Jember Fashion Carnaval (JFC) adalah sebuah event busana internasional yang digelar setiap tahunnya di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ratusan ribu penonton memadati jalan utama untuk menyaksikan 10 defile.
Defile pertama bernama Archipelago yang mengusung tema busana tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa, Bali, Madura, Dayak, Papua, Sumatra, dan lainnya. Sementara defile lainnya menampilkan tren fashion global dari negara, komunitas, film, hingga peristiwa dunia. Semua kostum dikompetisikan untuk dapat meraih penghargaan.
Dalam artikel ini akan mengulik lebih mendalam mengenai fakta JFC yang belum banyak orang ketahui.
Sejarah Berdirinya JFC
JFC pertama kali digelar pada tahun 2001 atas inisiatif Dynand Fariz, awal munculnya inspirasi saat perayaan HUT Kota Jember, di mana atraksi Reog Ponorogo dapat menarik perhatian masyarakat. Dengan melihat antusiasme warga, Dynand memiliki ide untuk menciptakan parade jalan kaki dengan kostum meriah dan berkarakter khas Jember.
Kemudian, pada tahun 2003, ide tersebut mulai dikembangkan bersama tim, mulai dengan perencanaan matang dengan visi-misi, pemilihan tema, hingga inovasi desain busana. JFC resmi digelar pada 1 Januari 2003 di alun-alun Jember yang bertepatan dengan ulang tahun kota.
Acara tersebut diikuti oleh 50 peserta yang merupakan karyawan dari rumah mode dan salon milik Dynand serta keluarganya dengan menampilkan tiga defile bertemakan Punk, Gipsy, dan Cowboy.
Sejak saat itu, JFC terus berkembang dan menjadi sebuah ajang tahunan yang dapat menarik perhatian hingga internasional. Dukungan pun mulai berdatangan, mulai dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang menjadikan JFC sebagai acara resmi tahunan di Indonesia.
Pencapaian Gemilang Jember Fashion Carnaval
Salah satu pencapaian yang dapat membanggkan JFC adalah dinobatkan sebagai karnaval terbaik di Indonesia, sekaligus dapat menempati posisi keempat sebagai karnaval paling unik dan meriah di dunia.
Popularitas JFC berhasil menembus kancah internasional turut memberikan dampak positif pada sektor pariwisata di Jember. Efek lainnya yang dapat dirasakan dalam pertumbuhan ekonomi lokal, Arif Tjahyono, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember, menyebut dalam majalah Halo Jember bahwa Jember dapat menempati posisi ketujuh sebagai destinasi terpopuler di Jawa Timur.
Agenda Tahunan JFC
Jember Fashion Carnaval diselenggarakan setiap tahun, biasanya selama empat hingga lima hari pada waktu yang telah ditentukan. Rangkaian acaranya tidak hanya menampilkan parade kostum spektakuler, tetapi juga dapat mencakup berbagai kegiatan lain yang masih menjadi bagian dari rangkaian utama JFC.
Kegiatan tersebut antara lain dapat berupa upacara pembukaan (opening ceremony), karnaval hewan peliharaan (pets carnival), konferensi internasional, pameran internasional, kids carnival, rhythm artwear, dan Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (WACI).
Ragam Tema yang Ditampilkan dalam JFC
JFC bukan hanya sekadar parade biasa, melainkan sebuah ajang yang dirancang secara matang dengan sentuhan kreativitas yang terus berkembang. Setiap tahunnya, JFC selalu menghadirkan tema yang berbeda.
Pada 2017, tema yang diangkat “Victoria Unity Diversity” yang merefleksikan keberhasilan Indonesia dalam meraih penghargaan kostum nasional terbaik, baik untuk kategori pria maupun wanita di berbagai ajang internasional.
Setahun kemudian di 2018, mengusung tema “Asialight” bertepatan dengan momentum Asia Games 2018 di Indonesia. Kemudian, pada 2019, bertema “Tribal Grandeur” menggambarkan kemegahan budaya suku-suku di dunia. Tema ini dapat menegaskan posisi Jember sebagai kota karnaval bertaraf Internasional.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang tema Jember Fashion Carnaval bisa kunjungi situs jembertourism.com.
Jumlah Pengunjung JFC Setiap Tahun
Menurut situs resmi Jember Fashion Carnaval, total pengunjung setiap tahunnya dapat mencapai lebih dari 950.000 orang, terdiri dari masyarakat lokal, wisatawan, media. serta fotografer dari berbagai kalangan usia dengan mengabdikan parade kostum dengan melintasi jalan sepanjang 3,6 km.
Selain itu, lebih dari 2.500 UMKM dari seluruh Indonesia turut meramaikan pasar JFC dengan menawarkan berbagai produk dan layanan inovatif, mulai dari kerajinan tangan hingga makanan yang dapat menggugah selera.
Lebih dari 500 bintang tamu dan peserta berpartisipasi dalam JFC dan tak kalah penting lebih dari 50 mitra baik lokal dan internasional ikut mendukung acara ini untuk mendukung kesuksesan acara JFC.
Berikut tabel ringkasan fakta mengenai Jember Fashion Carnaval (JFC).
Aspek | Ringkasan |
Sejarah Berdirinya JFC | Pertama kali digelar pada 2001 oleh Dynand Fariz terinspirasi dari HUT Kota Jember. JFC pertama kali diselenggarakan 1 Januari 2003. |
Pencapaian JFC | JFC menduduki peringkat keempat karnaval paling uni di dunia dan berdampak positif pada sektor pariwisata lokal di Jember. |
Agenda Tahunan JFC | JFC diadakan setiap tahun 4-5 hari. |
Tema yang Ditampilkam | Setiap tahun dapat mengusung sebuah tema yang berbeda. |
Jumlah Pengunjung JFC | Lebih dari 950 ribu pengunjung hadir, bersama 2.500 UMKM, 500 peserta, dan lebih dari 50 mitra nasional dan internasional. |
Baca Juga: Mayoritas Orang Indonesia Anggap ‘Fashion’ Penting
Penulis: Ucy Sugiarti
Editor: Muhammad Sholeh