Presiden Prabowo Subianto memasang deretan target ambisius selama masa kepemimpinannya, salah satunya adalah mengenai gross national income (GNI) atau pendapatan nasional bruto per kapita.
Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025, Prabowo menargetkan pertumbuhan pendapatan per kapita mencapai 66% pada akhir masa kepemimpinannya.
GNI sendiri merupakan indikator yang digunakan oleh World Bank untuk mengukur tingkat pendapatan dan kesejahteraan suatu negara. World Bank menggunakan ukuran ini untuk mengklasifikasi negara di dunia ke dalam beberapa kelompok pada 2025, yakni sebagai berikut.
- GNI di atas US$14.005 per kapita termasuk negara berpendapatan tinggi
- GNI antara US$4.516-US$14.005 termasuk negara berpendapatan menengah ke atas
- GNI antara US$1.146-US$4.515 termasuk negara berpendapatan menengah ke bawah
- GNI sebesar US$1.145 atau kurang termasuk negara berpendapatan rendah
Indonesia tercatat memiliki GNI sebesar US$4.810 per kapita pada 2023, yang menurut klasifikasi masih masuk golongan negara berpendapatan menengah ke atas.
Pada 2025, GNI Indonesia ditargetkan mencapai US$5.410 per kapita, masih masuk kategori negara berpendapatan menengah ke atas, sedangkan pada 2029, target yang dipasang jauh lebih tinggi lagi, naik 66% dibanding tahun 2023 menjadi US$8.000 per kapita.
Sejalan dengan itu, Prabowo juga menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8% pada 2029, target ambisius yang tentunya membutuhkan upaya berkelanjutan dari setiap pihak dalam pencapaiannya.
Pada 2025, target pertumbuhan ekonomi dipatok pada angka 5,3%, yang kemudian terus naik menjadi 6,3% pada 2026, 7,5% pada 2027, dan 7,7% pada 2028, sebelum akhirnya mencapai 8% pada akhir masa kepemimpinannya.
Terdapat 8 strategi utama dalam pencapaian target ini, yakni sebagai berikut.
- Peningkatan produktivitas pertanian menuju swasembada pangan
- Industrialisasi/hilirisasi sektor padat karya berorientasi ekspor dan berkelanjutan
- Pariwisata dan ekonomi kreatif
- Ekonomi biru dan ekonomi hijau
- Perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
- Transformasi digital
- Foreign direct investment (FDI) berorientasi ekspor dan investasi non-APBN
- Belanja negara untuk produktivitas melalui program makan bergizi gratis, pembangunan 3 juta rumah, dan lain-lain
Lebih lanjut, Prabowo juga menargetkan proporsi kelas menengah di Indonesia naik menjadi 17,5% pada 2025 dan mencapai 20% pada 2029. Kelas menengah menurut Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan masyarakat dengan pengeluaran antara 3,5 hingga 17 kali lipat dari garis kemiskinan nasional.
"Peningkatan proporsi kelompok kelas menengah menciptakan kebutuhan konsumsi yang lebih beragam, termasuk kebutuhan gaya hidup baru (new lifestyle) sehingga berpotensi meningkatkan daya beli," tulis RPJMN 2025-2029 tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8% pada 2029
Penulis: Agnes Z. Yonatan
Editor: Editor