Dilaporkan telah terjadi insiden tabrakan antara KA Turangga relasi Surabaya Gubeng - Bandung dengan KA Lokal Commuter Line Bandung Raya (KA Baraya) relasi Padalarang – Cicalengka di lintas St. Cicalengka – St. Haurpugur KM 181+700, Desa Cikuya, Kec. Cicalengka, Kab. Bandung, Jawa Barat, pada Jum’at, 5 Januari 2024 pada pukul 06.03 WIB.
Petugas gabungan dari Ditjen Perkerataapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Bandung bersama pihak-pihak lain seperti TNI dan Polri pun diterjunkan untuk melakukan evakuasi korban kecelakaan.
Berdasarkan keterangan VP Public Relations PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Joni Martinus, total penumpang dalam KA Turangga berjumlah sebanyak 264 orang, sementara dalam KA Baraya sebanyak 191 orang.
Lewat Juru Bicara Adita Irawati, pihak Kemenhub pun menyampaikan ungkapan duka cita mendalam atas insiden kecelakaan yang terjadi.
"Kementerian Perhubungan menyampaikan rasa prihatin dan duka cita mendalam atas terjadinya kecelakaan kereta api di Bandung pada lintas Cicalengka-Haurpugur (Jumat) pagi ini," kata Adita di Jakarta, Jumat (5/1/2024), dikutip Liputan6.com.
Selain itu, pihaknya juga menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut serta atas terganggunya layanan kereta api, khususnya di Jawa Barat.
“Kami juga menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya hal ini dan tentunya juga menganggu layanan perkeretapian khususnya di Jawa Barat,” tambah Adita.
Menjadi yang pertama kalinya di tahun 2024, insiden tabrakan antara KA Turangga dan KA Baraya ini pun menambah jumlah daftar kecelakaan tabrakan KA dengan KA dalam 5 tahun terakhir.
Melansir data DJKA Kemenhub, antara 2019 hingga Juni 2023, tercatat telah terjadi sebanyak 63 kali kecelakaan KA di Indonesia. Insiden paling banyak terjadi di 2020 sebanyak 18 insiden. Sementara di sepanjang paruh pertama tahun lalu, insiden kecelakaan KA terjadi sebanyak 7 kali.
Dalam kurun waktu tersebut, insiden kecelakaan kereta anjlok menjadi yang paling sering terjadi, dengan jumlah terbanyak terjadi di 2020 yakni sebanyak 17 insiden. Di tahun lalu sendiri, hingga Juni, tercatat telah terjadi sebanyak 7 kali insiden kecelakaan kereta anjlok.
Berdasarkan penyebabnya, insiden kecelakaan KA yang terjadi dalam 5 tahun terakhir disebabkan paling banyak oleh faktor sarana dan prasarana (42 insiden), di samping karena faktor SDM operasional (6 insiden) dan faktor eksternal (5 insiden).
Sementara itu, penyebab dari terjadinya 10 insiden kecelakaan KA lainnya yang terjadi pada 2022 dan 2023 masih dalam proses pemeriksaan.
Adapun insiden kecelakaan antara KA Turangga dan KA Baraya menjadi insiden tabrakan antar KA yang ketiga dalam 5 tahun terakhir. Dua insiden lainnya, terjadi antara 2 kereta api pengangkut batubara di Kab. Lampung Tengah pada 2022, dan di Kab. Muara Enim pada 2021.
Insiden tabrakan antar KA angkutan penumpang diketahui terakhir terjadi di tahun 2011. Kala itu terjadi insiden tabrakan antara KA Mutiara Selatan tujuan Bandung dengan KA Kutojaya Selatan tujuan Kutoarjo di St. Langensari, Kab. Banjar, Jawa Barat. Dilansir dari Detik.com, 3 orang penumpang meninggal akibat insiden tersebut.
Penulis: Raka B. Lubis
Editor: Iip M Aditiya
