Kekurangan Lahan, Asia Pasifik dan Amerika Utara jadi Pasar Terbesar Pertanian Vertikal

Asia Pasifik dan Amerika Utara jadi pasar terbesar pertanian vertikal atau vertical farming. Salah satu penyebabnya ialah kurangnya lahan pertanian horizontal.

Kekurangan Lahan, Asia Pasifik dan Amerika Utara jadi Pasar Terbesar Pertanian Vertikal Ilustrasi penerapan vertical farming atau pertanian vertikal │ Freepik

Praktik pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat global semakin direalisasikan. Realisasi SDGs di bidang pertanian dibuktikan dengan adanya metode pertanian vertikal atau vertical farming. Metode ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dan masyarakat agar mencapai ketahanan pangan sehingga dapat melaksanakan tujuan SDGs poin kedua, yakni tanpa kelaparan (zero hunger).

Pertanian vertikal merupakan sebuah metode pertanian berkelanjutan yang diperbarui dari sistem konvensional berupa pertanian horizontal. Pertanian vertikal adalah sistem penanaman di dalam ruangan dengan lahan yang disusun bertumpuk ke atas. Pertanian vertikal tidak menggunakan cahaya matahari, tetapi menggunakan cahaya buatan berupa sinar LED.

Beberapa komponen dalam pertanian vertikal, seperti pengaturan suhu, cahaya, air, dan kelembapan buatan yang sesuai memungkinkan pertanian vertikal melakukan 10 kali panen. Angka ini menghasilkan 5 kali lipat dibandingkan pertanian konvensional yang hanya dapat melaksanakan 2 kali panen dalam setahun. Dengan frekuensi panen yang lebih sering, pertanian vertikal juga diklaim lebih sedikit membutuhkan air serta dapat menghemat lebih banyak tanah dan ruang.

Merujuk pada data yang dirilis Statista, pasar pertanian vertikal diproyeksikan akan terus bertumbuh hingga 2032 kedepan.

Tahun 2022, ukuran pasar pertanian vertikal di tingkat global bernilai 5,6 dolar AS. Angka tersebut diproyeksikan akan terus mengalami kenaikan hingga mencapai 35,3 dolar AS pada 2032 atau dengan pertumbuhan (CAGR) sebesar 22,89%.

Mordor Intelligence mencatat, wilayah dengan pertumbuhan pasar pertanian vertikal terbesar ialah Asia-Pasific. Pasar pertanian vertikal Asia Pasifik menyumbang bagi hasil sebesar 28,4% pada tahun 2022.

Sementara itu, Amerika Utara menjadi pangsa pasar pertanian vertikal terbesar dengan ukuran pasar sebesar 1,62 miliar dolar AS pada 2022. Sedangkan, pasar pertanian vertikal AS bernilai USD 552,7 juta pada tahun yang sama.

Dengan mekanisme pertumbuhan, segmen metode hidroponik telah memegang pangsa pendapatan terbesar dengan persentase 41% pada tahun tersebut. Hidroponik lebih memiliki pangsa pasar yang luas karena sistem tersebut menggunakan sedikit air akan tetapi cita rasa hasil pertanian lebih unggul.

Faktor utama yang mendorong trend pertanian vertikal ialah semakin bertumbuhnya populasi sehingga lahan yang dijadikan pertanian horizontal semakin berkurang. Lebih lanjut, Precedence Research mengungkap pertanian vertikal lebih stabil dibanding pertanian konvensional karena sistem pertanian yang tidak bergantung pada cahaya matahari.

Hasil pertanian vertikal semakin diminati karena menghindari penggunaan pestisida sehingga menghasilkan tanaman buah dan sayur yang lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi.

Penulis: Aslamatur Rizqiyah
Editor: Iip M Aditiya

Konten Terkait

Film Bajakan "Oppenheimer" Menjadi Film Bajakan dengan Pangsa Pasar Terbesar

Film-film asing sering kali menjadi incaran penonton yang penasaran namun tidak memiliki akses langsung, mendorong bertumbuhnya pasar film bajakan.

Inside Out 2 Rajai Pasar Film Pixar

Popularitas ini mencerminkan kompleksitas dari selera penonton serta kemampuan cerita untuk menghubungkan audiens di berbagai belahan dunia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini

atau

Untuk mempercepat proses masuk atau pembuatan akun, bisa memakai akun media sosial.

Hubungkan dengan Google Hubungkan dengan Facebook