XL Axiata dan Smartfren Merger, Komdigi Beri Syarat Ini

Total ada tiga korporasi besar bergabung, jumlah keseluruhan penggunanya diperkirakan lebih dari 90 juta orang.

XL Axiata dan Smartfren Merger, Komdigi Beri Syarat Ini Menteri Komdigi Meutya Hafid | Kementerian Komdigi
Ukuran Fon:

PT XL Axiata Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk, dan PT Smart Telecom Tbk resmi bergabung dan membentuk entitas baru, PT XL Smart Telecom Sejahtera Tbk. Tanggal efektif penggabungan jatuh pada 16 April 2025, setelah menandatangani Akta Penggabungan pada sehari sebelumnya.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyetujui merger ini dan melihatnya lebih dari sekadar keputusan korporasi.

“Kita harapkan mencapai penyehatan industri seluler dan tentu layanan harus terjaga secara lebih baik, efisien, inklusif, dan terjangkau, dan terhadap pegawainya tidak boleh ada PHK,” tutur Menteri Komdigi Meutya Hafid, saat konferensi pers, Kamis (17/4).

Diketahui alasan merger ketiga korporasi tersebut adalah untuk meningkatkan konektivitas, antara lain melalui perluasan jaringan 5G, peningkatan jaringan, hingga inovasi produk. Keputusan merger ini juga dapat menghasilkan sinergi biaya yang besar dan signifikan.

Setelah bergabung, XL Smart memiliki sekitar 94,51 juta total pelanggan seluler gabungan dan pangsa pasar hingga 27,1%. Kemudian, proforma diproyeksikan mencapai Rp45,4 triliun dengan EBITDA lebih dari Rp22,4 triliun.

Mendukung komitmen korporasi, Komdigi meminta komitmen peningkatan akses layanan digital untuk lebih dari 175 ribu sekolah, 8 ribu fasilitas layanan kesehatan, dan 42 ribu kantor pemerintahan seluruh Indonesia.

Pemerataan internet untuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) juga menjadi komitmen utama. Komdigi memberi target peningkatan kecepatan unduh hingga 16% pada 2029 dan penambahan 8 ribu BTS di wilayah dengan layanan terbatas.

Tingkat Penetrasi Internet di Indonesia

Pada 2024, tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 79,50%. Dengan demikian, ada 221,5 juta dari 278,7 juta penduduk Indonesia telah terkoneksi internet. Dalam survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tersebut, terlihat terdapat peningkatan persentase penetrasi internet dari tahun-tahun sebelumnya.

Meskipun tidak signifikan, jumlah penetrasi internet kian bertambah. Pada 2023, jumlahnya mencapai 78,19%. Mundur ke 2022, kala itu penetrasi internet mencapai 77,01%. Sementara itu pada 2018 jumlahnya masih kurang dari 70%, tepatnya 64,80%.

Berdasarkan pulaunya, tingkat penetrasi terbesar berada di Pulau Jawa, yaitu 83,64%. Sementara itu, yang terendah berada di Papua dan Maluku, yaitu 69,91%.

Sejumlah provinsi dengan tingkat penetrasi internet tertinggi pada 2024 | GoodStats
Sejumlah provinsi dengan tingkat penetrasi internet tertinggi pada 2024 | GoodStats

Masih banyak provinsi di Indonesia yang tingkat penetrasinya di bawah 70%. Di antaranya ada Kalimantan Utara (66,69%), Nusa Tenggara Timur (67,75%), Nusa Tenggara Barat (66,11%), Sulawesi Barat (59,11%), dan Papua Pegunungan (57,30%).

Baca Juga: Indeks Kebebasan Berinternet Indonesia Peringkat 4 se-ASEAN

Penulis: Ajeng Dwita Ayuningtyas
Editor: Editor

Konten Terkait

70% Publik Masih Belum Tahu Pemerintah Bahas RUU KUHAP

Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan survei terkait RUU KUHAP, 70,3% publik yang mengaku tidak mengetahui mengenai proses revisi tersebut.

Ribuan Warga RI Jadi Korban Kasus TPPO Tiap Tahunnya

Kasus TPPO marak dijumpai di Indonesia, apa yang harus dilakukan?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook