Pesan Penipuan Makin Marak, Simak dan Kenali Modusnya!

Maraknya penipuan melalui SMS, WhatsApp, dan aplikasi obrolan lain terus membuat resah masyarakat. Kenali jenis pesan penipuan yang paling sering terjadi.

Pesan Penipuan Makin Marak, Simak dan Kenali Modusnya! Ilustrasi Pesan Penipuan Lewat WhatsApp | CNBC

Kemajuan teknologi membuat modus penipuan semakin cerdas. Para penipu kini berani merambah ke ruang digital. Semakin maraknya kasus penipuan melalui aplikasi chatting membuat warga bertambah risau. Penipu ulung ini memanfaatkan korban yang lengah ketika tengah menggunakan media sosial. 

Salah satu jenis penipuan yang banyak dialami masyarakat adalah melalui undangan  di WhatsApp kepada korban dalam bentuk file (.apk). Ketika diunduh, file tersebut akan otomatis mencuri data-data korbannya, bahkan hingga bisa menguras rekening korban.

Selain dalam bentuk file, ada pula modus penipuan menggunakan link yang apabila dibuka, maka akan otomatis membobol data pribadi yang disimpan di HP korban.

Penipuan ini nyatanya tidak hanya dialami oleh masyarakat umum. Tidak tanggung-tanggung, salah seorang pejabat tinggi di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dr. Ir. Ismail MT juga pernah menjadi korban penipuan WhatsApp.

Riset Nasional “Penipuan Digital di Indonesia; Modus, Medium, dan Rekomendasi” tahun 2022 lalu mencatat terdapat lima jenis pesan penipuan yang paling banyak diterima oleh masyarakat Indonesia. Penelitian dilakukan melalui survei online yang melibatkan 1.700 responden di 34 provinsi Indonesia.

Pesan penipuan berkedok hadiah jadi yang paling sering diterima korban di Indonesia | GoodStats
Pesan penipuan berkedok hadiah jadi yang paling sering diterima korban di Indonesia | GoodStats

1. Penipuan Berkedok Hadiah

Sebanyak 91,2% responden mengaku paling sering mendapat pesan penipuan berkedok hadiah. Mereka mengaku dihubungi lewat WhatsApp dan SMS yang berisikan link dan pengumuman bahwa korban baru saja memenangkan hadiah besar dan harus segera mengamankan imbalannya dengan mengklik tautan yang diberikan. 

Alih-alih mendapat keuntungan, korban yang termakan ucapan manis tersebut malah berisiko kehilangan data-data pribadi yang berharga.

Modus penipuan dengan menggunakan link ini disebut sebagai phising. Tautan biasa dikirimkan melalui email, SMS, maupun media sosial yang dipakai di HP korban. Biasanya, korban bahkan tidak sadar bahwa HP-nya telah dibobol oleh penipu.

2. Pinjaman Online Ilegal 

Modus penipuan lainnya adalah melalui pinjaman online ilegal. Sebanyak 74,8% responden mengaku pernah menerima iklan terkait pinjaman online dengan bunga yang menggiurkan dan sering kali tidak masuk akal. Korban biasanya dimintai data pribadi seperti KTP yang malah nantinya disalahgunakan oleh pelaku.

3. Pengiriman Tautan Berisi Malware atau Virus

Lebih lanjut, 65,2% responden mengaku pernah mendapatkan pesan berisi link yang apabila diklik, maka akan mengakibatkan kebocoran data. Malware sendiri merupakan software penyusup yang dapat mengalihfungsikan program maupun dokumen.

Kadang, tautan juga dikirimkan oleh orang-orang yang menyamar sebagai keluarga atau kerabat, sehingga korban dengan mudah tertipu.

4. Penipuan Berkedok Krisis Keluarga

Penipu zaman sekarang semakin cerdik. Mereka menggunakan keluarga korban untuk menarik simpati, membuat korban kesulitan berpikir dengan jernih. Banyak modus penipuan yang meminta seseorang mengirimkan sejumlah uang karena anaknya baru saja kecelakaan dan masuk rumah sakit. Hal seperti ini membuat korban cenderung panik dan langsung mengirimkan uang yang diminta tanpa mencari tahu kebenarannya. 

5. Investasi Ilegal

Salah satu jalan memperoleh pendapatan pasif adalah melalui investasi. Popularitas investasi ini nyatanya turut dimanfaatkan oleh para pelaku. Sebanyak 56% responden mengaku pernah mendapat tawaran investasi bodong. Ketika sejumlah uang sudah dikirim, maka pelaku akan tiba-tiba menghilang, raup bersama dengan uang korban.

Survei tersebut turut menyebutkan bahwa mayoritas pesan penipuan dikirimkan melalui jaringan seluler berupa SMS atau telepon (64,1%), media sosial (12,3%), aplikasi chat (9,1%), hingga situs web (8,9%).

Menghadapi maraknya kasus penipuan ini, masyarakat Indonesia harus semakin cerdas dan teliti selama menerima pesan, baik dari SMS maupun aplikasi lain. Pesan yang diterima dari orang yang dikenal bukan berarti aman dan tidak mengandung penipuan.

Dengan semakin cerdasnya modus penipu, maka korban juga harus semakin cerdas. Segera laporkan pada pihak berwajib apabila ditemukan indikasi penipuan untuk mencegah korban-korban lain berjatuhan.

Baca Juga:  Jumlah Kebocoran Data di Indonesia Capai 1 Juta di 2023

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

Negara Asia Tenggara dengan Hari Libur Nasional Terbanyak 2024

Hari libur nasional Indonesia jadi yang tertinggi di Asia Tenggara, totalnya mencapai 27 hari di 2024.

Berebut Suara Mantan: Swing Voter Pasca Penetapan Paslon di Pilkada Jakarta 2024

Banyak pendukung mantan Gubernur Jakarta Anies dan Ahok yang belum memilih calon di Pilkada Jakarta 2024 nanti, memungkinkan adanya dua putaran.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook