Kemajuan teknologi di era digital mendorong penyebaran informasi yang semakin cepat dan masif. Media sosial kini menjadi pusat informasi sekaligus sumber hiburan bagi masyarakat. Berbagai platform media sosial yang ada saat ini, seperti Facebook, X (sebelumnya Twitter), Instagram, dan TikTok menawarkan format konten yang bervariasi, mulai dari tulisan hingga video panjang.
Generasi milenial dan gen Z yang tumbuh di era digital merupakan pengguna utama media sosial. Bukan hanya sekadar untuk mencari informasi terbaru, tetapi juga sebagai sarana mengekspresikan diri mereka.
Berdasarkan data APJII 2024, gen Z dan milenial menggunakan beragam platform media sosial. Namun, terdapat perbedaan proporsi penggunanya dalam tiap media sosialnya.
Generasi milenial lebih banyak menggunakan Facebook (74,09%), Youtube (53,42%), TikTok (31,72%), Instagram (22,14%), dan X (0,77%). Lain halnya dengan gen Z yang lebih banyak menggunakan Instagram (51,90%), Facebook (51,64%), TikTok (46,84%), Youtube (38,63%), dan X (1,98%).
Meski mempercepat akses informasi, media sosial juga memiliki dampak negatif, terutama bagi kesehatan mental kedua generasi ini.
Durasi Orang Indonesia Menggunakan Media Sosial
Mengutip laporan Digital 2024: Global Overview Report oleh We Are Social, masyarakat Indonesia setidaknya menghabiskan waktu bermain internet selama 7 jam 38 menit per harinya. Media sosial berkontribusi terbanyak sebagai layanan yang paling sering dibuka setiap harinya.
Orang Indonesia pada tahun 2024 setidaknya menghabiskan waktu rata-rata sebanyak 3 jam 11 menit di media sosial setiap harinya. Durasi ini bahkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata global. Media sosial TikTok tercatat digunakan sekitar 1 jam 32 menit per harinya.
Berdasarkan survei McKinsey yang melibatkan setidaknya 41.960 responden dari 26 negara di seluruh dunia termasuk Indonesia, gen Z menghabiskan waktu paling lama di media sosial, diikuti oleh generasi milenial.
Durasi penggunaan media sosial ini berpengaruh secara signifikan terhadap kesehatan mental mereka.
Dampak Negatif Media Sosial pada Kesehatan Mental Generasi Milenial dan Gen Z
Media sosial memberikan kesan kehidupan yang sempurna melalui konten-konten yang menunjukkan gaya hidup, pencapaian, dan kemewahan. Tentu, ini adalah hal yang lumrah karena pada dasarnya media sosial memberikan kebebasan bagi penggunanya untuk mengekspresikan diri mereka.
Namun, paparan konten umumnya dijadikan standar standar dan membuat orang lain membandingkan dirinya hingga menjadi rendah diri.
Data dari IDN Research Institute terhadap generasi milenial dan gen Z menunjukkan bahwa media sosial berdampak negatif terhadap kepercayaan diri mereka. Hasil yang diperoleh menegaskan gen Z lebih rentan merasakan penurunan kepercayaan diri dibandingkan generasi milenial. Meski begitu, generasi milenial lebih merasakan tekanan untuk menyesuaikan standar kesempurnaan yang ada di media sosial dibandingkan generasi Z.
Dampak negatif pada kepercayaan diri dua generasi ini dirasakan dengan timbulnya kecenderungan untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain. Data IDN Research Institute melaporkan bahwa gen Z lebih cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain dibandingkan milenial. Namun, generasi milenial tampak lebih merasa sulit untuk berhenti membandingkan diri mereka ketimbang gen Z.
Adanya perbedaan pengaruh penggunaan media sosial pada generasi milenial dan Z dapat didorong oleh perbedaan karakteristik diri mereka. Proporsi gen Z yang lebih sedikit dalam kesulitan untuk berhenti membandingkan diri dapat disebabkan oleh karakteristiknya yang cenderung pragmatis dibandingkan generasi milenial.
Oleh karena itu, kontrol diri sangat diperlukan dalam menggunakan media sosial. Terlalu lama scrolling media sosial akan meningkatkan pengaruh buruk tersebut dan semakin menurunkan kepercayaan diri generasi milenial dan gen Z.
Pakar Psikologi dan Perkembangan Anak Universitas Airlangga, Nurul Hartini, mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial yang tidak tepat berpengaruh pada tingkat kebahagiaan seseorang dan kesehatan mental mereka. Ia menganjurkan untuk membatasi waktu penggunaan media sosial dan mencari kegiatan yang lebih positif.
“Nah, kontrol diri ini dapat meliputi seberapa lama kita terpapar media sosial. Misalnya, dalam waktu 1-2 jam dirasa sudah lelah dalam dalam menggunakan media sosial, harus segera berhenti dan mencari distraksi lainnya,” ujarnya, mengutip UNAIR NEWS.
Meskipun media sosial sangat memudahkan penyebaran informasi, hal ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental generasi milenial dan gen Z yang terlalu banyak menghabiskan waktunya di media sosial.
Kepercayaan diri yang kian menurun dan kecenderungan untuk membandingkan diri dengan standar yang dipatok media sosial memberikan tekanan pada mental milenial dan gen Z. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan penggunaan media sosial dengan tepat, yaitu dengan membatasi penggunaannya.
Baca Juga: Media Sosial Jadi Media Informasi Utama Masyarakat Indonesia
Penulis: Ni Komang Yuli Trihandani
Editor: Editor