Adopsi kripto di Indonesia terus membaik. Penggunaan mata uang virtual ini dipandang lebih aman dan menguntungkan, sehingga banyak digandrungi orang Indonesia khususnya anak-anak muda. Aset digital ini tidak terikat oleh otoritas pusat layaknya mata uang pada umum, sehingga tidak ada yang mengontrol kepemilikan kripto. Dengan semakin banyaknya negara yang menggunakan kripto, kini alat tukar ini sudah bisa digunakan lintas negara.
Menurut Chainalysis, Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat adopsi kripto tertinggi di dunia. Indeks Adaptasi Kripto Global dari Indonesia mencapai 0,68, bertengger di peringkat ketiga setelah India dan Nigeria.
Chainalysis memberi peringkat 151 negara dengan adopsi kripto terbaik berdasarkan 4 indikator utama yang berhubungan dengan penggunaan layanan setiap jenis cryptocurrency. Data kemudian diolah dengan mempertimbangkan besarnya populasi setiap negara dan daya belinya, menghasilkan indeks dengan skor 0-1. Semakin mendekati 1, maka semakin tinggi pula peringkat negara tersebut.
Untuk tahun ini, negara-negara di wilayah Asia Selatan, Asia Tengah, dan Oseania mendominasi peringkat tertinggi. India berada di peringkat pertama dengan skor sempurna 1, mempertahankan posisinya sejak 2023 lalu.
“India juga memiliki tingkat adopsi yang cukup luas di berbagai jenis aset kripto meskipun adanya larangan, menunjukkan pengguna baru kripto akan tetap berpartisipasi melalui jasa yang tidak dilarang,” tutur Kepala Peneliti Chainalysis Eric Jardine, mengutip Reuters.
Nigeria menyusul di urutan kedua dengan skor 0,69, menunjukkan tingkat adopsi yang baik setelah pemerintahnya melalui Securities and Exchange Commission (SEC) memperbolehkan penggunaan beberapa jenis kripto dalam negeri.
Indonesia berada di peringkat ketiga global dengan skor 0,68, sekaligus terbaik di Asia Tenggara. Menurut Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Tirta Karma Senjaya, nilai transaksi kripto di Indonesia terus meningkat, bahkan menyentuh Rp393,01 triliun dari Januari hingga Agustus 2024.
Terjadi lonjakan signifikan sebesar 360% yoy (year-on-year), dimana transaksi sepanjang 2023 hanya sebesar Rp149 triliun.
Tidak hanya itu, jumlah investor kripto di Indonesia juga terus meningkat. Jumlahnya ditaksir mencapai lebih dari 20,9 juta investor per Agustus 2024, bertambah 3,23 juta dalam 1 tahun terakhir.
Perdagangan kripto di Indonesia terus mengalami kenaikan, terutama sejak terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018 tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto (Crypto Asset).
Menurut TIrta, ada beberapa aset kripto yang banyak digemari investor tanah air.
“Nilai transaksi ini justru ditopang oleh aset kripto yang fluktuasinya tinggi selama 4 bulan 2024. Pepe Coin, Shiba Inu, dan Dogecoin ini luar biasa berdampak pada nilai transaksi kripto pada 2024,” tuturnya mengutip laman resmi Kemendag.
Amerika Serikat bertengger di urutan keempat dengan indeks sebesar 0,54, disusul Vietnam (0,51), dan Ukraina (0,4).
Secara global, aktivitas kripto juga terus mengalami kenaikan, dengan indeks adopsi kripto global naik drastis pada Kuartal I 2024 melebihi 0,75 poin untuk pertama kalinya. Tingginya adopsi kripto global ini didorong oleh kontribusi masif dari negara berpenghasilan menengah ke bawah. Secara keseluruhan, aktivitas kripto tercatat meningkat di seluruh negara di dunia.
Baca Juga: 5 Negara Tercuan di Kripto Tahun 2023, Indonesia Masuk?
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor