Sejak dahulu, perebutan kursi kepemimpinan di Provinsi DKI Jakarta selalu hangat untuk diperbincangkan. Tak ayal, banyak tokoh politisi dan negarawan kondang yang sering dikaitkan atau bahkan sampai mencalonkan diri ke kursi DKI-1 ini. Bahkan, kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta sering disebut-sebut sebagai perang bintang atau simulasi Pemilihan Presiden (Pilpres) saking banyaknya nama beken menjadi calon.
Periode kepemimpinan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta pun akan selesai beberapa bulan lagi. Gubernur Anies akan digantikan oleh Penjabat Gubernur DKI Jakarta yang dipilih oleh otoritas terkait pada akhir tahun ini hingga 2024 mendatang dan pada 2024 nanti, akan dilaksanakan Pilkada DKI Jakarta serentak dengan pemilu di daerah lainnya se-Indonesia.
Baru-baru ini, Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia merilis temuan survei mengenai tokoh yang dipandang strategis untuk memimpin Jakarta ke depan. Pembahasan pemimpin Jakarta tersebut berada dalam bagian rilis survei besar yang bertajuk "Empat Impilkasi Politik dan Hukum Setelah Pemindahan Ibu Kota Negara".
Dalam salah satu bagian survei tersebut, CSIS mengungkap bahwa 62,9 persen ahli menyatakan bahwa pemimpin Jakarta ke depan harus memiliki kriteria perihal kemampuan perencanaan dan eksekusi perihal kebijakan. Lebih lanjut, pemimpin Jakarta didorong untuk bersifat teknokratis.
"Dengan tantangan dan kompleksitas kepemimpinan di Jakarta, dibutuhkan kepemimpinan teknokratis dan memiliki kemampuan perencanaan dan eksekusi kebijakan ke depan. Apalagi Jakarta memiliki tingkat Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih besar dibandingkan daerah lainnya serta kontribusi Jakarta terhadap PDB Nasional", tulis CSIS di rilis persnya (6/6).
Dari kriteria tersebut serta indikator yang digunakan dalam survei, yakni pengalaman birokrasi dan kepemimpinan, popularitas tokoh, serta dukungan partai politik yang berpeluang mengusung dan membentuk koalisi pencalonan, terdapat 10 nama yang dianggap telah memenuhi kritertia. Dari 10 nama tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki skor kompetensi tertinggi, yakni 7,11.
Tiga menteri Kabinet Indonesia Maju masuk ke dalam posisi empat besar, antara lain Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan skor 6,99, Menteri Sosial Tri Rismaharini dengan skor 6,78, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan skor 6,76.
Sementara itu, posisi lima hingga sepuluh diisi oleh nama-nama kepala daerah dan politisi lainnya seperti Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak (6,20), Wali Kota Semarang Hendar Prihadi (5,92), Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (5,87), Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (5,57), serta Anggota DPR-RI Nusron Wahid (5,45) dan Ahmad Sahroni (5,06).
Survei ini dilakukan CSIS selama 28 Maret-12 April lalu kepada 170 ahli yang dipilih secara purposif kepada ahli yang dipandang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam menganalisis isu-isu sosial, politik, dan ekonomi. Ahli-ahli ini memiliki ragam profesi, antara lain dosen/akademisi, wartawan, profesional, peneliti, dan lain sebagainya.
Penulis: Raihan Hasya
Editor: Iip M Aditiya