Industri peternakan babi di Indonesia memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dan perekonomian masyarakat di beberapa daerah. Produksi dan populasi babi di setiap provinsi bervariasi, dipengaruhi oleh faktor geografis dan budaya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah populasi dan produksi babi di Indonesia tersebar secara tidak merata. Artikel ini akan membahas secara mendalam berdasarkan sebaran jumlah produksinya.
Provinsi dengan Produksi Babi Tertinggi di Indonesia
Berdasarkan data produksi babi di 2023, terdapat perbedaan signifikan dalam jumlah produksi di setiap provinsi di Indonesia. Bali menjadi provinsi dengan jumlah produksi tertinggi mencapai 51.391 ton, diikuti oleh dengan Sulawesi Utara sebanyak 27.420 ton.
Sementara itu, beberapa provinsi lain juga tercatat sebagai angka produksi yang cukup tinggi, seperti Sumatera Utara 11.637,90 ton, Kalimantan Barat 4.898,80 ton, dan DKI Jakarta 4.739,90 ton.
Secara keseluruhan produksi babi di Indonesia cenderung lebih tinggi di wilayah dengan mayoritas penduduk yang mengonsumsi daging babi, seperti Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara.
Hal ini dapat menunjukkan bahwa adanya faktor budaya dan preferensi konsumsi yang dapat mempengaruhi tingkat produksi babi di berbagai daerah di Indonesia.
Data Populasi Babi di Berbagai Provinsi Indonesia
Populasi babi di Indonesia menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan antarprovinsi. Nusa Tenggara Timur tercatat sebagai provinsi dengan populasi babi tertinggi, mencapai 2.132.124 ekor. Sulawesi Selatan dan Papua Pegunungan juga memiliki populasi besar,masing-masing sebanyak 952.067 ekor dan 481,521 ekor.
Selain itu, beberapa daerah lain seperti Papua Tengah 406.936, Sulawesi utara 397.942 ekor, Bali 371,499 ekor, dan Papua Tengah 406.936 juga memiliki jumlah populasi yang cukup tinggi. Di sisi lain, beberapa provinsi memiliki jumlah populasi babi yang jauh lebih rendah.
Misalnya, DKI Jakarta tidak memiliki populasi babi sama sekali, seperti Banten 1.404 ekor, Jambi 1.687 ekor, Bengkulu 1.645 ekor, dam Aceh 2.086 ekor mencatatkan angka yang relatif kecil. Beberapa provinsi di Pulau Kalimantan dan Sumatera juga memiliki populasi yang lebih rendah dibandingkan daerah lain.
Sebaran populasi babi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti budaya, kebijakan pemerintah daerah, serta kondisi geografis dan ekonomi di masing-masing wilayah. Provinsi dengan jumlah penduduk mayoritas mengonsumsi daging babi cenderung memiliki populasi yang lebih tinggi. Sementara dengan mayoritas penduduk muslim, seperti DKI Jakarta memiliki populasi babi yang sangat rendah atau bahkan tidak ada.
Baca Juga: Jenis Daging Paling Populer di Indonesia, Ikan & Seafood Mendominasi
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Muhammad Sholeh