Penjualan Tesla Turun 13% pada 2025

Volume pengiriman Tesla terus turun, anjlok ke angka 336 ribu pada Kuartal I 2025. Persaingan dengan China dan penilaian negatif Elon Musk jadi penyebabnya.

Penjualan Tesla Turun 13% pada 2025 Ilustrasi Mobil Listrik Tesla | Getty Images
Ukuran Fon:

Produsen mobil listrik raksasa dunia, Tesla, melaporkan penurunan penjualan pada kuartal I 2025. Perusahaan milik Elon Musk ini tercatat mengalami penurunan penjualan sebesar 13% dibanding kuartal lalu, dengan volume pengiriman turun menjadi 336.681 unit. Penurunan ini jadi yang terbesar sejak tahun 2022.

Volume pengiriman Tesla terus turun | GoodStats
Volume pengiriman Tesla terus turun | GoodStats

Pada kuartal I 2022, tercatat pengiriman mobil Tesla mencapai 310.048 unit, yang kemudian menurun tipis pada kuartal berikutnya menjadi 254.695 unit. Meski begitu, pengiriman kembali membaik pada kuartal III dan kuartal IV 2022, bahkan menembus 400.000 unit di akhir tahun.

Mengawali 2023, Tesla sukses mengirimkan lebih dari 400.000 unit mobil di setiap kuartal, dengan pengiriman tertinggi pada kuartal IV yang mencapai 484.507 unit. Sayangnya pada 2024, volume pengiriman langsung anjlok pada awal tahun ke angka 386.810 unit, namun terus membaik hingga mencapai 495.570 unit pada kuartal akhir 2024.

Sejumlah faktor melatarbelakangi turunnya pengiriman ini adalah ketidakpuasan terhadap keputusan Musk sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintah. Banyak pula ditemukan vandalisme terhadap sejumlah fasilitas Tesla, seperti stasiun pengisian dayanya hingga beberapa mobil.

“Semua orang dan kita juga tahu bahwa kuartal I akan buruk, tapi ini lebih buruk dari perkiraan,” ungkap Dan Ives dari Wedbush Securities, mengutip CNN

“Kuartal ini adalah contoh dampak negatif yang diakibatkan Musk buat Tesla. Ini jadi momen penentu bagi Musk, untuk mengatasi krisis brand yang sedang berlangsung dan menyudahi bab yang buruk bagi Tesla,” lanjutnya.

Menurut survei CNN pada bulan lalu, 53% responden Amerika memberi penilaian negatif terhadap Elon Musk, yang sangat berimbas pada penilaian negatif bagi Tesla. Survei dari Morning Consult juga menunjukkan bahwa hampir 32% pembeli tidak akan mempertimbangkan untuk membeli Tesla pada Februari 2025. Nilainya naik 27% dibanding tahun lalu, mencerminkan pentingnya reputasi pemilik dalam pengaruh brand.

S&P Global Mobility juga melaporkan bahwa persentase pemilik Tesla yang berencana membeli Tesla lagi juga jatuh ke angka 65% pada akhir 2024 dari 72% di tahun sebelumnya, terutama di kalangan pendukung Partai Demokrat. Untuk Partai Republik, pembeli yang hendak membeli ulang Tesla naik tipis dari 47,6% ke 48,2%.

Tidak hanya di AS, penjualan Tesla juga anjlok di luar Amerika. Di Eropa, penjualannya turun 49% pada 2 bulan pertama di 2025, meskipun di saat yang sama, penjualan kendaraan listrik naik 28%.

Persaingan ketat dengan China juga mendorong penurunan ini. China merupakan pasar kendaraan listrik terbesar, sekaligus pasar terbesar kedua bagi Tesla. BYD, mobil listrik buatan China, melaporkan penjualan lebih dari 416.000 mobil listrik pada kuartal  ini, naik 39% dibanding tahun lalu, dan kini merebut posisi Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar.

Masih Jadi Model Terlaris pada 2024

Penurunan pengiriman ini bukan berarti kejatuhan berkelanjutan bagi Tesla. Pada 2024, Tesla berhasil menempatkan beberapa model kendaraan listriknya menjadi yang terlaris.

Tesla Model Y mencatatkan pengiriman mencapai 1,17 juta unit, jadi yang terbanyak secara global sepanjang 2024. Tesla Model 3 duduk di posisi ketiga dengan pengiriman sebesar 533.569 unit.

Kendati demikian, dominasi BYD tidak dapat dipandang sebelah mata. BYD Song berhasil mengirimkan 739.425 unit pada 2024, jadi yang tertinggi kedua. BYD Seagull berada di posisi keempat dengan 489.019 unit pengiriman, BYD Qin Plus di peringkat berikutnya dengan 488.604 unit, kemudian BYD Yuan Plus di urutan keenam dengan 356.610 unit terkirim.

BYD Destroyer 05, BYD Han, dan BYD Qin L juga masuk daftar, menunjukkan dominasi BYD yang semakin terasa di pasar kendaraan listrik.

Langkah strategis dari Musk untuk meningkatkan penjualan kini menjadi sorotan dunia. Dominasi Tesla yang mulai digantikan, meski memang belum begitu besar, tetap menjadi perhatian khusus. Apakah ini awal kejatuhan raksasa mobil listrik dunia, atau bisakah Tesla kembali dengan inovasi baru?

Baca Juga: 10 Mobil Listrik Terlaris 2025

Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor

Konten Terkait

70% Publik Masih Belum Tahu Pemerintah Bahas RUU KUHAP

Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengeluarkan survei terkait RUU KUHAP, 70,3% publik yang mengaku tidak mengetahui mengenai proses revisi tersebut.

Ribuan Warga RI Jadi Korban Kasus TPPO Tiap Tahunnya

Kasus TPPO marak dijumpai di Indonesia, apa yang harus dilakukan?

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook