Badan Pusat Statistik mencatat bahwa jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada Januari–Agustus 2024 mencapai 674,60 juta perjalanan, meningkat 19,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Sayangnya, jumlah perjalanan wisnus pada Agustus 2024 hanya mencapai 75,88 juta perjalanan, turun sebesar 1,77 persen dibandingkan dengan Juli 2024.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab melemahnya pergerakan wisnus pada 2024 adalah tingginya harga tiket penerbangan domestik dan menurunnya daya beli masyarakat.
"Penyebab pergerakan wisatawan nusantara melemah adalah harga tiket mahal, daya beli yang melemah, dan sebagainya,” ujar Sandi, pada 22 Juli 2024, dikutip dari CNBC Indonesia.
Mencapai Puncak di April 2024
Pada bulan Juli 2024, jumlah perjalanan wisnus tercatat sebanyak 77,24 juta perjalanan, mengalami penurunan dari bulan Juni yang mencapai 83,47 juta perjalanan.
Penurunan jumlah perjalanan wisnus juga terlihat dari data Mei 2024, yang mencatat sebanyak 82,91 juta perjalanan. Sebelumnya, pada bulan April 2024, jumlah perjalanan wisnus mencapai jumlah tertinggi dengan 104,53 juta perjalanan, selama periode Januari hingga Agustus 2024.
Sedangkan, pada Maret 2024, jumlah perjalanan wisnus tercatat sebanyak 78,96 juta perjalanan. Di bulan Februari 2024, jumlah perjalanan mencapai 81,11 juta, dan pada Januari 2024 tercatat 90,5 juta perjalanan.
Sekjen DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), Budianto Ardiansyah, juga menyatakan bahwa penurunan jumlah perjalanan wisnus sepanjang Agustus 2024 disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat. Hal ini terjadi karena Indonesia mengalami tren deflasi selama lima bulan terakhir, mulai dari Mei hingga September.
“Salah satunya daya beli masyarakat yang menurun dan itu yang paling memengaruhi. Karena itulah kita berharap paling tidak pada November dan Desember situasi ini sudah bisa teratasi, sehingga pada saat peak season nanti pada Desember, kegiatan wisata domestik bisa menjadi normal kembali,” ucap Budianto, pada 3 Oktober 2024, dikutip Berita Satu.
Selain itu, Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebutkan bahwa penurunan perjalanan wisnus pada Agustus 2024 disebabkan oleh berakhirnya periode libur sekolah.
“Periode libur sekolah yang telah berakhir turut mendorong menurunnya perjalanan wisnus di Agustus 2024,” ujar Amalia dalam konferensi pers BPS di Jakarta, pada 1 Oktober 2024, dikutip dari Tirto.
Strategi Kemenparekraf Pulihkan Pariwisata Domestik
Wamenparekraf RI Angela Tanoesoedibjo menyatakan bahwa pameran pariwisata dapat memberikan dampak yang luas dengan memudahkan wisatawan, serta diharapkan dapat meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat untuk berwisata di dalam negeri.
“Event merupakan magnet yang luar biasa untuk orang tertarik datang ke suatu destinasi. Sering kali, masyarakat sulit untuk explore destinasi baru, harus ada effort khusus dan di event ini bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung,” ujar Angela dalam sambutannya saat launching Di Indonesia Aja Travel Fair 2023 di Mall Kota Kasablanka, 19 Mei 2023, dikutip dari Kemenparekraf.
Oleh karena itu, Kemenparekraf kembali berkolaborasi dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) untuk menggelar pameran Di Indonesia Aja Travel Fair (DIATF) 2024. Pameran ini untuk mencapai target program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) 2024, yaitu 1,25-1,5 miliar perjalanan wisnus.
Pameran ini akan diselenggarakan di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar dalam periode September-Desember 2024.
“Jadi harapannya, kegiatan ini memberikan kontribusi pada pencapaian target jumlah perjalanan wisatawan nusantara sebanyak 1,25-1,5 miliar perjalanan pada tahun 2024, dengan nilai kontribusi pariwisata terhadap PDB diharapkan bisa mencapai 4,2 persen,” kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, I Made Ayu Marthini, pada 2 Oktober 2024, dikutip dari Kemenparekraf.
Baca Juga: 7 Provinsi Destinasi Wisata Favorit Wisatawan Lokal per Juli 2024
Penulis: Rayya Adila Sakinah
Editor: Editor