Pembagian nama-nama menteri pada kabinet di bawah naungan Presiden Prabowo Subianto telah diumumkan sejak Minggu (20/10) malam WIB. Kabinet tersebut dinamai Kabinet Merah Putih, sesuai hasil kesepakatan dengan petinggi partai di koalisi.
Jajaran menteri ini telah dilantik secara sah pada Senin (21/10) pagi WIB oleh Prabowo di Istana Negara Jakarta. Pelantikan tersebut tertuang di dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 133/P Tahun 2024 tentang Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Merah Putih Periode Tahun 2024-2029.
"Saya bersumpah akan setia kepada UU Dasar Negara RI tahun 1945, serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab," kata Prabowo yang kemudian diikuti seluruh menteri, mengutip Detik.
Dalam susunan kabinet yang disahkan, terdapat 103 anggota yang terdiri atas 48 menteri dan 55 wakil menteri. Ini menjadikan Kabinet Merah Putih sebagai kabinet dengan anggota terbanyak sejak era Reformasi.
58% Menteri Diisi Politisi dan Polisi-Tentara
Melihat profilnya ketika dilantik, mayoritas menteri Prabowo berasal dari golongan partai politik, aparat militer, maupun polisi. Rinciannya, sebanyak 23 orang atau 48% kabinet diisi oleh kalangan politisi.
Adapun menteri dengan latar politisi di kabinet ini mayoritas merupakan kader Partai Golkar dan Partai Gerindra. Sisanya, politisi di Kabinet Merah Putih merupakan kader Partai Demokrat, PKB, PAN, PBB, serta PSI.
Selanjutnya, sebanyak 5 orang menteri berasal dari golongan aparat polisi dan tentara, salah satunya adalah Komjen Agus Andrianto yang menjadi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Keempat nama lainnya merupakan purnawirawan seperti Budi Gunawan, Tito Karnavian, Sjafrie Sjamsoeddin, serta Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara.
Terakhir, sebanyak 20 orang atau setara 42% menteri di Kabinet Merah Putih merupakan golongan nonpartai. Tujuh di antaranya merupakan anggota kabinet sebelumnya seperti Budi Arie Setiadi, Budi Gunadi Sadikin, Erick Thohir, Pratikno, Rosan Roeslani, Sakti Wahyu Trenggono, dan Sri Mulyani Indrawati.
Kabinet Gemuk Dikhawatirkan Boros Anggaran
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Indonesia Lina Miftahul Jannah menilai bahwa kabinet milik Prabowo cukup gemuk, dan dikhawatirkan akan membuat alur birokrasi menjadi rumit.
“Ketika membuat lembaga baru, seharusnya ada kajian mendalam. Kalau masalah koordinasi, jelas ini kemunduran. Yang bisa dijadikan satu malah dipecah,” kata Lina mengutip BBC Indonesia.
Selain itu, Pengamat Kebijakan Publik Yanuar Nugroho juga menganggap bahwa banyaknya jajaran menteri ini tidak efisien, karena terdapat beberapa kementerian yang bidangnya saling terkait. Ia turut menyoroti anggaran yang akan naik sebagai imbasnya.
"Satu urusan yang mestinya bisa ditangani satu kementerian, kini akan butuh waktu dan sumber daya lebih banyak karena mesti ditangani banyak kementerian," ujar Yanuar dalam keterangan di Tempo.
Di sisi lain, Pengamat Politik Ujang Komaruddin mengapresiasi kerja cepat Prabowo dalam pembentukan Kabinet Merah Putih. Ia berharap nama-nama tersebut langsung bergerak jauh tanpa menunggu waktu, untuk mewujudkan janji kampanye Prabowo.
“Ya pelantikan Presiden Prabowo hari ini tidak disia-siakan Pak Prabowo langsung tancap gaspol, langsung betul-betul gaspol kerja, tidak ada lagi waktu main-main, tidak ada lagi waktu untuk beristirahat langsung gaspol bekerja untuk kepentingan masyarakat dan bangsa untuk segera bekerja ya menteri-menterinya di masa masa setelah pelantikan,” sebutnya melansir Kumparan.
Baca Juga: Inilah Daftar 7 Menteri Koordinator pada Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
Penulis: Pierre Rainer
Editor: Editor