Presiden Jokowi mengenakan baju adat Kustin dari Kalimantan Timur ketika menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Ibu Kota Nusantara. Baju adat Kustin merupakan khas Suku Kutai dari Kalimantan Timur. Ibu Negara Iriana juga mengenakan baju adat yang sama.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang memimpin upacara di Istana Negara Jakarta, menggunakan baju adat Suku Melayu Sambas dari Pontianak, yaitu setelan Teluk Belanga. Kompak dengan Ibu Wurry Ma’ruf Amin yang menggunakan baju kurung bernuansa emas.
Tak hanya tahun ini, Presiden Jokowi dan Wakil Presidennya selalu menggunakan pakaian adat Indonesia dalam upacara kemerdekaan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini juga diterapkan pada para tamu undangan.
Berikut baju adat yang dikenakan Presiden dan Wakil Presiden dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI.
Baju Adat Tanah Bumbu Kalimantan Selatan dan Baju Adat Bugis Sulawesi Selatan (2017)
Ketika pertama kali menjadi Inspektur Upacara HUT RI di tahun 2017 lalu, Presiden Jokowi mengenakan baju adat Tanah Bumbu. Baju adat khas Tanah Bumbu, Batulicin, Kalimantan Selatan ini dicirikan dengan kain tenun Pegatan sebagai sarung dan Laung atau penutup kepala.
Dalam kesempatan ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla menggunakan baju adat Suku Bugis dari Sulawesi Selatan yang merupakan tanah kelahirannya. Baju adat Suku Bugis untuk laki-laki disebut juga Baju Tutu. Berupa jas hitam dengan lengan panjang, dilengkapi sarung dan songkok atau penutup kepala.
Baju Adat Bajee Aceh dan Baju Adat Bugis Sulawesi Selatan (2018)
Tahun berikutnya pada 2018, Presiden Jokowi menggunakan penutup kepala yang disebut Kupiah Meukeutop dan baju yang disebut Bajee. Setelan yang dilengkapi dengan hiasan sulaman kasab ini berasal dari Aceh.
Kali ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali menggunakan baju adat dari daerah asalnya, Sulawesi Selatan.
Baju Adat Klungkung Bali dan Baju Adat Aceh (2019)
Baju Adat Klungkung ini biasanya digunakan para keluarga raja ketika menghadiri acara kenegaraan. Presiden Jokowi mengenakan baju adat Klungkung berwarna hitam, dilengkapi kain bawahan dan penutup kepala pada Upacara HUT RI ke-74.
Setelah dipilih Presiden Jokowi di tahun sebelumnya, pada perayaan HUT RI tahun 2019 ini Wakil Presiden Jusuf Kalla menggunakan baju adat dari Aceh.
Baju Adat Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur dan Baju Adat Melayu (2020)
Di tahun berikutnya, Presiden Jokowi mengenakan baju khas Nusa Tenggara Timur yang didominasi warna merah dan putih. Warna merah pada baju ini melambangkan keberanian para lelaki di Nunkolo. Motif modifikasi berbentuk belah ketupat menggambarkan sumber air. Motif bergerigi di tepiannya menggambarkan wilayah perbukitan yang berkelak kelok.
Tas sirih pinang dan kapur yang digunakan juga memiliki makna, yaitu sebagai pemersatu bangsa dan tanda kasih serta hormat.
Pada perayaan HUT RI ke-75 ini, Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang baru saja mendampingi Presiden Jokowi, memakai baju adat khas Melayu. Atasan berwarna gelap dipadukan dengan kain berwarna hijau pinus.
Baju Adat Pepadun Lampung dan Baju Adat Sunda Jawa Barat (2021)
Pada 2021, Presiden Jokowi menggunakan baju adat khas Lampung. Warna putih merupakan warna tertinggi pada proses adat Lampung. Presiden menggunakan warna ini untuk celana yang digunakan, melambangkan kesucian dan kejujuran. Ditambah dengan Sarung Tumpal motif Pucuk Rebung sebagai simbol keagungan.
Berbeda dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang tampil dengan baju beskap warna biru dan kain samping putih bermotif batik. Selain itu, penutup kepala yang disebut bendo yang senada juga melengkapinya.
Baju Adat Kesultanan Buton Sulawesi Tenggara dan Baju Adat Banten (2022)
Didominasi warna merah, Presiden Jokowi menjadi Inspektur Upacara HUT RI ke-77 dengan baju adat Kesultanan Buton. Baju adat yang disebut baju Dolomani ini identik dengan motif bungo rongo. Maknanya, menggambarkan perjalanan seorang pemimpin.
Baju yang terdiri dari baju, celana, sarung, kopiah, disertai kotango (baju dalaman), supele (ikat pinggang), ewanga (keris/badik), dan katuko (tongkat) ini biasanya digunakan Sultan Buton kala hadir di upacara resmi kesultanan.
Di Perayaan HUT RI ke-77, Wakil Presiden Ma’ruf Amin tampak menggunakan baju adat dari tanah kelahirannya, Banten. Dengan baju putih dan jas hitam bercorak hanjuang emas, iket lomar bermotif Tapak Kebo menyempurnakan penampilannya.
Baju Adat Kasunanan Surakarta Jawa Tengah dan Baju Adat Koto Gadang Sumatera Barat (2023)
Tahun lalu, Presiden Jokowi menggunakan Ageman Songkok Singkepan Ageng, khas Kasunanan Surakarta untuk perayaan HUT RI ke-78. Ini merupakan baju adat yang biasanya digunakan para raja ketika mengunjungi masyarakat.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menggunakan Koto Gadang berwarna ungu dan emas. Baju ini memiliki makna kepemimpinan. Keris yang disertakan sebagai aksesoris memiliki arti kehati-hatian dalam bertindak.
Baju Adat Kustin Kalimantan Timur dan Baju Adat Melayu Sambas Kalimantan Barat (2024)
Tahun ini, Jokowi mengenakan baju adat khas Kalimantan Timur. Kata Kustin berasal dari kata kostum yang artinya kebesaran. Baju adat ini biasanya digunakan golongan menengah atas ketika upacara pernikahan.
Dengan bahan beludru warna hitam, baju ini dihiasi aksen berwarna emas. Jika lelaki menggunakan kopiah bundar, wanita dengan pakaian Kustin akan menggelung rambutnya atau memakai sanggul.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengenakan baju Suku Melayu, Sambas. Dengan warna kuning emas dan kain sarung corak insang, penampilannya juga dilengkapi dengan penutup kepala yang disebut Tanjak.
Warna tersebut melambangkan kejayaan, kemakmuran, dan keagungan. Motif insang menggambarkan masyarakat Pontianak yang hidup di sepanjang Sungai Kapuas.
Keragaman baju adat Indonesia dengan makna mendalamnya ini tak lepas dari keberagaman masyarakatnya. Indonesia memiliki sekitar 1.340 suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Hingga saat ini, Suku Jawa mendominasi hingga 40,22%. Dilansir dari Badan Pusat Statistik, Suku Jawa telah mencapai 95.217.022 jiwa.
Sementara itu, Suku Sunda yang berada di peringkat kedua telah mencapai 36.701.670 jiwa. Cukup berjarak, Suku Batak di posisi ketiga hanya mencapai 8.466.969 jiwa.
Baca Juga: 10 Suku dengan Populasi Terbanyak di Dunia, Jawa dan Sunda Mendominasi
Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor