Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor Indonesia pada September 2024 mengalami penurunan, dari US$23,44 miliar pada Agustus 2024 menjadi US$22,08 miliar. Sebelumnya, ekspor Indonesia pada Agustus 2024 merupakan nilai ekspor terbesar sejak Januari 2024.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa hasil kinerja ekspor Indonesia pada September 2024 mengalami penurunan, yang disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar 5,96 persen, dari US$22,23 miliar menjadi US$20,91 miliar.
“Penurunan nilai ekspor September didorong penurunan ekspor nonmigas," ujar Amalia pada Selasa (15/10).
Secara rinci, menurut data terbaru BPS, nilai ekspor nonmigas Indonesia pada tahun 2024 adalah sebagai berikut: Januari sebesar US$19,09 miliar, Februari sebesar US$18,05 miliar, Maret US$21,25 miliar, April turun menjadi 18,26 miliar, Mei kembali naik menjadi US$20,90 miliar, Juni sebesar US$19,61 miliar, Juli sebesar US$20,81 miliar, Agustus sebesar US$22,23 miliar, dan September turun menjadi US$20,91 miliar.
Meskipun pada September 2024 terjadi penurunan, mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebutkan bahwa capaian kinerja ekspor 2024 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Sepanjang tahun 2024, pertama kalinya kinerja ekspor nonmigas kumulatif Januari-September 2024 mampu melampaui tahun 2023," ujar Zulkifli, pada Jumat (18/10) melansir Antara.
China Jadi Negara Tujuan Utama Ekspor Nonmigas Indonesia
Meskipun kondisi ekonomi China sedang melemah, BPS melaporkan nilai ekspor nonmigas Indonesia ke China mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya.
"Ekspor nonmigas ke China nilainya sebesar US$5,34 miliar dan ini naik sebesar 0,34% dibandingkan dengan bulan lalu,” ujar Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dikutip dari Bisnis.
Berdasarkan data dari BPS, 3 besar negara tujuan utama ekspor adalah China, Amerika Serikat, dan Jepang. Nilai ekspor ketiga negara ini berkontribusi sebesar 43,57% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada September 2024 senilai US$22,08 miliar.
Ekspor nonmigas terbesar pada September 2024 adalah ke China, dengan nilai sebesar US$5,35 miliar. Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah bahan bakar mineral, nikel, besi, dan baja.
Selain itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi menyebutkan bahwa pemerintah menargetkan peningkatan ekspor ke China pada 2024 menjadi US$65-70 miliar.
"Tentu targetnya akan naik 2024, Insya Allah bisa US$65-70 miliar," ujar Didi pada 4 Januari 2024, dikutip dari Republika.
Peningkatan target ekspor tersebut, merupakan upaya perbaikan kinerja ekspor ke China yang mengalami penurunan pada 2023. Sebelumnya, ekspor ke China tercatat mencapai US$65,9 miliar pada tahun 2022.
Kemendag telah menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan kembali pertumbuhan ekspor ke China pada 2024, salah satunya melalui pameran produk-produk Indonesia di beberapa provinsi negara tersebut.
"2024 kita akan menjalankan sejumlah program ke China, seperti kerja sama dengan beberapa provinsi di China untuk bisa memamerkan produk-produk kita di sana semacam ekspo," tambah Didi.
Penulis: Rayya Adila Sakinah
Editor: Editor