Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah populasi dunia terus mengalami peningkatan. Akibatnya, jumlah konsumsi energi pun juga cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Energi yang dikonsumsi ini dapat berasal dari berbagai sumber, baik sumber terbarukan maupun sumber tidak terbarukan. Secara global, konsumsi energi primer masih bergantung pada sumber tidak terbarukan, utamanya dari fosil untuk menghasilkan energi.
Minyak dan Batu Bara, Konsumsi Energi Primer Tertinggi
Konsumsi energi primer adalah total jumlah energi yang digunakan secara langsung dari berbagai sumber yang berasal dari alam, baik terbarukan maupun tak terbarukan. Per tahun 2023, konsumsi energi primer dunia mencapai 183.230 TWh (Terawatt hour).
Melansir dari Eurostat, Terawatt hours atau Terawatt jam merupakan satuan energi yang mewakili satu triliun watt jam. Satu TWh setara dengan daya tetap sebesar satu triliun watt yang berjalan selama satu jam. Ini berarti selama satu jam, dunia mengkonsumsi energi sebesar 183.230 triliun watt.
Sumber Energi Tak Terbarukan (Unrenewable Source)
Nyatanya, sumber energi tak terbarukan masih menjadi energi primer yang dikonsumsi masyarakat dunia. Sumber energi yang tak terbarukan terdiri dari bahan bakar fosil dan nuklir.
Minyak, batu bara, dan gas alam sebagai bahan bakar fosil mendominasi sebagai sumber penghasil energi primer, masing-masing menyumbang 54.564 TWh, 45.565 TWh, dan 40.102 TWh energi primer dunia. Dengan total energi 140.231 TWh, bahan bakar fosil menghasilkan 76,54% dari keseluruhan total energi primer global.
Per tahun 2023, nuklir mampu menghasilkan energi sebesar 6.824 TWh atau 3,72% dari energi primer dunia. Nuklir termasuk dalam sumber energi tak terbarukan karena bersumber dari uranium sebagai bahan bakarnya. Uranium sendiri merupakan hasil tambang yang terbatas dan hanya ada di lokasi-lokasi tertentu saja.
Walaupun tak terbarukan, limbah nuklir bisa di daur ulang dan menjadi sumber energi seperti MOX (mixed oxide). Melansir dari Orano, MOX telah digunakan untuk menyuplai 44 reaktor di seluruh dunia. Nuklir dikatakan sebagai sumber energi yang bersih karena menghasilkan gas rumah kaca yang rendah serta limbahnya dapat di daur ulang.
Sumber Energi Terbarukan (Renewable Source)
Sumber energi tak terbarukan tentunya akan habis di masa depan jika digunakan secara terus menerus. Oleh karena itu, manusia kini mencari sumber energi lain untuk digunakan. Sumber energi terbarukan belakangan ini menjadi tren dan konsumsinya terus mengalami peningkatan walaupun belum dapat mengimbangi sumber energi tak terbarukan.
Dev Millstein, seorang ilmuwan di laboratorium nasional Lawrence Berkeley menyatakan di The Guardian bahwa dari 2019-2022, pembangkit listrik tenaga surya dan angin di Amerika Serikat (AS) telah meningkat sebanyak 55%. Di tahun 2022, sebanyak 14% energi di AS disuplai oleh pembangkit listrik tenaga surya dan angin.
Sumber energi terbarukan yang menghasilkan energi primer terbesar yang dikonsumsi secara global adalah biomassa tradisional. Biomassa tradisional menghasilkan 11.111 TWh energi, setara dengan 6,06% dari total konsumsi energi primer dunia.
Berbeda tipis dengan sumber energi air yang menghasilkan 11.014 TWh energi atau sekitar 6,01%. Biomassa tradisional sendiri adalah sumber energi dari pembakaran bahan-bahan organik seperti kayu, limbah pertanian, serta kotoran hewan.
Kenapa Bahan Bakar Fosil Masih Populer?
Bahan bakar fosil masih terus digunakan secara besar-besaran hingga saat ini karena energinya yang besar, murah, serta mudah digunakan. Melansir dari BBC, biaya produksi bahan bakar fosil tergolong murah, menjadikannya sumber energi yang dapat diandalkan terus menerus.
Tidak hanya itu, bahan bakar fosil biasa ditemukan dalam jumlah besar dari satu lokasi sehingga dapat menjadi cadangan energi selama bertahun-tahun. Inilah yang menjadikan bahan bakar fosil tetap populer sebagai sumber penghasil energi di seluruh dunia.
Baca Juga: Indeks Transisi Energi Indonesia Termasuk yang Tertinggi di ASEAN
Penulis: Shofiyah Rahmatillah
Editor: Editor