauh melebihi calon lainnya dalam Pilkada 2024 ini. Dalam simulasi 4 nama calon, Dedi Mulyadi meraih 73,4% suara, sedikit menurun dari survei di bulan September 2024 yang sebesar 77,3% suara.
Adapun survei tersebut diadakan pada 3-12 Oktober 2024 menggunakan metode multistage random sampling dengan melibatkan 1.200 responden dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat, toleransi kesalahan (margin of error) sebesar kurang lebih 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
Sebanyak 73,4% responden mengaku akan memilih Dedi Mulyadi jika Pilgub Jawa Barat dilakukan saat ini juga. Sementara itu, 13% menyatakan dukungannya terhadap Ahmad Syaikhu, 3% untuk Acep Adang, dan 2,1% untuk Jeje Wiradinata. Sedangkan 8,5% sisanya memilih tidak tahu/rahasia. Posisi setiap cagub dalam survei elektabilitas di bulan Oktober ini tidak banyak berubah dari raihan di bulan September.
Sikap yang perhatian pada rakyat menjadi pertimbangan utama responden dalam memilih nama gubernur tersebut. Selain itu, 13% responden mengaku tidak begitu mengenal nama calon lain sehingga memutuskan memilih nama calon yang dikenalnya. Hal ini membuka ruang bagi cagub dengan elektabilitas rendah untuk lebih mendorong kegiatan kampanye dan sosialisasinya, terutama pada lapisan masyarakat yang masih belum mengenal calon-calon pemimpinnya.
Pengalaman di pemerintahan (8,9%) dan bukti nyata dari hasil kerjanya (8,4%) turut menjadi pertimbangan dalam pemilihan gubernur.
Menariknya, sebanyak 46,2% pemilih Dedi Mulyadi mendasari pilihannya atas sikap perhatian cagub tersebut pada rakyat. Sementara itu, mayoritas pemilih Ahmad Syaikhu dan Jeje Wiradinata lebih didorong atas asosiasinya dengan partai yang didukung.
Untuk Acep Adang, mayoritas pemilih mengaku menaruh suaranya pada Acep lantaran belum tahu nama/calon lain yang turut bertanding.
Apabila disandingkan dengan pasangannya, maka elektabilitas Dedi-Erwan tercatat masih yang tertinggi di antara paslon lain.
Paslon Dedi-Erwan tercatat meraih 75,7% suara, jauh lebih tinggi dibandingkan Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie yang meraih 13,8% suara, Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina yang sebesar 4,2%, dan Jeje-Ronal dengan 2,7% suara. Dominasi pemilih Dedi-Erwan sudah terlihat sejak survei elektabilitas pada awal September lalu, di mana paslon nomor urut 4 tersebut meraih 77,8% suara.
Menariknya, sebanyak 74,1% mengaku takkan mengubah pilihannya, dengan rincian 44,7% merasa kecil kemungkinannya untuk mengubah pilihan dan 29,4% menyatakan hampir tidak mungkin akan mengubah pilihan. Hal ini menunjukkan loyalitas tinggi yang dimiliki oleh para pendukung cagub di Jawa Barat ini. Hanya 24,7% responden yang mengaku masih mungkin mengubah pilihannya menjelang Pilkada mendatang.
Sejalan dengan itu, nyatanya 77,9% pendukung Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan termasuk pemilih kuat. Proporsinya ini jauh lebih tinggi ketimbang paslon lain. Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie memiliki 73% pemilih kuat, Jeje-Ronal dengan 46,6% pemilih kuat, sedangkan Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina tercatat memiliki 27,7% pemilih kuat.
Baca Juga: Cek Elektabilitas Terkini Paslon Pilkada DKI Jakarta 2024
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor