Bukan Melulu Soal Harta, Ini Dia 6 Faktor Pengaruh Tingginya IQ Anak

Lahir di keluarga tajir bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan tingginya IQ seorang anak. Lantas, apa saja faktor lainnya?

Bukan Melulu Soal Harta, Ini Dia 6 Faktor Pengaruh Tingginya IQ Anak Ilustrasi Anak dengan IQ Tinggi | Yuliia D/Shutterstock

Tingkat kecerdasan seorang anak tidak hanya dipengaruhi oleh pelajaran yang diterimanya dari sekolah, melainkan juga dari proses perjalanan dalam tumbuh kembangnya.

Nyatanya, beberapa aspek lingkungan turut memengaruhi kecerdasan seorang anak, meliputi tempat tinggal, aktivitas fisik, pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, hingga pekerjaan orang tua. Dengan demikian, benarkah tingkat kecerdasan anak sepenuhnya dipengaruhi oleh privelese yang diterimanya sejak lahir?

Terlahir dari Keluarga Kaya adalah Privilese 

Banyak orang mengatakan bahwa anak yang cerdas tidak terlepas dari privilese kekayaan atau kepintaran keluarga yang diwariskan secara turun temurun. Meski sulit diakui, nyatanya memang terdapat faktor privelese yang menentukan kecerdasan seseorang.

Anak yang terlahir dari orang tua yang berkecukupan cenderung memiliki akses pendidikan yang lebih baik, memungkinkannya untuk belajar sebanyak mungkin hal sejak dini. Hal ini dapat memengaruhi tingkat kecerdasan seorang anak.

Meski begitu, privelese ini bukan satu-satunya faktor yang menentukan kecerdasan si kecil.

Kekayaan Bukanlah Satu-satunya Faktor Pengaruh Kepintaran Anak

Kenyataannya, kekayaan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan tingkat Intelligence Quotient (IQ) seorang anak. Aspek sehari-hari, seperti tempat tinggal, aktivitas fisik, pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua nyatanya turut menentukan tingkat IQ buah hati.

Data dari Industrial Psychiatry Journal melibatkan 1.065 anak sekolah untuk menemukan bahwa faktor-faktor lingkungan apa saja yang memengaruhi IQ anak. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tempat Tinggal

IQ anak turut dipengaruhi oleh tempat tinggal.
Anak dengan IQ tinggi lebih banyak ditemukan tinggal di kota besar ketimbang desa dan kota kecil | GoodStats

Salah satu faktor yang memengaruhi IQ anak adalah tempat tinggal. Berikut persebaran IQ berdasarkan tempat tinggal.

  Desa Kota Kecil Kota Besar
IQ Rendah 51 anak 142 anak 47 anak
IQ Normal 72 anak 286 anak 306 anak
IQ Tinggi 3 anak 69 anak 91 anak

Secara keseluruhan, anak-anak dengan IQ tinggi cenderung tinggal di kota besar dibandingkan kota kecil dan desa. Dapat dilihat bahwa jumlah anak dengan IQ tinggi yang tinggal di kota besar lebih banyak ketimbang jumlah anak yang tinggal di desa maupun kota kecil.

Hal ini menegaskan bahwa lingkungan di mana si kecil tumbuh memainkan peran penting dalam proses pembentukan kecerdasannya.

Baca Juga: Cara Berpikir Cepat ala Peserta Clash of Champions: Batasi Penggunaan Gadget

2. Aktivitas Fisik

Anak yang lebih sering beraktivitas fisik memiliki IQ lebih tinggi.
Anak yang lebih sering beraktivitas fisik memiliki IQ lebih tinggi | GoodStats

Aktivitas fisik turut menentukan tingkat kecerdasan anak kecil. Anak yang beraktivitas fisik lebih dari 5 jam per minggu biasanya memiliki IQ yang lebih tinggi. Berikut persebaran IQ berdasarkan durasi aktivitas fisik.

  <5 jam/minggu >5 jam/minggu
IQ Rendah 62 anak 176 anak
IQ Normal 205 anak 459 anak
IQ Tinggi 77 anak 86 anak

Dapat dilihat pada data di atas, anak dengan IQ tinggi cenderung beraktivitas fisik lebih dari 5 jam per minggu. Meski begitu, perbedaannya memang tidak terlalu tinggi. Jumlah anak dengan IQ tinggi yang beraktivitas fisik lebih dari 5 jam per minggu adalah 86 anak, sedangkan yang beraktivitas fisik kurang dari 5 jam per miinggu sebanyak 77 anak.

3. Pendapatan Keluarga

Semakin tinggi pendapatan keluarga, maka semakin tinggi pula IQ anak.
Semakin tinggi pendapatan keluarga, maka IQ anak cenderung lebih tinggi pula | GoodStats

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendapatan keluarga juga berkontribusi pada tingkat kecerdasan buah hati. Berikut persebaran IQ berdasarkan pendapatan keluarga.

  <US$10.000/bulan US$10.000 - US$50.000/bulan US$50.000-US$100.000/bulan >US$100.000/bulan
IQ Rendah 89 anak 77 anak 27 anak 42 anak
IQ Normal 66 anak 222 anak 132 anak 235 anak
IQ Tinggi 5 anak 51 anak 38 anak 69 anak

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa banyak anak-anak dengan IQ tinggi kebanyakan berasal dari keluarga dengan pendapatan lebih dari US$100.000/bulan, disusul dengan pendapatan menengah antara US$10.000 sampai US$50.000 per bulan.

Tingkat pendapatan keluarga menunjukkan seberapa luas akses si kecil terhadap pendidikan dini yang bermutu, sehingga tentunya memainkan peran penting dalam membentuk kecerdasan seseorang.

4. Pendidikan Ayah

Anak dengan ayah yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung memiliki IQ yang tinggi pula.
Anak dengan ayah yang memiliki tingkat pendidikan tinggi cenderung memiliki IQ yang tinggi pula | GoodStats

Faktor berikutnya adalah pendidikan ayah, yang nyatanya memengaruhi tinggi rendahnya IQ si kecil. Data memperlihatkan bahwa anak-anak dari ayah lulusan sarjana atau pascasarjana cenderung memiliki IQ tinggi. Berikut persebaran IQ berdasarkan tingkat pendidikan ayah.

  Pascasarjana/Sarjana Diploma/10 - 12 lulus Sekolah Menengah/Dasar Tidak Sekolah
IQ Rendah 89 anak 65 anak 53 anak 29 anak
IQ Normal 423 anak 161 anak 65 anak 12 anak
IQ Tinggi 118 anak 37 anak 6 anak 2 anak

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa anak-anak kebanyakan dengan IQ tinggi berasal dari keluarga yang berpendidikan. Tingkat pendidikan seorang ayah nyatanya menentukan tingkat kepintaran seorang anak. Ayah dengan pendidikan tinggi cenderung dapat membantu si kecil dalam pendidikan sehari-hari.

5. Pendidikan Ibu

Sama dengan pendidikan ayah, pendidikan ibu juga memengaruhi IQ seorang anak.
Sama dengan pendidikan ayah, pendidikan ibu juga memengaruhi IQ seorang anak | GoodStats

Berikutnya, terdapat faktor pendidikan ibu terhadap IQ anak. Berikut persebaran IQ berdasarkan tingkat pendidikan ibu.

  Pascasarjana/Sarjana Diploma/10 - 12 lulus Sekolah Menengah/Dasar Tidak Sekolah
IQ Rendah 111 anak 84 anak 36 anak 7 anak
IQ Normal 506 anak 131 anak 22 anak 4 anak
IQ Tinggi 137 anak 24 anak 1 anak 0

Dapat dilihat bahwa sama seperti pendidikan ayah, anak dari ibu dengan pendidikan sarjana atau pascasarjana cenderung memiliki IQ yang lebih tinggi dibanding tingkat pendidikan lain.

6. Pekerjaan Ayah

Meski tampak tidak relevan, pekerjaan ayah turut memengaruhi tingkat kecerdasan anak.
Meski tampak tidak relevan, pekerjaan ayah turut memengaruhi tingkat kecerdasan anak | GoodStats

Terakhir, ada pula faktor pekerjaan ayah yang dapat memengaruhi IQ anak. Ayah yang memiliki pekerjaan profesional/semi-profesional cenderung memiliki anak dengan IQ lebih tinggi dibandingkan pekerjaan lain. Berikut persebaran IQ berdasarkan pekerjaan ayah.

  Profesional/Semi-Profesional Lainnya
IQ Rendah 95 anak 143 anak
IQ Normal 447 anak 217 anak
IQ Tinggi 120 anak 43 anak

Orang Tua Berperan Penting dalam Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Nyatanya, bukan hanya privilese semata yang memengaruhi tingkat kecerdasan anak, melainkan terdapat beberapa faktor lain seperti tempat tinggal, aktivitas fisik, dan pendidikan orang tua. Kesimpulannya, orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung perkembangan kepintaran anak.

Setiap anak yang lahir di keluarga dengan tempat tinggal yang nyaman dan mempunyai orang tua yang berpendidikan tinggi pasti akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk berkembang secara optimal dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki keistimewaan tersebut.

Jadi, apabila seorang anak dilahirkan dan dididik hanya dengan materi dan tidak diberi pola asuh yang baik, tentu perkembangannya menjadi tidak terawasi. Oleh karena itu, bukan semata-mata privelese, orang tua juga harus memperhatikan tumbuh kembang buah hatinya dengan sebaik mungkin. Pada akhirnya, jauh melebihi kekayaan, kehadiran orang tua lebih penting untuk memastikan si kecil tumbuh dengan optimal.

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2024: Lebih dari 10% Penduduk Indonesia Adalah Anak Kecil

Penulis: Zakiah machfir
Editor: Editor

Konten Terkait

9 Calon Gubernur Preferensi Warga Jakarta: Anies Masih Nomor 1

Terdapat 9 nama yang diisukan akan bersaing di Pilkada Jakarta 2024. Apa saja yang menjadi faktor nama tersebut dipilih oleh masyarakat?

Aksi Boikot Produk Terafiliasi Israel: Mengupasnya dari Perspektif Sosiologi & Branding

77,2% orang Indonesia saat ini melakukan boikot terhadap produk terafiliasi Israel. Bagaimana sosiolog dan praktisi branding memandang hal ini?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook