Sudah bertahun-tahun sejak “belanja online” menjadi kegiatan yang marak dilakukan, bahkan dinormalisasi dan sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat dari berbagai kalangan. Hal ini membuktikan keberhasilannya sebagai salah satu metode belanja yang diperhitungkan, dinilai efektif, serta mampu memenuhi ekspektasi dan kebutuhan konsumen.
Apalagi, semakin banyak metode dan teknologi yang dikembangkan untuk menunjang pengalaman berbelanja dengan optimal. Misalnya saja, kian hari kian bertambah jumlah marketplace dan brand kecantikan yang mengintegrasikan teknologi AR (Augmented Reality) dan AI (Artificial Intelligence) untuk menciptakan pengalaman “tes produk” yang sebelumnya hanya bisa didapatkan jika berbelanja langsung di toko.
Kendati demikian, daripada menggantikan suatu kebiasaan, digitalisasi sebenarnya justru menambah opsi yang berbeda untuk mewujudkan suatu kebutuhan. Kini, berbelanja tanpa harus datang ke toko adalah pilihan yang memungkinkan untuk diambil, akan tetapi datang langsung ke toko untuk berbelanja tentu masih dapat dilakukan.
Omni Channel Shopping: Tersedianya Beragam Opsi Belanja di Era Digital
Oleh karena semakin bervariasinya opsi yang bisa dipilih, maka banyak di antara masyarakat yang pada akhirnya memanfaatkan kondisi ini untuk memaksimalkan pengalaman mereka. Dalam konteks aktivitas jual-beli, inilah yang diistilahkan sebagai “omni channel shopping” yakni berbelanja melalui lebih dari 1 alternatif, yakni secara offline dan juga online.
Biasanya, para omni-shoppers memanfaatkan keberadaan variasi pilihan ini untuk mewujudkan pengalaman belanja terbaik yang sesuai dengan prioritas dan tujuan mereka.
Misalnya, ada yang datang ke toko untuk mengetes kecocokan suatu produk, kemudian membeli produknya di e-commerce dengan harga yang lebih murah. Ada pula yang sebaliknya, melakukan riset produk di internet, kemudian datang ke toko untuk berkonsultasi dengan beauty advisor secara langsung dan membeli produk yang menjadi pilihannya.
Belanja Offline Masih Digandrungi, Bahkan oleh “Omni Shoppers”
Namun, dari beragamnya opsi belanja yang ada, rupanya masih banyak masyarakat yang lebih memilih untuk berbelanja secara offline. Hasil survei yang dilakukan oleh SOCO dalam laporannya yang berjudul Insight Factory menunjukkan persentase konsumen yang membeli produk makeup dan skincare dengan langsung mendatangi toko lebih tinggi daripada persentase konsumen yang membeli jenis produk yang sama melalui internet.
Baik milenial maupun gen Z menunjukan kecenderungan yang sama—responden dari kedua kelompok usia ini mengaku lebih suka untuk berbelanja langsung di toko kecantikan. Persentase responden dari kedua generasi ini yang memiliki preferensi untuk belanja produk kecantikan secara offline juga meningkat dari tahun 2022 ke 2023.
Dikutip dari laporan yang sama, terdapat lebih banyak responden yang mengaku sebagai omni shopper menyatakan bahwa frekuensi belanja mereka di toko masih lebih sering daripada frekuensi belanja online, dengan proporsi yang mendekati 70%.
Mengapa Banyak Konsumen Memilih Belanja Offline?
Dikutip dari Techverse.asia, Quantitative Research Executive Populix, Vania Kartika Artanti, menjelaskan bahwa banyak konsumen yang berprinsip bahwa sebelum membeli suatu produk, mereka harus dapat melihat produk itu secara langsung terlebih dahulu. Alasan inilah yang mendasari sebagian besar responden survei Insight Factory (77%) menomorsatukan opsi belanja offline.
Selain itu, alasan keamanan (66%) juga mendasari konsumen untuk membeli barangnya sendiri tanpa perantara pihak lain seperti jasa pengiriman. Dengan membelanjakan suatu produk dan membawanya pulang secara mandiri, konsumen merasa lebih dapat memegang kendali akan keterjaminan kondisi barang kecantikan yang ia beli.
"Konsumen mungkin khawatir bahwa produk yang dipesan secara online dapat rusak atau hilang selama proses pengiriman. Dengan berbelanja langsung di toko, mereka dapat menghindari risiko ini dan memastikan bahwa produk yang mereka beli dalam kondisi yang baik," tutur Vania.
Alasan lainnya meliputi keinginan untuk berkonsultasi dengan beauty advisor (61%) untuk mendapatkan penjelasan yang lengkap mengenai produk yang hendak dibeli, bahkan rekomendasi produk.
Ada juga yang memiliki alasan yang terbilang unik dibalik pilihannya berbelanja produk kecantikan secara offline. Sebesar 58% responden mengaku awalnya tidak bertujuan untuk membeli produk makeup maupun skincare, akan tetapi setelah berjalan melewati gerai kecantikan, mereka pun tertarik untuk membeli sesuatu dari gerai tersebut.
Baca Juga: "Dokter Detektif" TikTok Bongkar Klaim Kandungan Skincare yang Berlebihan
Penulis: Damare Lazuardi
Editor: Editor